Bangil,Dalwa Berita– Saat ini Indonesia sedang merayakan pesta demokrasi yang puncaknya pada tanggal 17 April 2019. Demokrasi diadakan untuk memilih dan menentukan CAPRES dan CAWAPRES mana yang layak menduduki posisi presiden dan wakil presiden periode 2019 – 2024 yang akan mendatang.
Semarak pesta demokrasi ini pun sangat terasa diseluruh elemen masyarakat termasuk kalangan pondok pesantrean. Pondok pesantrean Darullughoh Wadda’awah ( Dalwa ) sangat berantusias dan siap berpartisipasi dalam merayakan semarak demokrasi serta mensukseskan pemilu 2019 dengan aman dan adil.
Wujud antusias dan partisipasi pondok pesantrean Darullughoh Wadda’awah dengan mengadakan seminar pemilu bertemakan “sitem demokrasi dalam pemilu 2019 dan peranan pemilih pemula dalam mensukseskan pemilu 2019” (20/02) yang bertempat di masjid baitul goffar dalam kawasan pondok pesantrean Darullughoh Wadda’awah.
Seminar pemilu pada kali ini di hadirin oleh rektor Iai dalwa Dr. Habib Segaf Baharun, M.HI. yang menyampaikan sambutan pada seminar kali ini. Ada pula beberapa narasumber yang hadir diantaranya: Dr. Khoirul Huda ( WAREK III universitas Yudharta ), Eko Sasmito, SH., MH ( Ketua KPU Prov. JATIM ), Winaryo Sujoko, SP ( KPU Kab. Pasuruan ). Mereka memaparkan bagaimana pemilu yang benar dan baik bagi pemula.
Pemilu merupakan syarat penting dalam demokrasi “Demokrasi meliputi dari pemilu yang harus ada di suatu Negara.” ungkap Dr. Khoirul Huda. Disamping itu juga beliau memaparkan wujud pemilu yang baik dan benar ada 5 unsur: 1. Adanya peraturan yang jelas. 2. Aparat Negara yang netral. 3. Penyelenggara yang professional dan berkompeten. 4. Peserta pemilu yang siap kalah dan siap menang. 5. Partisipasi peserta pemilih.
Dengan adanya sosialisasi seminar pemilu membuka mata santri betapa pentingnya pemilu yang menentukan maju dan mundurnya sebuah bangsa. Serta menanamkan 6 asas pemilu yaitu langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil kepada seluruh santri agar mereka bukan hanya tau ilmu agama akan tetapi mengetahui ilmu kenegaran dan ilmu yang lainnya yang bersifat formal. Dan meregenerasi pemuda yang memiliki aktualisasi tinggi dan agamis agar kedepannya bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang membawa bangsa ini lebih baik lagi kedepannya.M. Alvi Fakhrudin/Red.
Comments