Bangil, Dalwa Berita – Ulama Lebanon, Syekh Muhibuddin Abu Anas Malik Khalid Judaidah mengunjungi Ponpes Darullughah Wadda’wah pada Rabu malam (8/1/2023) setelah mengikuti acara Harlah satu abad NU di stadion Gelora Delta Sidoarjo Selasa lalu.
Sebagai informasi, Ulama ini merupakan Pimpinan Majelis Fatwa Republik Lebanon dan Ketua Persatuan Ulama Lebanon. Selain itu, beliau juga mendalami bidang akidah, hadis, fikih Imam Hanafi dan tasawuf. Sebagai seorang ahli tasawuf, beliau juga merupakan Mursyid tarekat Naqsyabandiyah.
Di sela-sela kesibukannya, Syekh yang sanad keilmuan bersambung dengan Syekh Abdul Fatah Abdul Ghuddah ini mengkaji hukum Islam yang dibahas secara daring melalui channel youtube-nya.
Ustaz Muhammad Rif’at Fadholi menuturkan bahwa Syekh Malik Judaidah akan menetap selama tiga hari di Dalwa dan akan mengajarkan beberapa kitab mukhtashor.
“Insya Allah mulai hari ini sampai Jumat mendatang, Syekh Malik Judaidah akan menggelar pengkajian kitab Bidayah as-Sul fi Tafdhil ar-Rasul karya Imam Izzuddin bin Abdussalam dan Kitab Birrul Walidain karya Imam Bukhori,” ucap ustaz asal Jember tersebut.
Tiba di masjid Baitul Ghaffar pada pukul 19.20 WIB, Syekh Malik Judaidah bersama Syekh Bassyar Al-Jaelani dan Syekh Abdul Qodir memasuki tempat acara seraya disambut antusias oleh para santri dan asatizah.
Syekh Malik Khalid Judaidah mengawali paparannya dengan hadis musalsal bil awwaliyyah. beliau menjelaskan bahwa hadis ini diwajibkan para ahli hadits menyisipkannya sebelum memulai majelis ilmu atau mengajar hadis. Hal ini dimaksudkan agar periwayatan hadis tetap dalam kondisi yang sama mulai dari Nabi Muhammad sampai rawi terakhir.
Lebih lanjut, Syekh Malik Judaidah menyebut bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok teladan bagi para umatnya. Untuk mengenalnya lebih dalam, beliau mengkaji kitab Bidayah as-Sul fi Tafdhil ar-Rasul.
“Cara untuk mengenali lebih dalam sosok Nabi Muhammad adalah dengan membaca sejarah Kehidupannya. Dalam risalah kecil ini, kita diajarkan untuk mengenal Rasul lebih dalam menyusuri tiap detil sisi kehidupan Nabi dan itu akan menambah kecintaan dan juga kedekatan kita kepadanya,” ujar Syekh kelahiran Kuwait tahun 1966 M tersebut.
DI samping itu, Syekh Malik Judaidah juga menuturkan bahwa Allah menyebut nabi-nabinya dalam Al-Quran hanya menggunakan namanya langsung. Namun berbeda dengan Nabi Muhammad, Allah mengkhususkan penyebutannya diantara nabi-nabi yang lain.
“Dalam Al-Qur’an, Semua Nabi disebut dengan nama mereka, namun Nabi Muhammad disebut dengan sebutan ‘Wahai Nabi’, ‘Wahai Rasul’. Ini menunjukkan penghormatan Allah kepada Nabi Muhammad saw,” tutur Syekh yang memiliki 50 lebih karya tulis itu.
Syekh Malik Judaidah berharap, kajian kitab ini dapat menambahkan kecintaan santri kepada Nabi Muhammad saw.
“Semoga Allah memberikan kita taufik dan rahmat-Nya, agar menumbuhkan kecintaan kita kepada Nabi, keluarga, dan sahabatnya dengan sebenar-sebenarnya cinta,” pungkasnya.
Acara berakhir pada pukul 21.50 WIB, ditutup dengan lantunan kasidah oleh Syekh Abdul Qodir dan doa dari Syekh Malik Judaidah.Asrofi/red.
Comments