ArtikelKolomRedaksi

Mengenal Lebih Dekat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Sosok Dibalik Haul Solo

0

Haul adalah peringatan hari wafatnya seseorang dan digelar secara tahunan. Haul umumnya ditujukan untuk seseorang yang memiliki pengaruh penting di masyarakat, seperti ulama, habaib dan kiai.

Setiap tanggal 19, 20, dan 21 bulan Rabiul Akhir, para pencinta habaib rela berpergian jauh mendatangi Solo, Jawa Tengah untuk memperingati haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Jama’ah yang menghadiri haul tersebut bukan saja dari Indonesia, tapi juga ada yang dari Yaman, Singapura, hingga Afrika.

Acara haul di Solo tersebut merupakan tradisi tahunan yang diadakan di kompleks Masjid Riyadh, Jl. Kapten Mulyadi, Solo, Jawa Tengah.

Di kompleks Masjid Ar-Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, bisa ditemukan tiga makam keturunan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Di antaranya adalah Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, Habib Ahmad bin Ali Al-Habsyi, dan Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi.

Makam putra Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di kompleks Masjid Riyadh, Solo

Biografi Singkat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi terlahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Habibah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri. Nasab mulia beliau tidak perlu diragukan lagi. Sebab, dalam Manaqib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, disana di sebutkan bahwasannya nasab beliau tersambung langsung dengan Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fathimah az-Zahra binti Muhammad bin Abdillah.

Nasab lengkap beliau adalah: Ali bin Muhammad bin Husein bin ‘Abdullah bin Syeikh bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Ahmad Shahib Asy-Syi’b bin Muhammad Asghar bin ‘Alwi bin Abu Bakar al-Habsyi bin ‘Ali bin Ahmad bin Muhammad ‘Asadullah bin Hasan at-Turabi bin ‘Ali.

Kemudian Ali bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin ‘Ali Khali’ Qasam bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Alwi bin ‘Ubaidillah bin al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad Nagib bin ‘Ali Al-‘Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Husein bin Fathimah Az-Zahra binti Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam.

Kota Seiwun, Hadramaut

Habib Ali lahir pada tanggal 24 Syawal 1259 Hijriah di Desa Qasam, Hadramaut, Yaman. Ayahnya adalah ulama besar yang bernama Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi. Sedangkan ibunya bernama Hababah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri.

Habib Ali dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya. Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur’an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum memasuki usia yang biasanya diperlukan untuk mencapai semua itu. Sehingga sejak saat itu dirinya diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan masyarakat.

Ketika berusia 37 tahun, Habib Ali membangun ribath (pondok pesantren) pertama di Hadramaut, untuk para penuntut ilmu dari dalam dan luar kota. Ribath menyerupai masjid terletak di sebelah timur halaman masjid Abdul Malik. Biaya orang-orang yang tinggal di ribath beliau tanggung sendiri.

Saat berusia 44 tahun, beliau membangun Masjid Riyadh di Kota Seiwun, pada tahun 1303 H. Pada bulan Syawal 1305 H, Habib Ali menggubah sebuah syair tentang Masjid Riyadh. Beliau berkata “Dalam Masjid Riyadh terdapat cahaya rahasia dan keberkahan Nabi Muhammad SAW.

Ketika usia beliau menginjak 68 tahun, beliau mengarang sebuah kitab maulid yang diberi nama Simtud Durar. Sebuah kitab maulid yang masyhur juga terkenal dan penuh berkah, hingga kini dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab ini pada Kamis, 26 Shafar 1327 dan menyempurnakannya pada 10 Rabiulawwal 1327 Hijriyah

Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, terkenal sebagai ulama besar yang memiliki akhlak mulia dan sangat dermawan. Beliau juga dikenal sebagai pendakwah.

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggal pada 20 Rabiuts Tsani 1333 H. Pada tahun-tahun terakhir menjelang wafatnya, penglihatan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi semakin kabur.

Makam Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di kota Seiwun, Hadramaut

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi menjadi seorang ulama dan wali Allah yang masyhur. Sehingga kemasyhurannya dalam mengajarkan agama terkenal dari mulai tempat tinggalnya, hingga ke Afrika, juga sebagian wilayah Asia, dan termasuk Indonesia.

Maka tidak heran apabila haulnya yang diperingati di Solo dihadiri oleh jemaah dari berbagai negara. Kemudian acara haul serupa seperti di Solo juga digelar di negara-negara lain seperti Yaman dan Afrika.

Kenapa Haul Habib Ali diperingati di Solo?

Pemandangan Masjid Riyadh Solo dari atas

Habib Ali memiliki putra bernama Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi. Putra beliau ini menetap di Solo dan mendirikan sebuah masjid yang dinamakan sama sebagaimana nama masjid yang Habib Ali bangun di Seiwun yakni Masjid Riyadh. Maka dari itu, peringatan haul Habib Ali diperingati di Solo. Seiring berjalannya waktu, haul untuk memperingati Habib Ali tersebut disebut Haul Solo

Haul Habib Ali setiap tahunnya digelar di kompleks Masjid Ar-Riyadh Solo. Mengutip situs NU Online, Masjid Ar-Riyadh hanyalah masjid kecil dengan zawiyah atau tempat untuk majelis ilmu di pojokan masjidnya. Karena terbatasnya tempat, para tamu haul biasanya membludak sampai ke sepanjang Jalan Kapten Mulyadi.

Zawiyah Masjid Riyadh, Solo

Meski kecil, masjid ini memiliki nilai yang agung bagi para peserta haul dan pencinta Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Seperti yang diatas, terdapat tiga makam di Masjid Riyadh, yakni makam Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, Habib Ahmad bin Alwi Al-Habsyi dan Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi. Mereka adalah keturunan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Bonanza/red

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Keistimewaan Santri Dalwa Menurut Syekh Muhammad Al-Hudzaili

Previous article

Ingin Wujudkan Cita-Cita Pendiri Pesantren, Ponpes Modern Islam Assalam Sukoharjo Sambangi Ponpes Dalwa

Next article

Comments

Leave a reply