google-site-verification=p9qJozFAxhzGe34ILd9HveIilttSs1WdWWvHElDe9Xg
Redaksi

3 Mata Rantai Emas Keilmuan Dari Syekh Syadi Arbasyi ke Al-Imam An-Nawawi

3 Mata Rantai Emas Keilmuan Dari Syekh Syadi Arbasyi ke Al-Imam An-Nawawi
0

Bangil, Dalwa Berita – Selama 4 tahun, Syekh Syadi Arbasyi asal Syiria telah mengajar kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran karangan al-Imam an-Nawawi kepada para santri Ponpes Darullughah Wadda’wah. Dengan agenda rutin 2 pekan sekali pada hari Sabtu pagi dalam kegiatan Halaqah Shubhiyah, kini kitab tersebut berhasil dikhatamkan.

Kitab Attibyan fi Hamalatil Quran merupakan kitab yang membahas tentang adab dan etika berinteraksi dengan Al-Quran, baik saat membaca, mempelajari, maupun mengajarkannya.

Dalam Acara Ikhtitam pembacaan kitab Attibyan pada Jumat, 31 Oktober 2025, Syekh Syadi mengijazahkan 3 jalur sanad dzhahabiyah (mata rantai emas) dari para ulama, guru-guru beliau yang bersambung kepada pengarang kitab tersebut, Syaikh al-Islam al-Imam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf al-Nawawi.

Beliau menegaskan pentingnya sanad dalam menuntut ilmu.

“Dalam upaya masuknya ilmu kepada al-Imam an-Nawawi serta memenuhi aturan ilmu dan tradisi ulama dalam perihal sanad, maka setiap ilmu itu ada sanadnya,” ucap beliau kepada para santri.

Beliau menambahkan dalil dengan menukil hadits nabi,

إِنَّ هٰذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

Artinya: Ilmu ini adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama kalian.

Sebagai pengganti kitab At-Tibyan, beliau kini mengajarkan kitab lain karya Imam an-Nawawi, yaitu Bustanul Arifin, kitab yang membahas tentang ilmu tasawwuf.

Berikut 3 jalur sanad yang beliau sebutkan pada prosesi ijazah:

Sanad Pertama (melalui jalur para masyaikh negeri Syam):

Berkata Muhammad Syadi bin Mustafa bin Ali bin Muhammad ‘Arabsy ad-Dimasyqi al-Qathafi — semoga Allah memperlakukannya dengan kelembutan-Nya yang tersembunyi:

Aku meriwayatkan kitab “At-Tibyān fī Ādāb Ḥamalat al-Qur’ān” dari guru kami, seorang faqih Hanafiyah, Ahmad Muhammad Ramadhan ad-Dimasyqi (w. 1442 H), dari al-‘Allāmah Muhammad Shalih al-Furfur (w. 1407 H), dari Muhaddits ad-Diyār asy-Syāmiyyah (ahli hadis negeri Syam) Muhammad Badruddin al-Hasani (w. 1354 H), dan dari asy-Syaikh ‘Abdul Qadir al-Qassab ad-Dair‘athani (w. 1360 H).

Keduanya meriwayatkan dari asy-Syaikh Ibrahim as-Saqqa (w. 1298 H), dari al-‘Allāmah Muhammad al-Amir ash-Shaghir (w. 1249 H), dari ayahnya, Imam Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Amir al-Kabir (w. 1232 H), dari Imam Ahmad bin ‘Abd al-Fattah al-Mallawi (w. 1182 H), dari Imam Muhammad bin ‘Abd al-Baqi az-Zurqani (w. 1122 H), dari Imam Muhammad bin al-‘Ala’ al-Babili (w. 1077 H), dari Imam Salim bin Muhammad as-Sanhuri (w. 1015 H), dari al-Hafizh Najmuddin Muhammad bin Ahmad al-Ghaithi (w. 982 H), dari Syaikhul Islam Zakariya bin Muhammad al-Anshari (w. 925 H), dari asy-Syaikh Abu Ishaq ash-Shalihi, dari asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad ar-Raffa (w. 792 H), dan dari al-‘Izz             Ibn Kuwaik – dengan izin darinya dan mendengar langsung dari yang pertama.

Beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami al-‘Izz Abu ‘Umar ‘Abd al-‘Aziz bin al-Badr Ibn Jama‘ah (w. 767 H). Ia berkata – bersama Abu al-Yaman –: Telah mengabarkan kepada kami al-Badr Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ibrahim Ibn Jama‘ah (w. 733 H).

Putranya berkata: “Aku mendengarnya secara langsung.”
Dan beliau meriwayatkannya dari pengarangnya, Syaikhul Islam Abu Zakariya an-Nawawi – semoga Allah merahmatinya – (w. 676 H).

