Bangil, Dalwa Berita – Divisi Pendidikan Ponpes Darullughah Wadda’wah menggelar seminar ilmiah (daurah ilmiyyah) di Masjid Baitul Ghaffar Dalwa Pusat, pada Kamis malam (5/1/2023).
Seminar ilmiah tersebut mengusung tema “Ahammiyatu Tajdiid al-Lughah ad-Dakwah ilaa Allah wa Asaalibihaa” yang membahas tentang pentingnya pembaharuan metode dakwah Islam untuk mencari pemecahan masalah atas berbagai persoalan yang muncul di zaman modern ini.
Kegiatan yang dimulai pukul 20.22 WIB ini menghadirkan pembicara terkenal, yaitu Habib Alwi bin Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur, putra dari seorang pemikir Islam kenamaan asal Yaman yang mencetuskan tentang fiqh tahawwulat.
Dalam paparannya, Habib Alwi menjelaskan bahwa pembaruan dakwah Islam sudah terjadi sejak zaman sahabat Nabi saw.
“Penerapan tajdid dakwah sudah diterapkan pada zaman dahulu, seperti panggilan azan untuk menandakan shalat akan segera dilaksanakan. Lalu, pada masa khalifah Utsman, jamaah shalat Jumat di masjid meluber hingga keluar akhirnya beliau menambahkan azan kedua,” ungkap beliau.
Menurutnya, penyampaian dakwah Islam harus bersikap tengah-tengah (tawassuth), artinya tidak terlalu melebih-lebihkan sampai pelaku tidak menyadari bahwa ia telah keluar dari jalur syariat, atau malah meremehkan sehingga berakibat merendahkan satu sama lain (tafrith).
“Dakwah harus moderat, karena moderat (wasathiyyah) termasuk dalam syariat Islam,” ucap Habib Alwi.
Sementara itu, Habib Alwi juga menuturkan bahwa termasuk dalam rangka menguatkan dakwah Islam cara yang paling efektif adalah membangun masjid.
“Rasulullah ketika hijrah ke Madinah beliau membangun masjid. Selain menjadi tempat peribadatan, masjid juga berfungsi tempat diskusi permasalahan umat, dan kegiatan belajar mengajar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Habib Alwi juga menyampaikan bahwa dakwah memerlukan perjuangan yang gigih dan pengorbanan yang luar biasa. Rasulullah saw. telah menjadi role model dalam menyampaikan dakwah.
“Rasulullah memiliki sifat sabar yang luar bisa. Pernah, orang kafir Quraisy meletakkan kotoran di atas tubuhnya untuk menghinakannya. Siksaan dan celaan beliau diterima dengan sabar, sampai beliau berperang dengan sukunya sendiri. Hal itu dilakukannya untuk menegakkan kalimat Allah,” jelasnya
Kegiatan berakhir pada pukul 21.33 WIB, ditandai dengan lantunan doa oleh Habib Alwi bin Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur.Asrofi/red.
Comments