Jombang, Dalwa Berita- Senin (1/4/2019) kontingen pondok pesantren Darullughah Wadda’wah (PP. Dalwa) berjumlah 5 orang santri berangkat ke Tambakberas, Jombang guna mengikuti salah satu event nasional bergengsi di kalangan pesantren se-Indonesia yaitu HUMAPON 2019. Acara yang diusung oleh pondok pesantren Bahrul Ulum itu mengadakan sejumlah perlombaan bergengsi seperti pidato bahasa Indonesia, Musabaqoh Qiroatul Kitab (MQK), Tahfizul Quran dan pencak silat Pagar Nusa (NU).
Tak ayal, Tambakberas atau yang merupakan tempat pertama munculnya Sorof di Indonesia terlihat sangat ramai oleh santri-santri dari penjuru Indonesia. Bagaimana tidak, jumlah pesantren yang mengikuti event ini terhitung sampai 65 pesantren lebih, sebagaimana dituturkan oleh panitia acara pada saat pembukaan di salah satu perlombaan.
Sesampainya di Tambakberas, rombongan langsung beristirahat dan bersiap untuk mengikuti perlombaan pidato bahasa Indonesia pada hari Selasa (2/4) dan MQK pada hari Rabu (3/4). Perlombaan dilaksanakan di lapangan pesantren dengan menggunakan terop dan panggung besar. Namun jika dibandingkan dengan event-event perlombaan lainnya, ada yang berbeda dari HUMAPON ini yaitu sistem perlombaan yang menggunakan sistem “terpisah”. Sebab setiap perlombaan dilaksanakan di hari yang bebeda. Mulai dari pembukaannya, pelaksanaannya bahkan pengumuman juarawan juga dilaksanakan di hari yang berbeda.
Dari sejumlah perlombaan yang ada, PP Dalwa mengikuti dua cabang perlombaan yaitu pidato bahasa Indonesia yang diikuti oleh Naufal Zein asal Jakarta dan Wildan asal Bekasi, dan MQK yang diikuti oleh Nur Alam asal Madura dan M. Adlika asal Jambi. Namun tak dapat dipungkiri bahwa cabang perlombaan yang paling ditunggu-tunggu di HUMAPON ini ialah cabang MQK. Sebab Kota Nahdlatul Ulama (NU) ini merupakan pusat dari perkembangan dan penyebaran ilmu Sorof di Indonesia. Sehingga persaingan yang sangat getol tampak saat perlombaan MQK.
Jumlah peserta MQK mencapai 124 peserta. Sungguh jumlah yang sangat banyak. Dan dapat dibayangkan betapa panasnya panggung MQK di saat perlombaan. Tidak sedikit yang menghapal Nadzom Alfiyah, Im’rity dan lain sebagainya. Persiapan peserta MQK bisa dikatakan sangat optimal. Dimulai dari pukul 08.00 pagi, penyisihan terus berlangsung sampai jam 23.00 malam. Langsung dilanjutkan ke sesi final pada pukul 24.00. Dan Alhamdulillah, setelah berkutat selama dua jam dalam sesi final, salah satu utusan Dalwa, Muhammad Adlika berhasil membawa Dalwa menyabet piala juara tiga, terpaut dua point dari juara dua, dan lima point dari juara satu. Sekaligus memecahkan rekor, sebagai satu-satunya peserta yang menggunakan terjemahan Melayu pada MQK HUMAPON 2019.Gozaly/red.
Comments