Bahasa ArabKolomOpiniTaslim

Bahasa Arab; Sumber Kekuatan Muslimin, Sumber Penyebaran Ulumuddin, Bahasanya Sang Rohmatan Lil Alamin

0

“Aku mencintai bahasa Arab karena tiga sebab; karena aku berbangsa Arab, bahasa Arab bahasa Al-Qur’an dan bahasanya penghuni surga,”

Dari sahara Arab lah cahaya Islam muncul, bersinar, menyebar sehingga menerangi jagat alam dari kegelapan jahiliyyah ratusan tahun lamanya. Di tanah gersang itulah sang Nabi akhir zaman dilahirkan, hidup, diutus hingga wafatnya. Di atas tanah tersebut pula generasi terbaik manusia hidup, bagai episode spesial dalam sereal film kesukaan.

Dari tanah Arab generasi terbaik yang pernah ada di bumi itu menyampaikan cahaya ilahi ke negri-negri jauh dan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya hingga sampai jauh di semenanjung Iberia, tanah luas Romawi dan Persia. Disatukan negri-negri yang terpecah belah itu dalam satu naungan, naungan cahaya Islam berpanji La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Mereka hidup nyaman, aman, tentram di bawah keperkasaannya tanpa adanya paksaan, semuanya merasa teradili. Khilafah Islamiyyah yang berpegang teguh pada firman Tuhannya dan arahan Nabinya.

Khilafah Islamiyyah tersebut menaungi berbagai suku dan bangsa, mereka semua disatukan oleh satu bahasa, bahasa agama mereka, bahasa kitab pedoman hidup mereka, bahasa Al-Quran yang mulia, bahasa Arab. Jadilah bahasa Arab sebagai bahasa dunia Islam. Satu sama lain berinteraksi dengan bahasa Arab walau beda negri, beda suku, beda bangsa yang tentunya semua itu berbeda bahasa, tapi tetap saja mereka dapat bercengkrama dengan satu bahasa yakni bahasa Arab.

Siapapun yang ingin memahami syariat Islam dengan sebenar-benarnya maka mestilah ia menguasai bahasa Arab. Bahasa syariat Islam bahasa Arab. Tak bisa dibenarkan orang yang memisahkan bahasa Arab dengan syariat Islam, karena dengan bahasa Arab lah dapat dipahami agama ini. Karena memang pembawa agama ini adalah ia berbahasa Arab.

Bangsa Arab memelihara bahasa nenek moyangnya yang paling pertama, yang diturunkan dari alam khayangan surga ke bumi fana sebagai khalifah di sana. Itulah bahasa yang diajarkan Allah subhanahu wata’ala pada manusia pertama ciptaan-Nya, Adam alaihissalam, yang mulanya dititah tinggal di surga – dari itulah Nabi Muhammad mengatakan bahasa penghuni surga. Bahasa itu pula yang nantinya akan jadi bahasa wahyu pamungkas-Nya, Al-Qur’an yang mulia, yang akan langgeng sepanjang masa, yang akan mendahului masa diturunkannya, awet tak kan termakan masa, dijaga langsung oleh penguasa semesta hingga tak ada yang dapat merubahnya. Itulah bahasa Arab, bahasa yang mewakili kalam ilahi, yang kita ingin gunakan sehari-hari tuk berinteraksi dengan sang Ilahi.

Karena manusia pertama itu berbahasa Arab jadilah bahasa itu bahasa pertama di bumi. Sehingga semua bahasa yang ada saat ini, di Eropa atau pun asia apalagi Indonesia yang miliki beribu bahasa, kesemuannya itu bermula dari bahasa Arab, dari asal suara Alif Lam Mim. Begitulah yang dijelaskan Dr. Ustaz Najib Ali Abdullah As-Saudi dalam penyampaiannya saban hari di Ponpes Dalwa.

