KontributorOpiniPuisiUktub Competition

Diambang Kekalahan: Bagaimana Islam Menyoroti Konflik Panjang Israel-Palestina

0

Tangis menggema di mana-mana,
Beradu padu dengan suara tembakan dan bom.
Teriakan demi teriakan memenuhi kota,
Membuat suasana semakin mencekam.

Aku hanya bocah yang mencari perlindungan,
Orang tua dan saudara telah mati,
Dihabisi kebengisan perang.
Semua orang berlari,
Mencari tempat aman,
Mempertaruhkan nyawa demi nyawa.

Aku hanya meringkuk di bawah naungan reruntuhan,
Tanpa harapan, apalagi kebahagiaan.
Jangan tanya seberapa sedihnya aku,
Atau seberapa putus asanya aku.

Terlalu menyakitkan,
Jika harus mengingat tentang kehilangan.
Hilanglah sudah harapan,
Hilanglah sudah tujuan.

Suara bom semakin mendekat,
Menjalar begitu cepat,
Hingga ke tempatku.
Tuhan, kapankah bahagia untukku datang?

(Muhammad Fadlan)

DI AMBANG KEKALAHAN

(Oleh: Juliari Agustian)

Palestina adalah sebuah wilayah yang memiliki sejarah panjang, melibatkan berbagai peradaban besar seperti Mesir Kuno dan Romawi. Pada akhir abad ke-19, gerakan Zionisme muncul dengan tujuan mendirikan negara bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Hingga saat ini, konflik antara Israel dan Palestina terus berlangsung, menciptakan situasi yang menyedihkan dan meresahkan, dengan dampak yang sangat berat bagi warga Palestina.

Bangsa Israel, pada hakikatnya, dikenal memiliki rasa takut yang mendalam terhadap kematian. Mereka menggunakan berbagai cara untuk melindungi diri dan mempertahankan keberlangsungan hidup, salah satunya adalah pembangunan sistem pertahanan canggih yang dikenal sebagai Iron Dome .

Iron Dome merupakan salah satu sistem perlindungan paling efektif di dunia. Sistem ini dirancang untuk menanggapi ancaman jarak pendek, terutama dari wilayah Gaza dan Lebanon. Kementerian Pertahanan Israel mengklaim bahwa sistem ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 90% dalam mencegat roket yang masuk. Saat ini, Israel memiliki sekitar 10 unit Iron Dome.

Namun demikian, efektivitas sistem ini bukanlah jaminan mutlak. Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces atau IDF) melaporkan bahwa Hizbullah telah menembakkan lebih dari 240 roket ke wilayah Israel. Sayangnya, tidak semua roket dapat dicegat, sehingga sejumlah roket berhasil menghantam target, menyebabkan kerusakan dan kebakaran di beberapa rumah di Israel.

Fenomena ini telah disinggung dalam Al-Qur’an, surah Al-Hasyr ayat 2, di mana Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَخْرَجَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ مِن دِيَـٰرِهِمْ لِأَوَّلِ ٱلْحَشْرِۚ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا۟ۖ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُم حُصُونُهُم مِّنَ ٱللَّهِ فَأَتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا۟ وَقَذَفَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم
ٱلأبْصَـٰر ِ

Artinya:
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran pertama. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka dapat melindungi mereka dari (siksaan) Allah. Tetapi (siksaan) Allah datang kepada mereka dari arah yang bukan sangka-sangka mereka, dan Dia melemparkan ketakutan ke dalam hati mereka, sehingga mereka membinasakan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin (kejadian itu) sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.”

Ayat ini menjadi pengingat bahwa sebesar apa pun kekuatan manusia, semuanya tetap berada dalam kekuasaan Allah.

Dalam ayat ini, Imam Al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya Anwar at-Tanzil menjelaskan bahwa kaum Yahudi sangat bergantung pada benteng-benteng yang mereka bangun. Mereka merasa bahwa benteng tersebut dapat memberikan perlindungan dan menjadikan mereka tak terkalahkan. Namun, Allah menurunkan azab kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka, menghancurkan rasa aman yang mereka andalkan.

Selain itu, Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya juga memberikan keterangan penting mengenai ayat ini. Beliau menjelaskan bahwa ketika ketetapan Allah datang, hal itu sering kali berbanding terbalik dengan apa yang mereka pikirkan atau rencanakan. Allah menetapkan rasa ketakutan yang mendalam di hati mereka, sehingga mereka kehilangan keberanian dan merasa terancam meskipun secara fisik mereka memiliki pertahanan yang kuat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kebergantungan mutlak pada materi atau strategi manusiawi saja tidak akan pernah cukup untuk memenuhi ketentuan ilahi. Allah mengingatkan melalui ayat ini bahwa kekuatan sejati hanya berasal dari-Nya, dan manusia tidak dapat lepas dari kehendak-Nya.

Maka dalam konsepsi ini, dapat kita simpulkan bahwa ketika kemenangan sudah berada di luar batas logika manusia, tidak ada lagi yang bisa menolong kecuali Allah, Insya Allah. Sebab, Allah-lah yang menguasai segala sesuatu di dunia ini. Dialah yang menjadikan sesuatu itu ada dan tiada. Tidak ada satu hal pun yang luput dari pengaturannya.

Peperangan ini hanyalah sebuah proses panjang dalam perjalanan hidup yang harus kita alami untuk menjadikan kita lebih kuat. Oleh karena itu, rapatkan barisan! Kita bukanlah generasi yang lemah tanpa tujuan. Sebaliknya, kita adalah generasi yang kuat, generasi yang sadar akan makna perjuangan. Sebuah perjuangan yang tidak hanya menguras keringat, tapi juga darah dan air mata.

Pada akhirnya, akan tiba suatu saat di mana kaum Muslimin di seluruh dunia bersatu, membentuk barisan yang kokoh dan padu. Saat itu, kita akan berdiri bersama, memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Kepada saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina, kami katakan: kami bersama kalian! Perjuangan kalian adalah perjuangan kami. Tetaplah teguh, karena kemenangan sejati adalah milik mereka yang beriman janji kepada Allah.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Closing Rektor Cup 2025 UII Dalwa: Langkah Awal ke Tingkat Internasional

Previous article

Intip Pembangunan Dalwa 5 dan Cari Tahu Rencana Akan Fungsinya

Next article

Comments

Leave a reply