Untuk keberapa kalinya kita membuat percakapan seolah-olah ada
hujan yang mulai rimbun dan lebat,
sandal yang tinggal sebelah dibelakang rumah,
aroma coklat hangat yang membuat kita mengingat wangi senja yang tidak lagi berwarna
percakapan sengaja dicipta memang untuk seolah-olah ada dan menjaga kita tetap tiada.
Biar kututup jendela yang sedari tadi mengganggu pikirannya yang tidak berbahagia
yang selama ini sibuk bekerja berusaha membuang jauh-jauh pertanyaan Siapa
Biar kubuka jendela itu, agar kau
bisa leluasa berpikir menembus apa-apa,
pergi kemana saja yang kau mau
yang selama ini terhalang jendela.
Tutupkan saja! Aku hendak tidur
Aku telah pergi kemana-mana
menembus ucapanmu, menembus pikiranmu
menembus jendela itu yang setiap hari semakin buram warnanya
Selama kau berbicara tadi.
di Kuningan Jawa Barat
Muhammad Diaul Fikri
Comments