Pondok PesantrenWawancara

Awas, Distorsi Sejarah dalam Peradaban Indonesia

0
Distorsi sejarah mungkin bukan suatu yang baru bagi seluruh mahasiswa apalagi yang telah terjun dalam penguasaan sejarah secara matang, sangat banyak sekali penyelewengan sejarah di Indonesia, seharusnya kita sebagai generasi muda bisa meluruskan hal ini dengan mengadakan sebuah penelitian demi masa depan Indonesia yang telah dibodohi. Kali ini Kru Koran AT-TANWIR mewawancarai Dr. Alwi Al Attas mengenai pendapat beliau akan distorsi sejarah yang berada di Indonesia.
Siapa sih yang mempunyai peran vital dalam kemerdekaan Indonesia dalam mengusir penjajah?
Belanda menjajah kita cukup lama terutama di pulau jawa, memang di seluruh Indonesia tidak semua daerah dijajah dalam waktu yang sama. Tetapi dalam berjalannya waktu selalu terdapat perlawanan dari masyarakat setempat, pemimpin, Ulama. Dan kalau kita lihat secara keseluruhan, kebanyakan perlawanan dilakukan oleh kaum muslim, para sultan, yang di bantu oleh para ulama walaupun dalam satu tempat tidak berhasil mengusir penjajah tetapi ini merupakan suatu sumbangan umat Islam dalam menjadikan Indonesia merdeka, begitu pula sampai kemerdekaan Indonesia, umat Islam tetap berperan seperti dalam penyusunan Pancasila, walaupun dalam penyusunan tersebut tidak semuanya mengusung nilai-nilai Islami, ada yang lebih mengusung nasionalisme, sekuler tetapi mereka tidak sampai meninggalkan nilai Islami.
Kenapa peran Ulama dan kaum muslimin kurang didengungkan di Rakyat Indonesia?
Semua ini ada hubungannya dengan pendidikan karena Belanda membuka pendidikan untuk masyarakat pribumi seperti anak pejabat, anak pemimpin, tokoh-tokoh sehingga keluaran sekolah ini akan menjadi pemimpin di masa mendatag. Ilmu yang diajarkanpun adalah ilmu modern dan tidak mengajarkan ilmu agama seperti yang diajarkan ulama, sehingga dari pendidikan ini akan melahirkan satu generasi yang sudah tidak lagi membawa nilai-nilai Islami, mereka masih mengerjakan suatu yang diperintahkan oleh syariat, tetapi disebabkan pendidikan yang seperti ini maka cara berfikir sudah mulai berubah dan pemikiran-pemikiran Islam sudah tidak dibawah lagi kedepan publik seperti pemerintahan, kemasyarakatan walaupun tidak semua begitu.
Mungkin bisa dijelaskan akan terjadinya perdebatan sehingga terjadilah penghapusan 7 kata?
Menjelang kemerdekaan 17 Agustus tahun 45, pemerintah jepang membentuk BPU PKI (Badan Pelaksana Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) karena Jepang sempat menjanjikan akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia maka dibentuklah lembaga yang didalamnya terdapat tokoh nasionalis dan tokoh Ulama. Ketika diskusi mulai membahas dasar untuk negara ini, maka disitulah terjadi perselisihan pendapat yang cukup keras antara dua kubu, sehingga ada usul dari Suekarno untuk mengusung pancasila pada tanggal 1 Juni tetapi belum seperti pancasila yang kita kenal sekarang, akhirnya disusunlah panitia sembilan, 4 dari nasionalis muslim sekuler, 4 dari Ulama dan 1 dari kristen. 8 orang muslim tetapi 4 orangnya sekuler tetapi mereka juga tidak dikatakan anti agama hanya saja mereka tidak setuju dengan penerapan Islam, mereka lebih menekankan kebangsaan, terjadilah perdebatan yang memakan waktu yang cukup lama hingga mereka bisa bersepakan menghasilkan yang kemudian dikenal dengan piagam Jakarta, termasuk kalimat “dengan menjalankan bagi kaum muslimin” ini juga disepakati oleh seluruh panitia sembilan karena dalam kalimat tersebut terdapat sifat saling menghargai. Setelah itu, hasil kesepakatan dibawah pada rapat BPU PKI maka terjadilah perdebatan lagi tetapi pada akhirnya mereka sepakat semua. Hanya problemnya, setelah Indonesia merdeka, opsir Jepang datang ke Bung Hatta dan memberi kabar bahwa orang non muslim dari Maluku tidak menginginkan ada kata-kata tersebut di pancasila, dan mereka mengancam ingin memisahkan diri dari Indonesia, ketika berkas Pancasila ingin disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 maka Bung Hatta meminta kepada Sukarno untuk dihapuskan, kemudian mereka berbicara dengan perwakilan dari Islam, Ki Bagus Aji Kusumo, terus beliau tidak mau, dan sukarno meminta kepada Kasman untuk membujuk Ki Aji Kusumo, dan beliaupun tetap tidak mau, tetapi dikarenakan supaya Indonesia tidak pecah beliaupun setuju dengan sebuah rencana bahwa nanti Pancasila ini akan diubah kembali. Hal ini banyak yang menyayangkan, sebenarnya tidak usah dihapus, toh sudah digantipun
