“Ustaz Hasan adalah orang pertama yang membuka kembali hubungan antara Yaman dan Indonesia setelah puluhan tahun lamanya. Dan beliau yang memulai mengirimkan santrinya untuk belajar di Yaman sehingga pahala orang yang belajar ke Yaman akan kembali kepada Al-Alim Al-Da’i ilallah Al-Ustaz Hasan Baharun “ (Habib Umar bin Hafidz, Biografi Sang Murabbi Abuya Al-ustaz Hasan Baharun)
Ini penuturan dan bentuk kesaksian kepada Abuya Habib Hasan Baharun dalam gigihnya perjuangan dalam diplomatik dengan ulama Timur Tengah khususnya Yaman. Berkat beliau kita dapat rasakan sekarang banyak dari mahasiswa Indonesia belajar di Yaman ataupun ulama dari sana mengajar di Indonesia.
Mulanya Abuya Hasan menjalin hubungan dengan ulama Timur Tengah banyaknya ulama melakukan rihlah dakwah di Indonesia, Abuya Hasan juga seorang Pen-dai’ yang memiliki kemampuan berbahasa Arab diminta untuk menterjemahkan mereka ketika berceramah. Sebab mendampingi mereka, Abuya Hasan menjalin persaudaraan dengan mereka, terbukti dengan kedekatan Abuya Hasan dengan ulama terkemuka di Haramain saat itu yakni Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki lewat menterjemahkan ceramahnya disalah satu rihlahnya di Jawa Timur pada tahun 70-an.
Wajar apabila Abuya dikenal dengan banyak ulama Timur Tengah sebab pandainya berbahasa arab. Kedekatan semakin terjalin ketika Abuya telah mendirikan pesantren Darullughah Waada’wah semakin sering ulama Timur Tengah berdakwah di Indonesia maka semakin sering pula ulama Timur Tengah bertamu ke Dalwa. Sampai saat ini dapat kita rasakan saban hari pasti ada saja ulama Hadramaut bertamu ke Dalwa walau sebatas bertemu dengan Abuya Zein Baharun atau mereka menyempatkan diri memberikan nasehat penyejuk hati kepada santri.
Sewaktu-waktu Abuya Hasan juga mengunjungi kota Tarim melakukan ziarah para ulama, ternyata disambut dengan meriah kedatangannya. Belum lagi melihat kehidupan di kota Tarim penuh dengan keilmuan tersirat dalam hatinya untuk mengirim santri belajar di kota 1000 wali ini. kemudian beliau mengirim anaknya Habib Shodiq Baharun dan keponakannya Habib Quraisy baharun belajar di Darul Mustofa asuhan Habib Umar Bin Hafidz.
Dari penuturan Habib Umar Bin Hafidz, Abuya Hasan lah orang yang pertama membuka kembali diplomatik dengan negara Yaman dalam Keilmuan.
“Ustaz Hasan adalah orang pertama yang membuka kembali hubungan antara Yaman dan Indonesia setelah puluhan tahun lamanya. Dan beliau yang memulai mengirimkan santrinya untuk belajar di إaman sehingga pahala orang yang belajar ke Yaman akan kembali kepada Al-Alim Al-Da’i ilallah Al-Ustaz Hasan Baharun”
Sama halnya Habib Abdullah Baharun Rektor Al-Ahgaf Tarim menyebutkan bahwa Abuya Hasan orang pertama mengirim santrinya belajar di Al-Ahgaff dan memperkenalkan Universitas Al-Ahgaff di Indonesia.
Di buku biografi Sang Murabbi karangan Ahmad Hamid kedekatan Abuya Habib Hasan dengan ulama Yaman begitu intens, diakhir buku terdapat beberapa foto Abuya Hasan bersama para ulama Hadramaut berziarah bersama di makan Zanbal, ziarah kediaman masayaikh Rubath Tarim dan menghadiri majelis ilmu bersama Habib Zein Bin Sumaith dan banyak lagi.
Tidak sampai disitu saja kitab karangan Abuya Hasan ‘Muhawarah dan kamus Ashriah’ menjadi kitab dasar bagi santri asal Indonesia yang ingin melanjutkan belajar di Tarim atau kitab di pelajari bagi pemula di sana.
Bahkan bentuk gigihnya melanjutkan perjuangan Abuya Hasan Baharun Alumni Dalwa yang melanjutkan studi mereka di Yaman membuat cabang Al-Hasaniyah di Hadramaut dan setiap tahunnya mereka mengadakan haul Abuya Hasan bersama masyaikh dan ulama Hadramaut.
Comments