Sanad Kedua (melalui jalur para sayyid dari keluarga Ba‘Alawi yang mulia):

Berkata al-faqir Muhammad Syadi – semoga Allah mengampuninya dan menyertainya bersama orang-orang saleh dengan kelembutan dan kesehatan:

Aku juga meriwayatkannya dari guru kami al-Habib Salim bin ‘Abdillah asy-Syathiri – semoga Allah merahmatinya –, beliau berkata:
Telah mengabarkan kepadaku guruku, al-‘Allāmah al-Jalīl Kamil ‘Abdullah Shalah – semoga Allah merahmatinya –, dari as-Sayyid al-‘Allāmah ‘Abdullah bin Hamid ash-Shafi – semoga Allah merahmatinya –, dari as-Sayyid ‘Ali bin Muhammad al-Batthah, dari as-Sayyid Dawud bin ‘Abd ar-Rahman Hajar, dari al-Qadhi Muhammad bin ‘Ali al-‘imrani, dari al-Qadhi Shafiyyuddin Ahmad bin Muhammad Qathin, dari ‘Imaduddin as-Sayyid Yahya bin ‘Umar Maqbul al-Ahdal, dari ‘Abdullah bin Salim al-Bashri, dari Muhammad ‘Alaiddin al-Babili, dari Nuruddin ‘Ali bin Yahya az-Ziyyadi, dari al-Jamal as-Sayyid Yusuf bin ‘Abdullah al-Armayuni, dari al-Hafizh Abu al-Fadhl Jalaluddin bin ‘Abdurrahman as-Suyuthi, dari alamuddin Shalih bin ‘Umar bin Ruslan al-Bulqini, dari ayahnya Sirajuddin ‘Umar bin Ruslan al-Bulqini, dari Abu al-Hajjaj Yusuf bin ‘Abdurrahman al-Muzani, dari Imam al-Quthb Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi – semoga Allah meridhainya.

Sanad Ketiga (melalui jalur para ulama Indonesia):

Berkata al-faqir Muhammad Syadi – semoga Allah mengampuninya:

“Aku juga meriwayatkannya dari Fadhilatusy-Syaikh al-‘Allāmah Muhammad Hasan Hito – semoga Allah menjaganya –, dari gurunya Musnid al-‘Ashr Muhammad Yasin al-Fadani, dari para gurunya:

  • asy-Syaikh ‘Umar bin Hamdan al-MahrasiMuhaddits al-Haramain (ahli hadis dua Tanah Suci),
  • al-Muqri’ asy-Syaikh Ahmad bin ‘Abdullah al-Mukhallalati asy-Syami kemudian al-Makki,
  • al-Kyai al-Mutafannin Muhammad Baqir bin Nur al-Jukjawi kemudian al-Makki,
  • al-Kyai ‘Abdul Muhith bin Ya‘qub as-Sidraji kemudian al-Makki,
  • al-Kyai al-Mu‘ammar Baidhawi bin ‘Abdul ‘Aziz al-Lasemi,
  • al-Kyai Ma‘shum bin Ahmad al-Lasemi,
  • al-Kyai ‘Abdul Wahhab bin Hasbullah al-Jombani,
    dan para ulama lainnya.

Mereka semuanya meriwayatkan dari al-‘Allāmah asy-Syaikh Mahfuz bin ‘Abdullah bin Adbul Manan at-Tarmasi al-Jawi kemudian al-Makki, dari gurunya as-Sayyid Bakri Syatha dari as-Sayyid Abu Bakr al-Makki, dari as-Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dari asy-Syaikh ‘Utsman bin Hasan ad-Dimyathi, dari asy-Syaikh Muhammad bin ‘Ali asy-Syanawani, dari ‘Isa bin Ahmad al-Barawi, dari Muhammad ad-Difri, dari asy-Syaikh Salim bin ‘Abdullah al-Bashri, dari ayahnya ‘Abdullah bin Salim al-Bashri, dari asy-Syaikh Mansur ath-Thukhi, dari asy-Syaikh Sultan bin Ahmad al-Mazzahi, dari an-Nur ‘Ali az-Zayyadi, dari Imam al-Muhaqqiq Ahmad bin Hajar al-Haitami, dari Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari, dari gurunya Imam al-Muhaqqiq Jalaluddin al-Mahalli, dari Imam Abu Zur‘ah Ahmad bin ‘Abd ar-Rahim al-‘Iraqi, dari ayahnya al-Hafizh Abu al-Fadhl ‘Abdurrahim bin Husain al-‘Iraqi (w. 806 H), dari Imam ‘Alauddin bin al-‘Aththar, dari Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya an-Nawawi – semoga Allah meridhainya,” tulis beliau pada naskah sanad miliknya.
(Lukman/red)

 

 

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Imam Masjidil Aqsha Kunjungi Dalwa, Dalam Rangka Mempererat Silaturahmi

Previous article

Pembacaan Kitab Nail as-Suul Tuntas, Syeikh Amin Asy-Syinqity Beri Nasehat Pada Santri

Next article

Comments

Leave a reply