Bangil, Dalwa Berita – Setelah 3 tahun lalu Syeikh Su’ud Al-Jidhi Assyinqithi Al-Yamani berpamitan dari Ponpes Dalwa untuk kembali ke negerinya, kini beliau datang lagi ke Dalwa. Walaupun hanya 3 hari, para santri tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan belajar kepada beliau dan mengambil sanad salah satu kitab nazhom fiqih.
Syekh Su’ud sempat menetap di Indonesia, tepatnya di Dalwa kurang lebih 4 tahun. Beliau menjadi dewan pengajar di Dalwa, beliau banyak memberikan ijazah kitab kala itu. Pada 2021 beliau pamit untuk kembali ke negerinya, Yaman. Dan pada Juni ini beliau kembali menyambangi Ponpes Dalwa.
Beliau datang ke Dalwa dari hari Kamis lalu (20/6/2024) setelah rihlah dakwahnya ke berbagai daerah di pulau Jawa. Perpustakaan Sayyid Muhammad Al-Maliki Ponpes Dalwa, menggunakan kesempatan tersebut untuk menambah wawasan santri Dalwa dari kapabilitas keilmuan beliau, khususnya dalam bidang tauhid dan fiqih.
Di hari pertama pihak perpustakaan mengangkat tema “Al-Asya’iroh Wa Al-Maturidiyah Fi Mizani Ahlusunnah Waljama’ah”, guna memperluas pemahaman tauhid dan untuk menghadapi polemik akidah yang terjadi di Masyarakat saat ini.
Kemudian di hari kedua, Syekh Su’ud diminta menjelaskan tentang berkurban dan seputar keutamaan di hari raya kurban. Dan di hari ke tiga, Syekh Su’ud memberikan ijazah kitab nazhom fiqih “Shofwatuz Zubad” karya Al-Imam Ibnu Ruslan Assyafi’i.
Ijazah tersebut dilangsungkan di ruang pascasarjana B, di dalam lingkungan pesantren. Diawali dengan pembacaan kitab Zubad oleh para santri hingga Syekh Su’ud memberi isyarat berhenti, barulah beliau memberikan ijazah.
“Qobiltu al ijazah (saya terima ijazahnya),” ucap santri serentak menerima ijazah kitab yang menjadi kewajiban mereka menghafalnya di pesantren.
Pemberian ijazah tersebut juga menjadi momen pamit Syekh Su’ud kedua kalinya dari Dalwa. Sebagai seorang santri tentunya sangat bangga dan bahagia bisa mendapatkan ijazah dari seorang guru, hal itu diungkapkan oleh santri asal Jepara – Jawa Tengah, Muhammad Alawi.
“Saya merasa sangat senang dan bahagia bisa mendapat ijazah dari ulama sekaliber beliau (syekh Su’ud Al-Jidhi),” ucapnya bangga.
Juga dengan adanya ijazah, seorang santri akan terbukti kredibilitas keilmuannya kelak terjun berdakwah ke masyarakat.
“Kedepannya bisa jadi bukti kredibilitas keilmuan saya di masyarakat,” ujar santri yang duduk di kelas 3 Tsanawiyah itu.Ipul/red.
Comments