KolomOpini

Catatan Kecil untuk Para Aktifis

0

Pergantian kepengurusan di linkungan Keluarga Mahasiswa IAI DALWA sedang berlangsung, setiap organisasi sibuk mencari kader yang pas untuk menggantikan pengurus sebelumnya, suasana keorganisasian semakin hangat dengan pengurus-pengurus yang baru. Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa baru dilantik, sedangkan kakak kandungnya yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa dalam proses pencarian bibit-bibit baru.
Pengurus yang baru baik itu UKM, HMJ, BEM, ataupun DPM harus mengintrospeksi dirinya, sehingga kesalahan dan kekurangan yang lalu tidak terulang kembali, hal yang baik bisa dilanjutkan dan lebih ditingkatkan dengan inovasi dan kreatifitas. Apalah daya dengan kepengurusan yang baru jika masih mengulangi kesalahan yang sama, tidak ada inovasi baru dan stagnan, atau bahkan mundur ke belakang hingga nama organisasinya tertelan oleh waktu.
            Hal pertama yang harus diintrospeksi adalah  Efektifitas Kegiatan Dan Acara. Seberapa besar kegiatan yang dilaksanakan memiliki efek dan pengaruh terhadap santri? Berapa santri yang sudah tersentuh dari kegiatan kita ? berapa persen dari 3000-an santri yang berhasil mendapat mamfaat dari kegiatan kita ? Berapa persentase santri yang berhasil setelah mengikuti acara ? pertanyaan-pertanyaan seperti ini bisa menjadi bahan introspeksi kita, karena mungkin saja ketika kita mengadakan acara, ternyata kita sibuk dengan hal-hal yang berbau formalitas belaka, atau bahkan lebih sibuk dengan hal-hal yang tidak substantif. Hakekat dari kita mengadakan kegiatan atau acara adalah agar santri dan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Semakin banyak santri yang ikut dan tersentuh dari kegiatan yang kita laksanakan, semakin sukses pula kegiatan tersebut.
            Hal kedua adalah mengenai  Karakteristik Kegiatan. Apakah acara-acara atau kegiatan-kegiatan yang kita kerjakan sesuai dengan keinginan abuya dan asatidzah serta dosen-dosen? apakah sudah sesuai dengan prosedur? apakah acara kita bertentangan dengan peraturan  pondok dan kampus? apakah acara kita sudah beradab?. Segala acara harus sesuai dengan prosedur, baik dari perizinan, pra-acara, ketika acara, dan pasca-acara. Jangan sampai acara yang kita kerjakan tidak diketahui oleh atasan baik dari asatidzah dan dosen, wabilkhusus para wakil rektor. Untuk menyesuaikan dengan tersebut, perlu persiapan jauh-jauh hari, kalau bisa acara selama setahun sudah diplaningkan dari awal dan penanggungjawabnya juga sudah ditentukan. Sehingga tidak ada alasan lagi, acara  mendadak, perizinan tidak turun, dana tidak ada, dan kendala-kendala lainnya.
            Hal kegita adalah Perbaiki Niat. Untuk apa kita berorganisasi? apakah hanya karena ingin mendapat fasilitas ? atau karena ingin lari dari kebosanan dengan rutinitas yang ada ? atau  agar bisa keluar pondok ? tanyakan kepada hati kita. Kesungguhan kita di organisasi bisa  terlihat dari seberapa besar kita mengabdi dan mengerahkan segala kemampuan untuk kebaikan organisasi tanpa mengesampingkan hal-hal yang wajib,  seperti masuk kelas diniyah, kampus, halaqoh shubhiyah dan maghribiyah, munaqosyah, muhadharah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
            Jangan karena kita aktif di organisasi menjadi alasan nilai rendah, bahasa arab tertinggal, tidak pernah ta’lim, sering ghoib dan  hal-hal negatif lainnya. Jangan lupa bahwa berorganisasi bukanlah yang primer, tapi dia bersifat sekunder. Tapi  meskipun berorganisasi itu sekunder, tetap harus mendapat porsi yang maksimal sesuai dengan tugas masing-masing, karena berorganisasi adalah jalan khidmah kita, setiap santri memiliki jalannya masing-masing dalam berkhidmah, so this is our way, khidmah berorganisasi.
            Berorganisasi harus memiliki misi yang jelas, karena misi itu sendiri yang akan mengarahkan kita kemana dan apa yang kita planingkan nantinya. Para Ketua haru memiliki misi kedepan, misi yang besar, think out of the box,  hingga  nama kita hilang tertutup oleh misi kita yang besar dan luar biasa.
Kita adalah  The Leader of  Future (pemimpin masa depan) , kita bukan sembarang santri, tapi nama aktifis tersemat di dada kita. Carilah makna dan hakekat dari Leader atau pemimin, setelah mengetahui makna dan hakekatnya, cari tahu proses menjadi seorang pemimpin, setelah itu berjalanlah dijalur seorang Pemimpin, jangan berjalan dijalannya pecundang, kar
ena hal itu hanya membuang tenaga dan waktu kita. Seperti pepatah mengatakan “Kamu ingin sukses tapi tidak berjalan dijalur orang-orang sukses, ketahuilah sesungguhnya kapal itu tidak berlayar di atas daratan”.
            Lihatlah Dalwa ini, pondok yang sudah mendapatkan trust dari masyarakat nasional dan Internasional. Dengan nama besarnya, apakah kita akan berdiam diri tekagum-kagum dengan besarnya pondok ini, dan kita akan tetap kecil tidak ternilai. Bukalah cakrawala berfikir, kita ikut besar diiringi kebesaran Dalwa juga  dengan besarnya pola pikir dan tingkah laku kita. Torehkan prestasi pengabdian, karena prestasi sejati bukan ketika berbagai piala didapatkan, tapi ketika kita menjadi orang yang paling bermamfaat bagi orang lain.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Forum Musyawarah Fiqhiyah Dalwa Undang 40 Pesantren Se-Jawa dan Madura

Previous article

38 Delegasi Daerah Warnai Persaingan Debat Bahasa Arab

Next article

Comments

Leave a reply