FahriKolomOpini

Momen Hari Ibu; Aplikasikan Bakti Kita Dengan Bukti

har ibu
0

Momen hari ibu termasuk momen yang ditunggu-tunggu. Memang kewajiban menghormati dan patuh terhadap ibu tidak hanya berlaku pada tanggal ini saja. Bukan itu yang kita bahas. Tapi lebih kepada penempatan hari spesial bagi para ibu. Dimana kita diingatkan kembali atas jasa-jasa yang telah ibu berikan meliputi pengorbanan dan kasih sayang. Menurut Wikipedia, hari ibu merupakan hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Mengingat pentingnya akan perjuangan seorang ibu Ir. Soekarno menetapkan hari ibu di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.

                Di momen spesial ini, kita wujudkan dalam bentuk ketaatan. Bagaimana kalau orang tua sudah meninggal? Tetap kita bisa merayakannya dengan senantiasa mengirim doa yang terbaik bagi sang bunda. Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk cinta kepada ibu. Al quran banyak menyinggung tentang hal ini. Selain itu, banyak juga riwayat hadist yang menceritakan keutamaan seorang ibu. Suatu saat Nabi Muhammad ditanya:

يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ (البخاري و مسلم)

Dari Abu Hurairah r.a, Rasululloh SAW bersabda, “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim : 5971).

                Jangan sekali-kali berlawanan terhadap hal yang ibu perintahkan. Sebuah cerita, ketika penulis ingin main ke rumah teman, penulis sengaja tidak pamit kepada ibu. Hal itu penulis sengaja lakukan karena tahu ibu bakal ga’ bolehin karena dirumah ada acara. Dengan memilih keluar rumah tanpa izin, ditengah perjalanan suatu yang tak terduga menimpa penulis. Sebuah pengendara yang berusaha menyalip tak mampu mengendalikan motornya hingga akhirnya menabrak motor yang penulis kendarai dari belakang. Meskipun tidak sampai parah, disitu penulis ingat bahwa penulis belum minta ridho orang tua. Ini adalah pelajaran semua, khususnya penulis agar senantiasa meminta ridho orang tua sebelum bertindak dan memutuskan sesuatu.

Habib Umar bin Hafidz berkata “jadikan orang tuamu raja, maka rezekimu seperti raja”. Jikalau seorang anak berbakti dan menghormati orang tua bak raja, maka rezekinya akan terus mengalir. Mungkin hinggap dipikiran kita bahwa seorang yang durhaka juga sama memiliki kesempatan untuk kaya. Ya, mereka kaya, tapi tidak bahagia. Untuk apa gelimang harta kalau tidak bahagia?. Nyatanya tidak semua orang yang punya harta bahagia? Dirundung masalah kanan dan kiri hingga mereka lupa bahwa mereka kaya.

Meskipun ibumu belum bisa megabulkan semua keinginan kita, setidaknya beliau sudah berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan kita. Maka sekali-kali jangan kecewakan ia dengan hal-hal negatif. Bagaimana ia berusaha keras untuk menghidupi seorang anak, kasih sayangnya yang tak terhingga, pengorbanan yang ia lakukan demi kebahagiaan kita sebagai anaknya. Kasih sayang dari seorang ibu begitu nyata dan tulus. Ia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, karena yang ada dipikirannya hanya anak, anak dan anak saja. Bahkan ia pun tidak segan-segan bekerja keras demi memenuhi semua keinginan sang anak. Tugasnya seorang ibu tidaklah mudah, ia harus mendidik, merawat dan membesarkan anaknya sekaligus ia pun harus mengurus keperluan rumah tangga yang lainnya. Namun meskipun begitu, ia tidak pernah mengeluh sama sekali. Justru semuanya itu ia lakukan dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab yang begitu besar. Kita bisa saksikan sendiri, begitu banyak sekali ibu yang harus bekerja banting tulang demi membiayai anak dan keluarga. Seorang ibu tidak segan-segan melakukan pekerjaan yang berat sekali pun demi masa depan sang anak. Anak merupakan harta paling indah yang telah Allah SWT berikan untuk dirinya. Apapun dan bagaimana pun keadaan sang anak, seorang ibu akan menerima dengan setulus hatinya.

Bukan kekayaan seorang anak yang membuat ibu bahagia, tapi yang membuatnya bahagia adalah ketika anaknya berakhlak mulia. Di momen hari ibu ini, mari kita mengaplikasikan bakti kita dengan bukti, melindungi, menyayangi dan menaati semua perintahnya selama tidak bertentangan dengan syariat. Jadikan ia sebagai raja dan yakinlah setiap doa yang keluar dari lisan beliau bagaikan doa nabi kepada umatnya.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Giliran IMTAZ Malaysia Tilik Manajemen Ponpes Dalwa

Previous article

Cara Merintis Akun Youtube, Di Forum Diskusi Literasi Dalwa

Next article

Comments

Leave a reply