Masih hangat di pikiran bahwa semua kejadian dalam kehidupan ini penuh dengan hikmah. Kenapa ia terlahir kurang sempurna, kenapa ia selalu mengalami kemiskinan, kenapa cintanya tak terbalas, itu semua ada hikmahnya.
Tuhan Maha Adil, dan tentunya keadilan tidak harus dengan membagi sesuatu sama rata. Allah membagi semuanya sesuai dengan usaha, kebutuhan dan kemampuan hamba-Nya. Orang kaya diberi sesuai dengan kebutuhan. Mungkin terlihat banyak, tapi seberapa banyak yang ia nikmati?
Tak hanya memandang dari hal tersebut, kebaikan Allah yang berupa takdir yang diberikan kepada hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Jika menilik dari film yang tak asing, yaitu film Spiderman yang mana Paman Ben berkata “Dalam kekuatan yang besar memiliki tanggung jawab yang besar pula.”
Tak hanya kekuatan yang kerap disandingkan dengan tanggung jawab, tapi juga pengetahuan kita terhadap hakikat kita sendiri juga memunculkan tanggung jawab. Ada dari manusia ditakdirkan sebagai orang kaya, ada dari mereka yang berkuasa atau dari mereka yang berilmu. Mereka semua itu diberi kelebihan plus tanggung jawab yang berbeda-beda.
Orang kaya harus mengayomi yang miskin, yang berkuasa harus melindungi, orang alim harus menyebarkan ilmunya, itu semua tanggung jawab yang ada pada kelebihan mereka.
Tak hanya kelebihan yang memiliki tanggung jawab, tapi mereka yang memiliki kekurangan juga memiliki tanggung jawab. Itulah keadilan Allah, memberi tanggung jawab kepada hamba sesuai dengan kemampuannya. Orang yang miskin harus bekerja, orang disabilitas harus bersyukur, seorang hamba wajib mematuhui tuannya dan juga orang kurang berilmu yang wajib belajar.
Kita mahasiswa IAI Dalwa mengetahui bahwa kampus kita akan beralih bentuk menuju universitas. Tak semata-mata hanya universitas, akan tetapi akan menjadi Universitas Islam Internasional. Keren, kan?
Tentunya peralihan bentuk kita menuju universitas tidak semata-mata hanya untuk membuat mahasiswa bangga. Karena bagaimanapun, perubahan dan perkembangan yang lebih maju tidak hanya mengubah derajat, akan tetapi juga menambah tanggung jawab.
Kok bisa bengitu?
Sebagai mana yang manusia sendiri alami, perubahan fisik dan bertambahnya umur juga memberikan pekerjaan dan tanggungan yang berbeda. Jika pada masa anak-anak kita hanya bermain, kemudian beranjak menginjak masa sekolah kita harus belajar, lalu mengalami masa puber di mana kita mulai mengenal cinta. Lalu kemudian berubah menjadi dewasa, masa di mana problematika dan tanggung jawab sudah menjadi kompleks.
Begitu juga kampus kita tercinta yang kini telah mengalami perkembangan yang sangat baik. Tentunya tak hanya nama saja yang bertambah keren, fasilitas, sarana dan prasarana, kualitas pendidik dan pengajar, administrasi pula akan menjadi lebih baik karena peralihan bentuk tadi.
Pertanyaannya, apakah kita sebagai mahasiswa akan terus begini-begini saja? Apakah kita tidak mau berubah juga menjadi lebih baik lagi? Terus, apakah cocok kemampuan, keilmuan dan skill kita jika disandingkan dengan nama Universitas Islam Internasional? Itulah yang harus menjadi pertanyaan untuk diri kita masing-masing sebagai mahasiswa IAI Dalwa.
Ingat! Kita akan beralih bentuk menjadi universitas. Tanggung jawab kita sebagai mahasiswa IAI tentunya tidak sama dengan tanggung jawab mahasiswa universitas. Kenapa begitu? Karena ada kualitas yang harus dikembangkan. Hal ini telah dituturkan oleh Dekan Fakultas Dakwah IAI Dalwa, Ustaz Novianto Puji Raharjo, ketika usai menjadi penyidang proposal skripsi mahasiswa KPI.
“Kita menyambut apa yang diharapkan IAI Dalwa, yaitu meningkatkan kualitas. Karena juga kita akan menjadi Universitas Islam Internasional, ada kualitas yang harus kita jaga,” tutur beliau.
Kenapa harus meningkatkan kualitas? Jawabannya mudah, karena kita menyandang nama kampus kita. Jika memang kita mencintai kampus kita, guru-guru kita, maka tentunya tidak ingin membuat mereka kecewa. Tidak mau nantinya mereka berkata, “Lulusan Dalwa kok begini-begini aja. Gak ada mutunya.”
Bukan hanya guru kita yang kecewa, bahkan nama kampus juga akan tercoreng. Memang kita mau menjadi sejarah buruk kampus. Tidak, kan? Nama yang besar merupakan tanggung jawab yang besar. Ada kewajiban yang mesti kita penuhi.Gustiawan/red.
Comments