ArtikelRedaksi

Mengenal Lebih Dekat Rasulullah Dengan Kisah Kasih Sayang Beliau

0

Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam adalah pribadi yang dikenal lembut dan memiliki kasih sayang yang berlimpah. Itulah mengapa segala bentuk tindakan yang pernah beliau lakukan dijadikan sebagai panutan dan suri tauladan bagi umat Islam dalam mejalankan kehidupan atau aktivitas sehari-hari. Rasulullah tidak hanya mengajarkan kita bagaimana mencintai Allah Subhanahu Wata’ala sebagai sang Pencipta, tetapi juga bagaimana mencintai ciptaan Allah yang lainnya.

Beliau adalah cahaya yang menerangi kegelapan, lambang belas kasihan, serta teladan kebajikan. Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa kita harus lebih baik dalam menghadapi kebencian, daripada harus berada di tingkat yang sama dengan mereka yang membenci.

Dimomen kelahiran Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam ini Dalwa berita akan mengupas sekelumit pelajaran cinta dan kasih sayang dari Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang harus kita teladani.

  1. Memaafkan lebih baik daripada membalas dendam

Kita pasti sudah sering mendengar tentang peristiwa perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Makkah menuju Thaif, ketika Nabi memilih belas kasihan daripada pembalasan dendam dan juga harapan daripada keputusasaan.

Sebagai bagian dari misi Nabi untuk menyebarkan pesan dan ajaran Islam bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah Subhanahu Wata’ala, maka Rasulullah pergi ke Ta’if untuk mengajak mereka agar beriman kepada Allah. Namun, pesannya tidak hanya ditolak, tetapi beliau juga dihina oleh orang-orang Ta’if.

Anak-anak diperintahkan oleh orang tua mereka untuk melempar batu ke arah Nabi dan beliau pun diusir dari kota. Ditolak dan disakiti secara fisik, Nabi Shalllallahu ‘alaihi wasallam mengadu kepada Allah dengan membacakan doa berikut,

اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي  أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك  أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك

“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha kasih sayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.” (Al-Mu’jam Al-Kabir oleh Imam At-Tabrani)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menanggapi dengan kemarahan dan pembalasan. Sebaliknya, beliau mendoakan mereka yang telah menghina dan menyakitinya. Nabi bangkit di atas kebencian dan permusuhan. Hatinya penuh harapan dan belas kasihan. Sampai pada akhirnya, saat ini, Ta’if adalah kota yang indah dengan penduduknya yang memeluk agama Islam

  1. Selalu melihat yang terbaik dari orang lain

Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan kita bahwa melalui cinta dan kasih sayang, seseorang dapat tertarik pada keindahan Islam. Contohnya bisa terlihat dari perjalanan sahabat Nabi, Umar bin khattab.Hari-hari awal Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu menunjukkan bahwa dia adalah musuh Rasulullah yang telah menantang pesan Nabi sebelum menjadi seorang Muslim. Bahkan saat itu Rasulullah memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk melembutkan hatinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wasallam memohon,

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua pria yang lebih engkau cintai: Abu Jahal atau Umar bin Khattab.” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Imam Ahmad).

Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu akhirnya menerima Islam setelah dia mengkonfrontasi saudara perempuannya karena dia beriman. Dia marah karena saudara perempuannya telah meninggalkan kepercayaan tradisional mereka dan menerima Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam. Namun, kelembutan saudara perempuannya, yang tidak menentang konfrontasinya justru melembutkan hati Umar.

Dari kisah tersebut terlihat jelas bahwa melalui cinta dan belas kasih sayang, bahkan hati yang paling keras pun dapat dilunakkan. Umumnya, banyak dari kita mungkin berpikir bahwa semakin keras kita, semakin baik bagi kita untuk melawan mereka yang membenci kita. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Nabi Shalllallahu ‘alaihi wasallam. Beliau justru menunjukkan bahwa cinta mampu mengalahkan kebencian. Kebencian harus dilawan dengan cinta dan belas kasihan, bukan permusuhan dan kekerasan.

  1. Cinta terhadap sesama dan menjunjung kemanusiaan

Salah satu ajaran cinta dari Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam adalah agar kita saling mencintai. Nabi Shalllallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita bahwa apa yang kita cintai untuk diri kita sendiri juga harus menjadi apa yang kita cintai untuk orang lain. Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengingatkan kita pada aturan ini,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) hingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang ulama Syria Syekh Mustafa Bugha mengomentari hadis ini dalam bukunya Al-Wafi Syarah Hadis Arbain Imam An-Nawawi, disebutkan bahwa ‘saudara’ di sini tidak terbatas pada sesama mukmin saja, tetapi dapat meluas ke seluruh umat manusia.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus menjadi tetangga yang baik. Kita tidak boleh merampas hak orang lain dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu dan merugikan mereka.

  1. Cinta untuk ciptaan dan makhluk Allah SWT yang lain

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menunjukkan bagaimana kita harus memperlakukan makhluk hidup lainnya dengan cinta dan kasih sayang. Beliau memperingatkan agar tidak menyakiti hewan. Dalam sebuah hadis, disebutkan kisah nasib seorang perempuan yang menelantarkan kucing. Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah RA,

عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلاَ هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ هِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلاً

Dari Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sampai mati, dan dia masuk Neraka karena kucing itu, karena dia tidak memberinya makan dan tidak memberinya air ketika dia menguncinya, juga tidak membiarkannya memakannya. pengganggu bumi.” (HR. Muslim).

Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam selalu bersikap lembut dengan ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala yang lain. Meskipun kita menganggap beberapa hewan tidak suci, umat Islam diharapkan untuk menghormati dan menangani mereka dengan cinta dan kasih sayang.

Misalnya, dalam berurusan dengan anjing, Nabi Shalllallahu ‘alaihi wasallam tidak mengajarkan kita untuk membenci mereka. Bahkan, Nabi Shalllallahu ‘alaihi wasallam memberi tahu tentang manfaat memberi makan anjing.Tidak hanya binatang, Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam juga menekankan kepada kita bahwa kita memiliki kewajiban untuk merawat dan memperhatikan lingkungan. Seperti dalam sebuah hadis:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

“Tidaklah seorang muslim yang menanam pohon atau menabur benih, kemudian burung, atau manusia, atau binatang memakannya, kecuali itu termasuk sedekah.” (HR. Bukhari). Itulah 4 pelajaran cinta dan kasih sayang dari Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang perlu kita ketahui dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua bisa menerapkan apa yang menjadi ajarannya ya..

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

AKAN INDAH PADA WAKTUNYA

Previous article

Hasil Rapat Koordinasi Perpulangan Ponpes Dalwa Selengkapnya; Cek Disini

Next article

Comments

Leave a reply