Sumber Gambar: https://www.tokopedia.com/lenteradunia/api-sejarah-hard-cover |
Judul Buku : Api Sejarah
Pengarang : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit : Cv. Tria Pratama
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman : 640 halaman
Pengarang : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit : Cv. Tria Pratama
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman : 640 halaman
Sinopsis Buku :
Buku Api Sejarah Karya Ahmad Mansur Suryanegara menginfokan bahwa Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Penulis ingin mencoba menjelaskan tentang pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun, akan terlalu berlebihan jika menuding buku ini hanya menonjolkan peran satu golongan. Sebab, buku ini mengajak kita untuk bersedia mengoreksi dan meletakkan fakta-fakta yang belum terungkap secara proporsional.
Secara garis besar buku ini dibagi dalam beberapa sub pembahasan berdasarkan pembabakan waktu sejarah. Pembahasan tersebut di kelompokkan dalam 4 bab, yaitu :
Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia, Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia, Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat, Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional.
Bab Pertama
Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia. Pada bab ini, kita diajak untuk menelusuri jejak awal lahirnya Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah saw. Ahmad Mansur menuliskan sejarah Islam pada jaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, Fatimiyah, Turki dan Dinasti Genghis dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
Bab Kedua
Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia. Bab kedua ini, kita diajak berkelana saat Islam merambah ke Indonesia. Bagi yang semasa SMP dan SMA nya memperhatikan pelajaran sejarah, pasti dijelaskan bahwa Islam masuk abad ke 13 yang ditandai dengan adanya kerajaan Samudra Pasai. Disini terjadi kejanggalan sejarah, mana mungkin begitu masuk dalam waktu yang relatif singkat tiba-tiba langsung muncul sebuah kerajaan Islam. Sedangkan Ahmad Mansur menunjukan bukti-bukti bahwa Islam sudah masuk dari abad ke 7.
Bab Ketiga
Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat. Disini di jelaskan bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi utuk melawan Penjajah itu ternyata dipimpin oleh Ulama dan Santri. Dan ternyata ada korelasinya antara perang-perang yang terjadi di dunia dengan perang-perang yang terjadi di Indonesia, contohnya Keruntuhan Turki, kemudian Revolusi Buruh di Perancis yang disebabkan ajaran Karl Max (Komunisme).
Bab Keempat
Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional (1900-1942). Bab ini dimulai dengan munculnya organisasi pertama yang memelopori perjuangan kemerdekaan, yaitu Serikat Islam yang dipimpin Oemar Said Tjokroaminoto. Karena Belanda terlalu khawatir, makanya dibentuklah organisasi tandinganya Budi Utomo, Budi Utomo ini organisasi yang eksklusif khusus buat Priyayi saja. Makanya Budi Utomo tidak lebih merakyat dibandingkan Serikat Islam. Selain Serikat Islam ada juga Serikat Ulama, Muhamadiyah, NU dan lain-lain.
Diakui atau tidak, peradaban bangsa Indonesia yang kini ada merupakan proses panjang yang sarat nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya oleh kaum muslim terdahulu. Namun, fakta-fakta penting bisa jadi masih belum terungkap dan terakses oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Kita hanya tahu bahwa kaum muslim ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ya, hanya sampai di situ. Dan kita pun manut dengan penulisan sejarah Islam tanpa menelaah lebih jauh. Padahal, hal itu menyisakan sejumlah pertanyaan dan masalah. Misalnya, dapatkah kita membedakan antara kemunculan Islam dan perkembangannya di Indonesia; mengapa situs-situs Islam terutama di Jawa Barat dan Banten tidak terawat, lainnya halnya dengan situs-situs Hindu dan Budha, semisal candi Borobudur dan Prambanan. Dan masih banyak lagi.
Dalam konteks itulah buku Api Sejarah ditulis. Ahmad Mansur Surya Negara, Sang penulis “memaparkan bahwa sejarah telah dijadikan alat oleh penjajah untuk mengubah wawasan generasi muda Islam Indonesia tentang masa lalu perjuangan bangsa dan negaranya. Maksud dari upaya penjajah tersebut adalah untuk menghilangkan kesadaran umat Islam dalam perjuangannya.”
Salah satunya adalah merancukan antara Islam masuk dan saat perkembangannya. Padahal, menurut Ahmad, kedua hal tersebut jauh berbeda pengertiannya. Beberapa fakta dia paparkan. Selama ini yang populer Islam masuk ke Indonesia adalah abad ke-13 melalui Aceh. Buktinya adalah terdapat kerajaan Samudra Pasai yang menganut ajaran Islam. Fakta tersebut ada yang patut dipertanyakan, mungkinkah Islam yang masuk ke Samudra Pasai langsung mendirikan kekuasaan politik?
Dalam hal ini, Ahmad Mansur memperikan penjelasan yang sangat bisa diterima akal karena disertai bukti-bukti kuat bahwa Islam sudah masuk ke Aceh pada abad ke-7. Pendapat tersebut senada dengan pemikiran Prof Dr Buya Hamka dan KRH Abdullah bin Nuh.
Fakta-fakta yang lebih menyengat dan dilupakan tentang sejarah perjuangan organisasi Islam dalam sejarah kebangkitan sampai kemerdekaan, juga diungkap secara gamblang. Istilah nasionalisme dan Indonesia merdeka sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Central Serikat Islam (CSI) pada kongres nasional pertama di Bandung pada 1916.
Lalu, mengapa Hari Lahir Boedi Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal menurut MR AK Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Boedi Oetomo dalam Kongres di Surakarta pada 1928 menolak cita-cita persatuan.
Kelebihan:
Buku yang ketebalannya mencapai 584 halaman ini boleh dibilang sangat antusias untuk memaparkan sejarah Islam Indonesia dari kemunculannya hingga tahun 1950. Fakta-fakta lainnya dalam buku ini jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia sehingga cukup menggelitik untuk ditelaah lebih jauh. Namun, referensi yang dipakai sang penulis dalam menggunakan argumentasinya memaksa kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya.
Pembagian pembahasannya yang memakai metode pembabakan waktu sejarah sangat tepat sehingga terjadi kesinambungan antara satu Bab dengan Bab lainnya. Hal ini juga memudahkan kita sebagai pembaca untuk memahami alur pergerakan sejarah Islam di Indonesia
Kesimpulan:
fakta-fakta yang diungkapkan oleh Ahmad Mansyur yang ternyata jauh sekali dibandingkan Pelajaran Sejarah yang kita dapat di SMP dan SMA. Hal ini karena terjadinya deislamisasi yang memang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum Belanda. Yang tujuanya tentu saja untuk membutakan kita dari sejarah kita. Sejarah itu tidak seutuhnya bisa kita ketahui dengan pasti, banyak orang yang menuliskan sejarah dengan versi yang berbeda-beda. Selama tidak ada saksi yang real seperti rekaman videonya yang bisa kita liat dengan mata dan kita dengar dengan telinga boleh-boleh saja kita tidak mempercayai sejarah itu.
Buku ini layak diapresiasi sekaligus diuji fakta-fakta yang disajikan. Tentunya bukan mencari siapa yang benar dan salah. Lebih penting adalah meletakan fakta-fakta sejarah secara proporsional agar api semangat dan cita-cita luhur para pahlawan terus dilanjutkan untuk kejayaan Indonesia. Oleh karena itu akan sangat rugi bagi kita yang tidak mencoba untuk membaca buku ini.Barizi/Dalwaberita.
Comments