Bangil, Dalwa Berita – Menjadi sebuah keberkahan yang agung, Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddar, putra ulama dan guru besar dari Al-Bayda’-Yaman kini berkunjung ke Ponpes Darullughah Wadda’wah dan berkesempatan mengisi Jalsah Ilmiah bersama para santri di masjid Baitul Ghoffar pada Sabtu malam (16/11/2024).
Habib Abdullah Al-Haddar adalah adik ipar dari Habib Umar bin Hafidz, beliau merasa senang bisa berkunjung dan bertemu dengan para santri. Habib Abdullah memberikan penyadaran pada para santri bahwa mereka berada di sumber petunjuk dan nasehat, hingga bisa mendapatkan ilmu dari pagi sampai malam.
“Dahulu pernah dikatakan: termasuk hal yang aneh memberikan kurma kepada penduduk Khaibar, dan mengajarkan Zaid beberapa tentang keilmuan agama. Maksudnya sesuatu hal yang aneh, mendatangkan sesuatu ke sumber sesuatu tersebut bermuara. Akan tetapi saya datang untuk berkunjung, berdamai, kenalan dengan kalian dan kerja sama dalam hal kebaikan,” ujar beliau dalam bahasa Arab.
Tanggapan Habib Ali Ridho bin Hasan Baharun, Sebagai perwakilan dari Yayasan Darullughah Wadda’wah
Habib Ali Ridho Baharun yang mendampingi Habib Abdullah Al-Haddar saat mengisi jalsah ilmiah di Masjid Baitul Ghoffar, memberikan sambutan atas kehadirannya dan bersyukur karena telah memberikan nasehat untuk santri-santri Dalwa.
Ayah Habib Abdullah, Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar adalah guru sekaligus mertua dari 2 ulama kharismatik zaman modern ini, Habib Umar bin Hafidz (Pengasuh Ribath Darul Musthofa – Yaman) dan Habib Zain bin Smith (Pengasuh Ribath Madinah).
Beliau menceritakan sekilas perjuangan menuntut ilmu Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar di Rubath Tarim, pesantren tempatnya menimba ilmu.
“Kalian (mungkin) mendengar bagaimana kegigihannya dalam menuntut ilmu di Rubath Tarim selama empat tahun dan beliau tidak kenal siapa yang disamping kanan dan kirinya (karena keseriusan dan fokusnya dalam belajar) juga tidak pernah ketinggalan sholat berjamaah sejak kecil hingga beliau wafat. Selama empat tahun menuntut ilmu di Rubath Tarim, beliau tidak pernah ketinggalan satu pelajaran pun bahkan tidak pernah terlambat (datang ke kelas). Ini semua karena mujahadahnya beliau sampai beliau tidak tidur sehari kecuali hanya 2 jam di malam hari,” ungkap Habib Ali Ridho dengan bahasa Arab.
Habib Ali bilang, meskipun para santri tidak sempat untuk bertemu, melihat dan memandang wajah Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar, mereka masih bisa sempat untuk memandang wajah putranya, Habib Abdullah bin Muhammad Al-Haddar. Ini adalah sebuah karunia dari Allah Swt.
“Mungkin kita ketinggalan untuk bisa melihat Habib Muhammad Al-Haddar dan memandang wajahnya akan tetapi alhamdulillah kita tidak terlewatkan untuk bisa melihat kepada anak-anaknya. Sebagaimana mereka berkata bahwa insyaallah ‘sirr (rahasia) ayah ada di dalam anaknya’ maka kita memandang beliau sebagaimana kita memandang Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar,” tegas Habib Ali.Lukman/red.
Comments