Bangil, Dalwa Berita – Pertama Kalinya Qismu Buhust Arabiyah (Bagian Riset Bahasa Arab) adakan kuliah jurnalistik berbahasa Arab tentang kepenulisan artikel dan berita bersama Pengarang kitab Husnul Isgho’, Ustaz Makki Lazuardi dan penulis berita bahasa Arab pada majalah Ibda’ Ustaz Nizar Sofi sebagai narasumber, pada hari Jumat (7/19/2024) di Rushaifah Room Dalwa Hotel.
Afdhol Umar selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa acara tersebut diadakan guna memperjelas penggunaan kosakata serta tuntunan dalam penulisan makalah dan berita, yang mana menurut pengamatannya pada tulisan yang dikumpulkan dimajalah mereka Ibda’, para santri masih terpaku dalam penggunaan kosakata-kosata untuk artikel sehingga menyamakannya dengan penulisan berita, hal itu diiyakan oleh Saif Ali selaku pengawas umum pada ragam pelatihan Bahasa Arab di Dalwa.
“Memang di Muntadal Qolam (pelatihan menulis) memang dari dulu nggak ngajarin cara nulis berita,” ucapnya saat diwawancara.
Dimulai dari pukul 07.30 s/d 09.00 WIB pemateri pertama Ustaz Makki Lazuardi sekaligus penasehat Qismu Buhuts membahas tema معاير كتابة المقالة (standar penulisan artikel) didalamnya beliau menekankan bahwa penulis hebat bukanlah yang mampu memasukan banyak kosakata dalam tulisan melainkan mampu menuangkan isi pikirannya secara detail dengan bahasa yang mudah dipahami.
“Penulis hebat adalah yang mampu menuangkan buah pikirannya kedalam bentuk tulisan dengan bahasa yang mudah dipahami namun bermakna luas,” papar cendikia bahasa Arab itu.
Pengasuh ponpes Al-Ghozali Bangil itu juga sedikit menyinggung tentang beberapa kesalahan yang sering dilakukan santri ketika menulis makalah, contoh bertele-tele pada hal yang tak penting, terlalu banyak sinonim, serta kurangnya penguasaan materi yang semuanya, ujar beliau terlahir dari kurangnya membaca dan praktek.
“Yang ana liat tulisannya itu-itu saja, jadi kurang jam terbang bacaannya pada buku-buku yang lain,” ujarnya.
Penyampaian materi kedua oleh ustaz Nizar Shofi juga selaku pengasuh Qismu Buhust dilanjutkan lepas sholat Jum’at dengan tema كتابة التقرير و وصائفها (penulisan laporan atau berita beserta deskripsinya), sebagaimana telah disinggung oleh pemateri pertama, kurangnya membaca dan rasa ingin tahu jadi masalah utama yang harus dibenahi oleh para santri, terlebih pada penulisan berita beliau menemukan bahwa tulisan berita berbahasa Arab selama ini masih belum masuk standar kriteria penulisan berita di dunia jurnalistik, terlebih pada pemilihan kosakata masih terkesan seperti menulis makalah.
“…بداء… مرورا… ووصولا kalimat ini sering dipake anak-anak buat nulis taqrir (surat) padahal ini bukan bahasanya,” jelas beliau dalam penyampaiannya.
Menanggapi kekurangan pada kepenulisan berita, Khoirul Hikami selaku ketua Qismu Buhust sekaligus pengajar pada muntadal qolam mengatakan, untuk saat ini akan tetap berfokus pada pembelajaran menulis artikel yang memang lebih dibutuhkan di rubrik mereka. Namun ia memastikan bahwa ketika tulisan para santri di pelatihan dirasa sudah cukup memahami penulisan artikel, barulah mereka akan meneruskan pada pembelajaran menulis berita bahasa Arab.
“Kita tunggu tulisan anak-anak sudah mulai bagus (dalam menulis artikel) karena itu yang terpenting, setelahnya nanti baru kita ajarkan secara mendalam cara nulis berita,” ucapnya saat diwawancara.
Terlepas dari segala kekurangan dan keunggulan dalam kemampuan tulis menulis, ustaz Makki maupun ustaz Nizar mengungkapkan kebanggan mereka pada para santri yang tetap istiqomah dalam berkarya terutama para panitia yang sangat perhatian pada literasi bahasa Arab di Dalwa dengan mengadakan acara seminar kepunulisan bahasa Arab untuk pertama kalinya sejak lab bahasa berdiri.
“Ala kulli hal masyallah, afrohu jiddan bihazil munasabah atthoyibah (gimanapun saya seneng banget dengan diadakannya acara ini),” kata ustaz Makki saat diwawancarai.Sandi/red.
Comments