apakah sudah tidak ada yang
memberontak? Ya… ada juga yang memberontak
Pendapat anda tentang kelompok NII (Negara Islam Indonesia) yang kecewa pada kejadian penghapusan 7 kata?
Disatu sisi saya tidak kurang cendrung menggunakan cara memberonta untuk meraih suatu yang diimpikan karena mudaratnya sangan banyak, disisilain kelompok ini tidak bisa disalahkan, karena dalam sejarah, semua pemberontakan terjadi dikarenakan masyarakat merasa diperlakukan tidak adil sehingga orang kecewa dengan waktu yang lama sehingga mereka tidak tahan lagi lalu melampiaskan dengan pemberontakan. Sejarah yang dibukukan itu sangat condong kepada pemerintah sehingga yang dikisahkan Cuma pihak pemberontak saja, sehingga kesalahan besar pihak pemerintah tidak diabadikan seperti keadilan dan lain sebagainya. Kalau pemerintah adil, baik maka untuk apa lagi masyarakat memberontak? Seperti pada masa Umar bin Abdul Aziz, apakah ada kejadian pemberontak? Yaa… tidak ada karena pada waktu itu keadaan rakyat sejahtera, aman dan makmur. Jadi ini menjadi suatu yang harus diperhatikan oleh pemerintah supaya rakyat tidak merasa kecewa.
Pandangan anda tentang presiden Ir Sukarno ?
Saya kira kita perlu adil untuk menilai seseorang, Bung Karno termasuk pemimpin yang mempunyai banyak kelebihan, banyak hal-hal yang positif dan bung Karno mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh presiden lainnya. Beliau adalah tipe pemimpin yang besar, berani, yang bisa meletakkan Indonesia sejajar dengan negara lain walaupun Indonesia pada waktu itu belum mempunyai industri dan pabrik besar, dan beliau bisa akrab dengan pemimpin dunia lainnya seperti presiden Amerika Serikat, Rusia karena beliau mempunyai karakter yang kuat, leadership yang kuat yang tidak nunduk-nunduk inilah yang perlu diapresiasi. Beliau pula bisa menjadi salah satu penggerak dalam pertemuan pemimpin Asia Afrika, dimana pada waktu itu masih banyak negara yang terjajah.
Namun ada juga hal yang dikeritik oleh kaum muslimin, diantaranya masalah NASAKOM dan Bung Karno ini mempunyai pemikiran singkretis (Menggabungkan suatu yang tidak bisa digabungkan) seperti pemikiran Islam dicampur dengan pemikiran komunis sehingga beliau mempunyai kecendrungan menganak emaskan komunis, padahal komunis ini sudah beberapa kali memberontakapi masih dikasih kesempatan, mungkin, beliau bertujuan untuk melawan kapitalis karena yang bersebrangan dengan kapitalis pada waktu itu adalah komunis. Hal tersebut bukan menyelesaikan masalah bahkan tambah meledakan masalah, ini adalah problem lain pada Sukarno, disatu sisi beliau dekat dengan ulama Islam, tetapi disatu sisi mencampurkan nasionalisme dan komunisme. Ini adalah suatu yang aneh dalam segi konsep dan praktek.
Ide NASAKOM itu bukan hanya suatu yang baru, bahkan ketika beliau muda, pernah menulis artikel yang menunjukkan beliau mempunyai pemikiran NASAKOM sehingga ketika beliau masuk ke pemerintahan, pemikiran inipun dibawah, makanya saat ini pesantren mempunyai aksi signifikan untuk kemajuan Indonesia kedepannya.
Apakah terdapat distorsi sejarah dalam peradaban Indonesia?

            Menurut Dr. Anwar Bahtiar, yang meneliti masalah ini, beliau berpendapat, bahwa sejarang yang diajarkan di sekolah-sekolah itu tidak berimbang karena peranan umat Islam kurang didengunkan di sejarah Indonesia seperti Agus Salim, KH.H.Wahid Hasyim dan kyai lainnya yang mempunyai pesantren, beliau-beliau mempunyai peranan besar di Indonesia. H-sen/Red 
admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Asah Kemampuan Dakwah Santri dengan Tamrinul Muhadharah

Previous article

Ribuan Santri Panjatkan Doa dalam Tabligh Akbar Hut RI Ke-72

Next article

Comments

Leave a reply