Bangil, Dalwa Berita – Ikatan Alumni Al-Hasaniyah Darullughah Wadda’wah mengadakan acara ngaji kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah bersama Dr. Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun, M.H.I. pada Kamis malam (15/12/2022) di kediaman Pemimpin Pondok Pesantren Abuya Al-Habib Zein bin Hasan Baharun, Dalwa Pusat.
Dalam acara tersebut, Dr. Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun, M.H.I. menjelaskan bahwa musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu.
“Musuh terbesar kita adalah hawa nafsu,” jelas beliau.
Beliau pun juga memberi pengibaratan bahwa hawa nafsu itu bagaikan cuka dan diri manusia berupa madu.
“Nafsu itu bagaikan cuka yang apabila dimasukkan ke dalam madu maka akan merusak cita rasa madu tersebut,” ungkap beliau.
Dr. Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun selaku Ketua Al-Hasaniyah memaparkan bahwa tujuan utama acara tersebut agar saling mengingatkan satu sama lain.
“Tujuan utamanya adalah وَذَكِّرْ فَاِنَّ الذِّكْرٰى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ (Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin),” papar beliau mengutip surah Az-Zariyat ayat 55 ketika diwawancarai Dalwa Berita.
Habib Muhamad bin Yahya selaku Wakil Ketua Al-Hasaniyah juga menambahkan bahwa adanya acara yang diadakan lebih dari 6 tahun ini memiliki berbagai macam tujuan, di antaranya untuk mempererat tali silaturahmi, menjaga akidah para alumni dan mempererat hubungan guru dan muridnya.
“Yang pertama untuk mempererat silaturahmi, yang kedua untuk menjaga akidah para alumni, yang ketiga untuk selalu mengikat antara guru dan muridnya,” jelas beliau.
Acara ini pun diperkenankan untuk semua alumni dan seluruh teman-teman yang pernah berkhidmah di Ponpes Dalwa.
Tidak hanya itu, Habib Muhamad bin Yahya pun juga turut memaparkan bahwa kitab Al-Hikam karangan Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari dipilih karena temasuk salah satu manhaj Abuya Al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun.
“Karena kitab Al-Hikam itu salah satu manhaj Abuya Al-Habib Hasan bin Ahmad baharun, yaitu thariqah suffiyah (tasawuf),” papar beliau.
Acara ini diadakan selama satu bulan sekali kecuali bulan Ramadhan, bulan Syawal serta bulan Maulid.
“Untuk rutinan satu bulan sekali kecuali di bulan Ramadhan, bulan Syawal dan buan Maulid,” ungkap beliau.Hilmi/red.
Comments