google-site-verification=p9qJozFAxhzGe34ILd9HveIilttSs1WdWWvHElDe9Xg
berita

Cicit Pengarang Simthudduror Hadir Bawa Ijazah dan Wasiat untuk Santri Dalwa

Cicit Pengarang Simthudduror Hadir Bawa Ijazah dan Wasiat untuk Santri Dalwa
0

Bangil, Dalwa Berita — Kamis (30/10/2025), Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah (Dalwa) kembali kedatangan rombongan tamu istimewa dari Seiwun, Yaman. Cicit pengarang Maulid Simthudduror, al-Habib Muhammad bin al-Munshib Ali bin Abdul Qadir bin Muhammad bin Ali al-Habsyi, hadir membawa keberkahan berupa ijazah, kisah, dan wasiat kepada para santri Dalwa.al-Habib Muhammad bin al-Munshib Ali bin Abdul Qadir bin Muhammad bin Ali al-Habsyi di Ponpes Dalwa

Dalam acara pembacaan Maulid Simthudduror, Habib Muhammad mengijazahkan pembacaan Maulid tersebut dengan dua sanad yang beliau anggap sebagai silsilah dzahab (mata rantai emas) yang bersambung langsung kepada pengarangnya, al-Imam al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi.

Beliau menerangkan bahwa naskah Maulid Simthudduror memiliki dua versi: naskah asli (panjang) dan naskah ringkas (mukhtashar) yang disusun oleh ayahandanya, al-Habib al-Munshib Ali bin Abdul Qadir al-Habsyi.

Sanad pertama (jalur ayah) beliau terima langsung dari ayahandanya hingga ke kakek, dan bersambung kepada pengarang Maulid, dengan mendengarkan kedua versi bacaan tersebut.
Adapun sanad kedua (jalur guru), beliau riwayatkan dari pendiri Ponpes Dalwa, Abuya al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun, dari al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi (Kwitang), dari ayahandanya, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang), dari gurunya, al-Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi.

“Maka bagi kalian sebuah ijazah dengan dua jalur ini ­­­­­­­– insyaallah, jalur ayah dan jalur guru – aku ijazahkan kepada kalian dengan sanad ini yang aku anggap sebagai mata rantai emas (silsilah dzahab),” tutur Pengasuh Ribath Ilmi Syarif Seiwun tersebut.

Dalam mau‘izhah-nya, Habib Muhammad juga berkisah tentang kakek moyang Abuya Hasan Baharun dan Hubabah Khadijah al-Hinduan, yaitu al-Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail. Al-Imam Jamalullail dikenal sebagai seorang alim dan ‘arif billah yang istiqamah dalam membaca Al-Qur’an serta banyak bermujahadah dalam ibadah.

Kisah-kisah lain tentang Abuya Hasan Baharun pun tak luput beliau ceritakan, saat awal pertemuan dengannya pada 35 tahun silam (tahun 1412 H).

Sebagai penerus kalam para ulama salaf, Habib Muhammad menyampaikan beberapa wasiat, di antaranya berasal dari guru pengarang Simthudduror, al-Quthb al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Atthas.
Berikut beberapa poin wasiat yang beliau sampaikan:

  1. Senantiasa menjaga sholat berjamaah di awal waktu beserta sunah-sunah rawatib (qabliyah dan ba‘diyah).
  2. Menjaga hubungan lahir dan batin dengan Allah.
  3. Menjadikan setiap amal perbuatan dengan niat yang baik.
  4. Tidak lalai membaca Al-Qur’an setiap hari.
  5. Memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad Saw.
  6. Berbakti kepada kedua orang tua.

Beliau juga mengingatkan bahwa bahkan dalam hal sederhana seperti memakai imamah (sorban), hendaknya diniatkan untuk meneladani Rasulullah Saw. Adapun saat melepasnya, beliau mengijazahkan cara yang benar, yakni dengan membukanya (dibalik) dan tidak menutupnya, agar dapat menampung kucuran rahmat.

Sebagai penutup, Habib Muhammad menyampaikan dua hadis musalsal:

  • Musalsal bir rahmah bil awwaliyah, yang bersambung kepada Sayyidina Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a.

(الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ)

  • Musalsal bil mahabbah, yang bersambung kepada Sayyidina Mu‘adz bin Jabal r.a.

(Lukman/red)

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Jalsah Mubarokah Bersama Para Habaib Timur Tengah, Bawa Berkah Serta Ijazah

Previous article

Dalwa gelar Majma’ Al-Fiqhiy Al-Akbar (MFA) ke-4, Bahas Permasalahan Umat

Next article

Comments

Leave a reply