AsrofiberitaEvent PondokTamu

Spesialis Ilmu Pengobatan Nabawi dari Tarim Mampir ke Ponpes Dalwa

0

Bangil, Dalwa Berita – Ponpes Darullughah Wadda’wah Bangil kembali kedatangan ulama asal Yaman pada Kamis pagi (9/1/2023). Beliau bernama Syekh Zein bin Muhammad Al-Khatib dari Tarim, Hadramaut.

Kegiatan yang dimulai pukul 05.20 WIB itu menyita perhatian santri yang telah selesai menunaikan sholat Subuh berjamaah, sebab ulama yang datang dari Yaman ini ahli dalam pengobatan ala nabi.

Dalam paparannya, Syekh Zein mengatakan bahwa waktu yang paling utama dan termasuk dalam waktu yang terkabulnya doa adalah waktu antara fajar hingga terbitnya matahari. Oleh karena itu, wajib setiap muslim untuk lebih memerhatikan waktu-waktu ini, terlebih seorang penuntut ilmu.

Ia juga menegaskan bahwa tidur di pagi hari termasuk dalam perbuatan menyia-nyiakan waktu. Di samping itu, tidur pagi hari juga memberikan dampak negatif, yakni lupa, badan lemah, dan pandangan mata kabur.

“Tidur setelah fajar bisa menyebabkan lupa, badan lemah beraktivitas, dan menurut sebagian dokter juga dapat melemahkan pandangan mata,” tuturnya.

Syekh Zein juga mengatakan cara untuk mengurangi ngantuk saat belajar adalah mengatur waktu istirahat, membaca tahmid, tasbih, takbir masing-masing 33x, membaca istighfar, dan salawat.

Lebih lanjut, Syekh Zein juga memberikan tips-tips agar lebih mudah dalam memahami pelajaran, di antaranya adalah berdoa sebelum belajar, berniat baik, memperbanyak murajaah (mengulang pelajaran) sebelum dan sesudah belajar, bersiwak, duduk di saf depan, fokus dengan pelajaran tidak disibukkan dengan hal lain, seperti bermain ponsel saat proses belajar berlangsung.

“Saat belajar, usahakan tidak disibukkan dengan ponsel. Memang di dalamnya terdapat dampak positif. Namun dampak negatifnya yang paling dominan. Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri saat menimba ilmu di kota Mekkah, orang tuanya sering mengirimkan surat kepadanya, tetapi beliau tidak pernah membukanya sama sekali. Ini menunjukkan bahwa beliau fokus untuk menimba ilmu,” jelasnya.

Syekh Zein menambahkan bahwa memilih tempat yang tenang, berdiskusi dengan teman atau guru, mengajukan pertanyaan kepada guru, meminta doa kepada orang tua, membersihkan hati dari maksiat, dan membaca doa selesai belajar termasuk cara agar lebih cepat memahami pelajaran.

“Ilmu bagaikan cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang bermaksiat. Jika cahaya dan sir-Nya (rahasia-Nya) telah terpatri dalam hati, layaknya magnet, ia akan menarik kebaikan-kebaikan yang lain,” ungkapnya.

Selain itu, dalam sisi pengobatan nabawi terdapat cara untuk menguatkan hafalan dan pemahaman, yaitu mencampur minyak zaitun 10 ml dengan air hangat, lalu diminum atau menumbuk daun bidara, kemudian dicampur dengan air hangat, diaduk , lalu disaring, kemudian diminum, cara ini juga bisa menyembuhkan penyakit gatal-gatal.

Acara ini diikuti secara antusias oleh para santri. Hal ini terbukti pada saat sesi tanya jawab, santri menanyakan tentang permasalahan belajar atau penjelasan dari narasumber yang belum dipahami.

Syekh Zein bin Muhammad Al-Khatib mengungkapkan bahwa para santri memerhatikan materi dengan seksama. Beliau mengibaratkan semangat belajar seperti sepasang sayap yang harus dimiliki seekor burung agar dapat terbang.

“Saya perhatikan, santri Dalwa memiliki keinginan kuat dan mendengarkan materi dengan seksama. Penting kiranya, bagi seorang pencari ilmu memiliki keinginan kuat untuk belajar. Jiwa belajar jangan sampai padam walaupun ia telah belajar selama 1000 tahun. Jika semangat telah hilang, maka ia tidak akan menggapai apa yang diinginkan,” pesannya kepada Dalwa Berita.Asrofi/red.

Asrofi Asfahani

Pererat Hubungan Pendidikan Lintas Negara, Negeri Jiran Kunjungi Dalwa

Previous article

September

Next article

Comments

Leave a reply