Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar As-Segaf, yang dikenal sebagai Habib Abu Bakar Gresik, adalah seorang ulama besar asal Jawa Timur yang dikenal karena kedalaman ilmu, kesalehan, dan maqam beliau yang tinggi.
Lahir pada 16 Dzulhijjah 1285 H (30 Maret 1869 M) di Besuki, Situbondo, beliau merupakan keturunan langsung dari Rasulullah SAW melalui jalur Ba’alawi. Setelah ayahnya, Habib Muhammad bin Umar As-Segaf wafat saat beliau masih kecil, keluarga beliau pindah ke Gresik, tempat beliau menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam dakwah dan ibadah.
Pendidikan dan Masa Khalwat
Pada usia 8 tahun, Habib Abu Bakar hijrah ke Hadramaut, Yaman, untuk menuntut ilmu agama. Di sana, beliau berguru kepada sejumlah ulama besar, antara lain Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (Mufti Hadramaut saat itu), dan Habib Syeikh bin Umar As-Segaf. Setelah 9 tahun menuntut ilmu di Hadramaut, beliau kembali ke Jawa dan melanjutkan dakwahnya di Gresik.

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
Pada usia 20 tahun, beliau memutuskan untuk menjalani masa khalwat (uzlah) selama hampir 15 tahun, fokus pada ibadah dan penyucian diri. Setelah masa khalwat tersebut, beliau mulai aktif mendirikan majelis taklim dan dzikir, salah satunya adalah Majelis Rouhah di Gresik, yang menjadi pusat kajian tasawuf dan spiritualitas bagi masyarakat.
Karomah dan Keistimewaan
Habib Abu Bakar dikenal memiliki banyak karomah. Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika beliau muncul dari dalam laut untuk menyelamatkan kapal haji yang terombang-ambing dalam badai. Setelah kejadian tersebut, beliau meminta agar peristiwa itu tidak diceritakan selama beliau masih hidup.
Beliau juga dikenal karena kedalaman ilmu dan kesalehannya. Dalam majelis taklimnya, beliau mengkhatamkan kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali lebih dari 40 kali, dan setiap kali selesai mengkhatamkan kitab tersebut, beliau mengadakan jamuan makan untuk masyarakat.
Wafat dan Penerus Dakwah
Habib Abu Bakar wafat pada malam Senin, 17 Dzulhijah 1367 H (15 Juli 1957 M) dalam usia 91 tahun. Sebelum wafat, beliau berpuasa selama 15 hari dan sering menyatakan kebahagiaannya karena akan segera bertemu dengan Allah SWT . Beliau dimakamkan di sebelah Masjid Jami’ Gresik, bersanding dengan makam guru beliau, Habib Alwi bin Muhammad Hasyim Assegaf.

Makam Habib Abu Bakar Gresik bersanding dengan makam guru beliau, Habib Alwi bin Muhammad Hasyim Assegaf.
Perjalanan dakwah beliau dilanjutkan oleh para putranya, yaitu Habib Ali bin Abu Bakar dan Habib Segaf bin Abu Bakar. Majelis Rouhah yang beliau dirikan tetap menjadi pusat kajian dan dzikir bagi masyarakat Gresik dan sekitarnya.
Perjalanan hidup dan dakwah Habib Abu Bakar Gresik menjadi teladan bagi kita semua dalam menuntut ilmu, menjaga akhlak, dan beribadah dengan penuh keikhlasan.

Haul Habib Abu Bakar Gresik dihadiri oleh ratusan ribu jamaah dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara
(Dikutip dari liputan6.com ,ayongaji.org ,galerikitabkuning.com, santri.or.id,kompas.com)
(Daffa/red)
Comments