FahriKolomOpini

Berinovasilah, Dan Jangan Takut Gagal

0

Di era milenial 4.0 ini, inovasi sangat dibutuhkan demi menunjang segala bidang sektor kehidupan. Kalau dulu kita mengetahui, untuk mengerjakan apapun harus dilakukan serba manual. Seiring berkembangnya zaman, manusia mampu meringkas dan mempermudah pekerjaan mereka dengan kemajuan tekhnologi yang semakin canggih. Banyak kita lihat pekerjaan yang dulu dikerjakan manual, sekarang telah dikerjakan menggunakan bantuan mesin. Daripada memperkerjakan orang dan memberinya upah, keberadaan mesin dinilai lebih efektif dan efisien dikarenakan dapat menekan jumlah pengeluaran. Pabrik-pabrik yang dulunya mempekerjakan manusia, kini memangkas jumlah buruhnya dan menggantinya dengan mesin.
                Mindset salah yang mengatakan “sekolah yang bener, biar gampang cari pekerjaan” harusnya dari kita mengatakan “sekolah yang bener, biar bisa menciptakan lapangan pekerjaan.” Di zaman ini kita butuh untuk menemukan sesuatu yang baru yang bisa kita kembangkan. Lihatlah, banyak orang sukses karena inovasi yang mereka kembangkan. Mark Zuckerberg dengan inovasi facebooknya, Ahmad Zaki, dengan e-commerce bukalapaknya, Nadiem Makarim dengan inovasi Go-Jeknya dan banyak lagi orang-orang yang sukses dengan inovasinya. Mungkin banyak orang yang  memulai inovasinya. Tapi, karena inovasinya tak kunjung berkembang, mereka memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Hal ini mestinya tidak terjadi. Siapa yang tak tahu dengan Nokia? Sebuah perusahaan telepon raksasa yang merajai pasar global selama 14 tahun bahkan keberadaannya sering disebut juga dengan hape sejuta umat. Ketika masa kejayaannya, hampir semua orang memiliki alat komunikasi perusahaan nirkabel ini. Bahkan semboyan connecting people yang dimilikinya begitu melekat di masyarakat. Kedigdayaannya dalam pasar telepon seluler hampir tidak memiliki pesaing di era 2000-an. Namun, siapa sangka 3 November 2013 kabar mengejutkan datang dari perusahaan asal Finlandia tersebut. Unit bisnis dan pelayanan Nokia dibeli oleh Microsoft seharga USD 7,2 miliar. Seluruh brand yang diusung Nokia beralih menjadi Microsoft[1]. Kenapa hal ini bisa terjadi? hal ini disebabkan karena mereka berhenti berinovasi. Persaingan ketat tidak malah membuatnya melaju. Melainkan rasa pesimistis yang membuatnya makin mundur.
                Kegagalan menurut hemat penulis adalah proses menuju kesuksesan. Dengan gagal kita dapat membuka jalan penghalang pintu kesuksesan. Kegagalan memberikan pelajaran bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Thomas alva Edison mengatakan “saya bukan gagal 10.000 kali. Saya tidak gagal satu kalipun. Saya berhasil membuktikan bahwa ada 10.000 cara yang keliru, akhirnya saya menemukan sebuah cara yang benar.” Melihat perkataan ini, bisa kita simpulkan bahwa seorang Thomas, tidak mengatakan kegagalan adalah kegagalan. Tapi dia memoles bahasa dengan “cara yang keliru”. Kita lihat seorang Jack Ma orang terkaya di China yang sebelumnya ditolak oleh 30 perusahaan, Bill Gates pendiri Microsoft yang gagal berkali-kali dan akhirnya bisa membuktikan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit. Di dunia Islam, kita mengenal Ibnu Firnas seorang penemu kerangka pesawat pertama d idunia, yang melakukan percobaan selama 4 kali di umur 70 tahun. Dalam percobaannya dia gagal mendarat dengan sempurna hingga mencederai tulang punggungnya. Atas jasa pembentukan kerangka pesawat ini, lalu banyak ilmuwan barat yang mengadopsi dan menyempurnakan penemuannya.
                Jadi, kegagalan adalah hal yang wajar dalam proses perjuangan. Oleh karenanya, teruslah berinovasi, cari dan kembangkanlah bakatmu. Jangan pantang menyerah, dan teruslah berusaha. Catat, dan kembangkan setiap inovasi positif yang hinggap di otakmu. Jangan jadikan orang di sekililingmu sebagai alasan atas berhentinya sebuah inovasi. Karena hidupmu merupakan tanggung jawab dirimu.Fahri/red.


[1]www.nasional.sindonews.com

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Hari Anak Nasional; Momen Sadar Akan Pentingnya Pendidikan

Previous article

Kenapa Dalwa Selalu Menjadi Tuan Rumah Ujian Penerimaan Universitas Ahqof Yaman?

Next article

Comments

Leave a reply