Lebih lagi, bahasa Arab lah yang dijadikan bahasanya insan tersempurna dalam interaksi kesehariannya maka dapat pahala lah orang yang berbicara Arab dengan niat mengikutinya, dan itulah yang diajarkan para masyaikh kita. Tiada lain pula itulah tujuannya.

Di samping itu juga, bahasa Arab lah yang menjadi kunci untuk ulumuddin. Terhampar banyak kitab-kitab ulama salaf yang kesemuanya gunakan bahasa Arab, boleh lah ia orang Andalus tapi kitabnya berbahasa Arab, Alfiyyah Ibnu Malik. Boleh lah ia berbangsa India tapi ia pilih bahasa Arab tuk karangan kitabnya Fathul Muin syarah Fathul Qorib. Dan masih terlalu banyak tuk didikte.

Maka dari itu sang pendiri pondok pesantren Darullughah Wadda’wah, Abuya Habib Hasan bin Ahmad Baharun mendirikan pesantren dengan dasar bahasa Arab dan dakwah karena beliau amat paham bahwa sumber kekuatan Islam terletak pada bahasa Arab.

“Mengapa Abuya Hasan memilih bahasa Arab untuk pondasi pesantren yang dirintasnya? Karena Abuya Hasan menganggap bahwa kekuatan umat Islam itu terletak pada bahasa Arab,” demikian ungkap Dr. Solehuddin Hasyim, M. H.I., Wakil Rektor I UII Dalwa.

Jika bahasa Arab dapat dipahami oleh setiap muslim pastilah akan kuat Islam ini. Banyak mereka dari para pengkaji aqidah dan syariat Islam terperosok salah paham karena minimnya penguasaan bahasa Arab. Perlu disadari medan dakwah yang amat perlu diperhatikan oleh para ulama dan praktisi dakwah saat ini ialah ranah pemikiran. Jangan sampai ada seorang dai yang gagal paham atas satu persoalan syariat karena awamnya bahasa Arab sehingga hal itu akan membahayakan pemikiran kaum muslimin. Runtuhlah pemikiran umat karena terprovokasi pemikiran sesat, pemikiran semisal proyektor dan perlakuan adalah kontennya. Bisa dipastikan dia yang salah tindak tanduknya, salah pula lah pemikirannya.

Pemikiran sesat sangat amat bahaya bagi pemikiran orang sekitarnya, lebih parah lagi datangnya dari orang terpandang, lebih lagi jatuh pada sumber – sudut pandangnya pada Al-Qur’an dan Sunnah – yang akan mengotori sumber dan aliran yang bersumber darinya. Bak kotoran najis yang ‘nyemplung’ ke mata air sehingga kotor lah semua cabang alirannya, jadilah najis semua.
Itulah pemikiran sesat yang memisahkan syariat Islam dari ruhnya, bahasa Arab. Pemikiran yang meruntuhkan Turki Ustmani dari tahtanya, mencabut akar-akar nilai Islam dari jiwanya. Bahasa Arab bukan lah semata-mata bahasa bangsa Arab tapi bahasa agama Islam, bahasa yang mewakilkan kalam tuhan, Allah subhanahu wata’ala, darinya syariat Islam tersampaikan. Bahasa yang diajarkan tuhan pada Adam alaihissalam.

Akhirnya, semoga umat Islam dapat kembali kuat dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihissalam, yang tiada lain diharuskan dengannya pula memahami secara utuh bahasa Arab. Sebagai ruh dari keduanya itu. Semoga dengan mempelajari dan berinteraksi dengan bahasanya sang Nabi, kita dapat berkumpul bersamanya nanti, bersama-sama memandang wajah Ilahi Robbi, di surga-Nya yang menananti.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Kenapa Seorang Muslim Wajib Menguasai Bahasa Arab?

Previous article

Opening FILLA 2023; Kenalkan Kiprah Habib Hasan Baharun dalam Penyebaran Bahasa Arab

Next article

Comments

Leave a reply