Bangil, Dalwa berita- Kehadiran sebuah unit usaha baru yang bergerak dalam bidang restoran cepat saji Dalwa fried chicken menarik perhatian para santri, wali santri, dan alumni saat kembali bertandang ke pondok di tahun ajaran baru 2019/2020.
Bertempat di Dalwa center Bangil Pasuruan, restoran cepat saji ini telah memiliki empat cabang dengan dua outlet perdananya yang bertempat di Surabaya. Setelah sukses dengan peluncuran outlet perdananya beberapa bulan yang lalu. Dalwa kembali membuka dua outlet berikutnya yang bertempat di dekat kawasan santri dan di timur alun-alun Bangil.
Meskipun terbilang baru, produk yang biasa disebut dengan DFC (Dalwa Fried Chicken) ini sangat digemari oleh berbagai kalangan. Alat- alat yang digunakan pun sudah mengunakan peralatan berteknologi tinggi agar menghasilkan cita rasa yang tinggi. Food safety standar Singapura dan sertifikat halal MUI pun juga telah dikantonginya.
“Pertama kali saya nyobain ayam DFC, rasanya itu hampir sama dengan fried chicken yang dijual di McDonald’s” ucap Afrinsya yang baru saja menikmati satu porsi DFC selepas perjalanan panjangnya dari Cimahi Jawa barat.
“DFC ini sengaja kita buat kecil tapi eksklusif, dengan melihat kebutuhan masyarakat atas makanan cepat saji” ungkap pak Syamsul Arifin operasional manager dari seluruh unit usaha Dalwa.
“Kita membangun ini bukan hanya sekedar untuk berbisnis, tapi juga untuk membuktikan bahwa muslim juga mampu bersaing secara global” jelas bapak berumur 65 tahun 2 anak ini. “dan juga kita sedang mempersiapkan untuk menghadapi pasar bebas APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di 2020 nanti. Tidak menutup kemungkinan DFC nantinya bisa hadir di berbagai negara di Asia tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura” Tambah beliau.
“Sebentar lagi kita juga akan membangun gudang central processing untuk tempat pengolahan produk-produk Dalwa seperti air minum, kentang goreng, perkedel, bumbu DFC, teh Dalwa DLL” cerita manager yang juga pernah bekerja di perusahaan Freeport dan Giant itu.
Dalam satu minggu, satu buah outlet DFC sendiri bisa menghabiskan 500 ekor ayam dan menghasilkan 120 juta rupiah perbulannya.
“Banyak dari para wali santri dan habaib menawarkan untuk membuka outlet DFC yang baru di daerah-daerah lainnya, tapi saya tidak mau. Saya serahkan keputasannya sama Abuya Habib Zein Baharun” jelas beliau.
“Membangun bisnis itu perlu konsentrasi dan doa. Kita juga punya planning untuk tidak hanya hadir di Bangil Pasuruan saja tapi se-Indonesia. Kalau bisa di setiap pondok pesantren ada DFC. Setiap dua minggu kita akan membangun satu outlet baru”tambah beliau.Wildanisma/red.
Comments