Dalam rangka pengembangan pondok pesantren Darullughah Wadda’wah dalam bidang IT. pondok Dalwa senantiasa tidak menutup mata dalam melihat kemajuan tekhnologi diluar sana sehingga pondok Dalwa mampu banyak mengalami kemajuan melalui istilah yang biasa disebut ‘melek teknologi’, mulai dari kartu id card dalwa yang digunakan sebagai absensi kelas, hafalan harian dan list sanksi yang terkena hukuman yang bisa diketahui para wali santri dan asatidzah secara online dan realtime ini merupakan bentuk betapa besar perhatian pimpinan pondok pesantren Darullughah Wadda’wah Abuya Al Habib Zein bin Hasan Baharun. Kartu id card ini juga rencanannya akan dimultifungsikan sebagai alat transaksi berbelanja untuk di setiap unit usaha yang ada di pondok.
Dalam pengembangan tekhnologi, pondok Dalwa mengutus 7 orang asatidzah dan dosen diantaranya Dr. Zainal Abidin Balfaqih, M.Pd. Ustadz Syamsul Huda, M.Pd.I. Ustadz Imaduddin, M.Pd.I. Pak Deden, Ustadz Hasan Faruq, Ustadz Fanani dan Pak Sugeng ke kampung IT yang didirikan oleh ustadz Juneidi Alfan dengan mengadopsi program dari bookless library yang ada di Florida dan Cina.
Adapun kampung IT yang dikunjungi adalah sebuah kampung yang memiliki program Bookless library, satu-satunya progam perpustakaan yang ada di Indonesia tanpa buku fisik, yang hanya bisa diakses menggunakan scan QR code yang tertera di buku tersebut, saking banyaknya buku yang bias diakses dan dibaca sehingga dapat banyak kita temukan QR Code buku yang tersebar di seluruh penjuru kampung tersebut. Dengan program bookless library itu membuat gang-gang dan halaman teras penduduk tersebut seolah-olah menjadi kampung perpustakaan digital yang ada di luar negeri.
Perpustakaan modern sekarang sudah tidak lagi menyajikan para pembacanya buku-buku fisik, seperti yang dapat dilihat pada perpustakaan perpustakaan Florida Polytechnic University di Amerika tepatnya. Disana kamu tidak akan menemukan buku fisik, semua sudah berbasis digital yang berjumlah sebanyak 130000 buku digital atau ebook.
Pada awalnya sebelum ada aplikasi bookless library milik Ustadz Juneidi Alfan. beliau terinpirasi dari banyak negara maju dengan mengunjungi perpustakaannya, kemudian beliau berinisiatif membuat aplikasi bookles library versi Indonesia,
Alhamdulillah dalam kunjungan itu kami juga bisa bertemu dengan ahli tafsir dari Indonesia Lulusan program Pascasarjana Al Azhar Cairo dan program Doktoral Universitas Malaya Malaysia Dr. Mustofa Umar, Lc, MA. Yang mana beliau juga yang mempunyai metode menghafal alquran dalam 35 hari. “sudah ada 15 angkatan yang berhasil mengahafal singkat” paparnya.
Dalam kunjungan Dr Musthofa Umar, Lc. MA. yang juga bertepatan dengan kunjungan utusan Ponpes Dalwa. beliau ingin dibuatkan program aplikasi tafsir Al-Qur’an dan qiroah 14 kepada Ustadz Junaidi dikarenakan sudah banyak sekali metode-metode yang dikembangkan yang berbasis digital. Semua itu dibuat oleh beliau semata-mata untuk pengembangan pendidikan Islam khususnya maupun nasional umumnya, termasuk pengembangan baru-baru ini yaitu Bookles Library yang mulai banyak menarik banyak perguruan tinggi dan instansi, mulai dari pemerintah kabupaten Bandung, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dan banyak lagi.
Adapun kedatangan kami selaku ponpes Darullughah Wadda’wah ingin bekerja sama dalam pengembangan pendidikan islam berbasis teknologi dalam bidang bahasa Arab dan Alhamdulilah tidak hanya berhenti dengan kerja sama saja bahkan akan dijadikan patokan metode pembelajaran Bahasa Arab di dalam aplikasinya yang mana orang lain bisa belajar Bahasa Arab mulai dari nol hanya dalam Waktu 3 bulan ,
“terkadang metode yang ada itu tidak masuk akal” ungkapnya, bahkan beliau cerita program metode 3 bulan lain yang sudah jalan yaitu program bisa baca kitab kuning yang sudah diterapkan di Ponpes Annur, Pakis, Magelang, Jawa Tengah.
Semoga kedepannya Pondok pesantren Darullughah Wadda’wah nanti mempunyai aplikasi Bahasa Arab dan Bookless Library, pada akhirnya program aplikasi Bookless Library ini akan dipakai Insyaallah di Ponpes Darullughah Wadda’wah sehingga nanti perpustakaan pondok pesantren Darullughah Waddda’wah Maktabah Abuya As sayid Muhammad al Maliki Menjadi perpustakaan berbasis digital seperti perpustkaan di universitas Luar negeri.Fanani/red.
Comments