google-site-verification=p9qJozFAxhzGe34ILd9HveIilttSs1WdWWvHElDe9Xg
Bahasa ArabMenuju Hari Bahasa Arab SeduniaOpini

Persahabatan Bahasa Arab Dan Indonesia

0

Bahasa memang bisa saling mempengaruhi, dan hal itu sangat mungkin terjadi. Bahasa satu dapat masuk ke dalam bahasa lain karena adanya pertemuan sosial, perdagangan, penyebaran agama, hubungan budaya, bahkan karena kebutuhan kata baru.

Persahabatan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab adalah salah satu contoh terbaik dari proses ini. Keduanya telah saling bersentuhan sejak berabad-abad lalu, jauh sebelum istilah gaul atau bahasa media sosial dikenal. Pertemuan itu tumbuh perlahan melalui jalur perdagangan, dakwah, dan kebudayaan, hingga akhirnya menjadi bagian penting dalam perkembangan bahasa Indonesia hari ini.

Semuanya bermula ketika para pedagang Arab singgah di Nusantara membawa rempah, kain, dan tentu saja bahasa. Dari percakapan sederhana di pasar hingga pertemuan dalam majelis ilmu, masyarakat lokal mulai menyerap sejumlah kata Arab. Hubungan ini semakin kuat ketika Islam mulai menyebar, dan para ulama Nusantara mempelajari serta mengajarkan ilmu agama dengan rujukan utama bahasa Arab. Tidak butuh waktu lama hingga kosakata Arab menjadi akrab di telinga dan lisan masyarakat Indonesia.

Salah satu alasan mengapa banyak kata Arab masuk ke bahasa Indonesia adalah karena pada masa awal, bahasa Melayu belum memiliki banyak istilah abstrak, terutama yang berkaitan dengan agama, pemikiran, dan konsep keilmuan.

Bahasa Arab menyediakan kosakata tersebut, seperti iman, takdir, akhlak, dan ibadah yang kini menjadi istilah dasar dalam keagamaan. Sebagian kata Arab juga dipilih karena dianggap memiliki nuansa yang lebih indah dan halus.

Kata kisah terdengar lebih puitis daripada cerita, dan makna memiliki sentuhan keindahan yang tidak dimiliki oleh kata arti. Karena bahasa ajaran Islam adalah bahasa Arab, wajar jika masyarakat Muslim Indonesia terbiasa menggunakan istilah-istilah Arab dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kata-kata Arab yang masuk ke bahasa Indonesia punya perjalanan yang panjang dan menarik. Ada kata yang masuk hampir tanpa perubahan, seperti halal, haram, zakat, ikhlas, doa, iman, atau nikah. Kata-kata ini langsung dipakai masyarakat karena bentuk dan bunyinya mudah diucapkan.

 

Namun, ada juga kata yang berubah cukup jauh karena melewati bahasa daerah atau mengalami penyesuaian lidah orang Nusantara.

Contohnya, muwāfaqah berubah menjadi muafakat, lalu menjadi sepakat. Kata ḥikāyah berubah menjadi hikayat, dan ḥukm berubah menjadi hukum. Begitu juga raḥmah menjadi rahmat, dan syukr menjadi syukur.

Pengaruh bahasa Arab terlihat di banyak bidang kehidupan.

Dalam agama, kita memakai kata:

iman, takdir, amal, sunnah, doa, salat, zakat, makruh, halal, haram, akhirat, dunia, jihad, fitrah.

Dalam sosial dan pemerintahan, kita memakai kata:

rakyat, masyarakat, musyawarah, hakim, amanah, adil, jabatan, waktu, aturan, negara.

Dalam ilmu pengetahuan dan konsep abstrak, ada kata:

akal, makna, ilmu, ikhtiar, faedah, masalah, sebab, hasil, manfaat, niat, dunia.

Di kehidupan sehari-hari pun banyak kata Arab yang kita gunakan tanpa sadar, seperti:

kursi, kamis, waktu, sabtu, jumat, angka, kitab, majelis, berita, budaya, rezeki, syarat.

Semua contoh ini menunjukkan bahwa bahasa Arab telah memperkaya bahasa Indonesia dengan banyak istilah penting. Tanpa kosakata tersebut, mungkin bahasa kita akan kesulitan menjelaskan konsep-konsep besar yang kita gunakan sekarang.

Dalam dunia pendidikan, kedekatan bahasa Indonesia dan bahasa Arab menjadi keuntungan besar. Banyak kata dalam kedua bahasa ini yang bentuk dan maknanya mirip, sehingga memudahkan siswa saat belajar.

Cara belajar seperti ini disebut metode kognat, yaitu menghubungkan kata Indonesia dengan kata Arab yang serupa. Misalnya, akal berasal dari ‘aql, amal berasal dari ‘amal, dan ikhtiar berasal dari ikhtiyār. Dengan metode ini, pelajar pemula bisa lebih cepat memahami bahasa Arab karena mereka merasa kata-katanya sudah dikenal.

Pada akhirnya, bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki hubungan panjang yang saling menguatkan. Melalui perdagangan, agama, dan sastra, kosakata Arab tumbuh dan berbaur hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari bahasa Indonesia. Banyak kata Arab kini terasa begitu Indonesia sehingga kita menggunakannya tanpa lagi menyadari asal-usulnya.

Hubungan ini mengajarkan bahwa bahasa adalah wadah pertemuan budaya. Bahasa Indonesia adalah contoh indah dari persahabatan yang berlangsung damai, lama, dan penuh manfaat bagi kedua belah pihak.

(Diambil dari sumber “Jurnal Analisis Semi-Historis Unsur-Unsur Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia” karya Mukhibat, sebagaimana tercantum dalam Jurnal Cendekia Vol. 13 No. 2 Tahun 2015)

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Sejarah Perkembangan Kamus arab-Indonesia di Nusantara

Previous article

Empat Akademisi UKM Hadir di UII Dalwa dalam Kuliah Tamu Internasional

Next article

Comments

Leave a reply