Bangil, Dalwa Berita – Setelah sebulan khotamkan kitab Shohih Bukhori berlangsung, Ponpes Dalwa adakan Ikhtitam (penutupan) pembacaan kitab Shohih Bukhori pada Ahad, 26 januari 2025 di Masjid Baitul Ghoffar.
Acara tersebut juga sekaligus sebagai peringatan peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. dan Haul Syaikhoh Fatmah binti Ahmad Bakhobazi, Ibunda Pendiri Ponpes Dalwa Abuya Hasan Baharun.
Setelah beberapa hadist di akhir-akhir kitab dibacakan oleh para ulama, Abuya Zein mengakhiri pembacaan kitab Shohih Bukhori dengan membacakan hadist paling terakhir yang termaktub di dalamnya.
Usai khataman, Habib Abdullah al-Attas dan Habib Hamzah al-Attas melantunkan bait-bait syairnya tentang keutamaan kitab Shohih yang disusun oleh Imam Bukhori, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori.
Kemudian disambung doa oleh Habib Abu Bakar Assegaf cucu Habib Abu Bakar Gresik, sekaligus beliau membacakan tahlil untuk Syaikhoh Fatmah Bakhobazi.
Acara tersebut dihadiri oleh banyak Habaib dan Ulama dari dalam negeri maupun luar negeri, diantaranya ada Syekh Musthofa Abdunnabi, Syekh Ali Al-Qudaimi, Syekh Faishol Assudani, Syekh Bakri Assudani, Syekh Mahir Al-Munajjid, Syekh Darwis, Ustaz Qoimuddin, dan Habib Umar bin Hamid Al-Jailani, ulama besar dari tanah suci Mekkah dan murid senior dari mufti Mekkah Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki.
Habib Umar berkesempatan menyampaikan tausiyah pada acara kali itu. Dalam tausiyahnya beliau menyampaikan keutamaan kitab Shohih Bukhori dan penyusunnya, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan tentang keutamaan bulan Rajab sebagai salah satu bulan harom. Beliau mengapresiasi Ponpes Dalwa sebagai lembaga pendidikan yang mendalami bahasa Arab dan mengharuskan santri-santrinya berbahasa Arab.
“Setelah datangnya Islam, bahasa Arab bukan lagi hanya bahasanya orang Arab melainkan bahasa internasional, bahasa syariat yang mempersatukan umat Islam di seluruh dunia,” ucap Habib Umar dalam tausiyahnya.
Dari penyampaian Habib Umar, salah satu santri bernama Fauzul Azim merasa senang bisa sedikit mengetahui sejarah bahasa Melayu.
“Bahwasanya nusantara ini adalah Melayu, kita bisa berkesimpulan bahwa Melayu ini bukanlah suku melainkan peradaban, yang mana kata beliau setelah memahami bahasa Arab hendaknya kita memahami bahasa Melayu juga. Seandainya semua ulama dikumpulkan maka bahasa Melayu menjadi bahasa yang mayoritas,” katanya.
Selesai dari penutupan kitab Bukhori di masjid, Habib Umar Al-Jailani menandatangani peresmian gedung baru Mabna Abuya Hasan Baharun.Daffa/red.
Comments