beritaEvent PondokIkatan Santri DaerahRedaksiSaiful

Dr. Segaf Baharun di Haul Abah Guru Sekumpul: Menjadi Wali Bukan Tujuan

0

Bangil, Dalwa Berita– “Menjadi Wali itu bukan tujuan tapi yang menjadi tujuan itu adalah ridha Allah,” tutur Rektor UII Dalwa, Dr. Al-Habib Segaf Baharun saat menghadiri peringatan haul ke-20 Abah Guru Sekumpul yang diadakan di Ponpes Dalwa.

Dihadapan seluruh santri yang tergabung dalam ittihad Israr, Habib Segaf menuturkan bahwa seluruh sejarah kehidupan Abah Guru Sekumpul adalah nasihat untuk kita yang masih hidup di dunia ini dan  bukti dari benarnya  firman Allah Ta’ala.

“Cerita hidupnya, sejarahnya, manakibnya adalah nasihat untuk kita, nasihatnya apa? ‘Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka akan bahagia hidupnya’,” ucap beliau.

Dr. Al-Habib Segaf Baharun memberikan tausiyah di acara Haul Abah Guru Sekumpul

Di kesempatan itu Habib Segaf pun merasa bahagia serta berharap keberkahan dari sohibul haul.

“Kami merasa bahagia karena harapan kami semoga kami dapat barokahnya Abah Guru Zaini, jelas beliau adalah seorang yang penuh dengan keberkahan, penuh dengan karunia dari Allah Swt dan penuh cinta Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, karena sebuah karamah itu ketika tampak setelah meninggalnya sampai terus berlanjut itu menandakan bahwa beliau itu adalah seorang wali yang besar,” ungkap beliau Kamis malam (09/01/2025).

Di akhir, beliau berharap semoga semuanya terkhusus untuk Dalwa dan Seluruh santrinya mendapat berkah Guru Sekumpul.

Suasana Mahallul Qiyam perayaan Haul Abah Guru Sekumpul di Dalwa

“Dan semoga kita semuanya terutama untuk Dalwa dan juga para santri Dalwa mendapatkan barokahnya, Insya Allah. harap beliau.

Acara yang digelar di area belakang Dalwa Hotel Syari’ah itu turut dihadiri oleh jajaran asatidzah Ponpes Dalwa di antaranya Ust. H. Qoimuddin, Ust. Amin Ismail Al-Makki Ust. Hasan Basri bin Muhammad, Ust. Ismail Ayyub dan deretan pengajar yang lain.

Pemotongan pita oleh Dr. Al-Habib Segaf Baharun saat meresmikan Ittihad Isra Ka’bah

Acara yang merupakan rutinitas tahunan itu sekaligus meresmikan berdirinya ISRA KA’BAH (Ikatan Santri Kalimantan Arba’ah) yang terdiri dari gabungan himpunan santri Israr Kalsel, Iskat Kalteng, serta Isbet untuk Kaltim dan Kaltara, yang disermikan langsung oleh Habib Segaf Baharun selaku ketua Majlis Pembina Organisasi (MPO) Israr.

Siapa itu Abah Guru Sekumpul?

Abah Guru Sekumpul adalah tokoh ulama terkenal yang berasal dari Kalimantan Selatan. Nama aslinya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari. Beliau lahir pada 1942 dan wafat pada 2005.
Semasa hidupnya, Abah Guru Sekumpul aktif dalam mendakwahkan agama Islam di Kalimantan. Beliau turut mengajarkan berbagai ilmu keislaman dari kitab-kitab kuning karya para ulama kepada jemaahnya. Di sisi lain, kegiatan pengajian lain juga dilaksanakan.

Guru Sekumpul bersama Abuya Al-Habib Hasan Baharun

Pengajian yang Abah Guru Sekumpul gelar senantiasa dipadati banyak orang. Jemaahnya bahkan datang dari berbagai kalangan dan wilayah.

Kelahiran dan silsilah keturunan

Abah Guru Sekumpul lahir pada tanggal 11 Februari 1942 di Desa Tunggul Irang Seberang, Martapura, Kalimantan Selatan.

Ayah Guru Sekumpul adalah Abdul Gani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman. Ibu beliau adalah Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan zuriat ke-8 dari ulama besar tanah Banjar yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Muhammad Zaini Ghani bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Samman bin Saad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin Khalifah Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan. Ulama besar tanah kalimantan.

Masa Kecil

Pada awalnya, nama beliau adalah Qusyairi. Setelah beranjak usia, beliau meminta agar namanya diganti menjadi Muhammad Zaini.

Semasa kecil, kehidupan Abah Guru Sekumpul terbilang sederhana. Ayah beliau, Abdul Ghani, berprofesi sebagai tukang gosok intan dengan penghasilan yang pas-pasan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja terkadang kurang mampu.

Pernah pada suatu waktu, keluarga Abah Guru Sekumpul hanya menyantap sebungkus nasi yang dibagi menjadi empat porsi dan sayur gedebok pisang.

Keluarga Abah Guru Sekumpul juga hanya tinggal di rumah tua tanpa kamar dan atap yang berlubang. Kehidupan masa kecil Abah Guru Sekumpul yang demikian membuat beliau memiliki jiwa yang tegar.

Pendidikan beliau

Abah Guru Sekumpul dengan Gus Dur

Pendidikan Ketika kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan ayah dan neneknya, yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al Quran. Semenjak kecil ia sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama.

Selain nenek dan ayahnya, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia. Pamannya mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Seman pula yang mengajak Abah Guru Sekumpul mendatangi tokoh Islam terkenal di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa. Salah satu contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul belajar kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal sebagai ulama yang ahli dlam bidang hadis dan tafsir.

Sejak kecil, Abah Guru Sekumpul telah mendapat pendidikan agama dari kedua orang tua dan neneknya. Kecerdasan beliau sudah terlihat sejak usianya masih beliau.

Di usia 7 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur’an serta berhasil menghafal kitab Tafsir Jalalain karya ulama Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli di usia 9 tahun.

Di antara Guru-Guru beliau
Guru-Guru beliau tersebar dari tanah kalimantan. Beliau sudah belajar dengan guru-guru besar dan kharismatik di Kalimantan Selatan yang spesialis dalam bidang keilmuan agama Islam seperti:

Tiga yang terakhir merupakan gurunya yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid.

Abah Guru Sekumpul bersama Al-Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi, Solo

Adapun Guru-Guru Khusus beliau ada yang dari dalam negri sampai luar negeri.

Selain itu, di antara guru-guru Guru Sekumpul lagi selanjutnya:

  • Syekh Syarwani Abdan Bangil
  • al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi

Kedua tokoh ini biasa disebut Guru khusus beliau.

Dari beberapa guru abah guru sekumpul  lagi adalah:

Masa muda beliau diisi dengan perjalanan mencari ilmunya dengan berguru kepada sejumlah ulama terkemuka. Hingga pada usia 33 tahun, Abah Guru Sekumpul menikah dengan Juwairiyah binti H. Sulaiman. Pernikahan beliau dengan Juwairiyah tidak dikaruniai keturunan.

Kedua putra Abah Guru Sekumpul, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali (Ap Tour)

Kemudian beliau menikah lagi dengan Noor Laila binti KH. Abdul Muin Kandangan dan dianugerahi 2 anak laki-laki. Saat wafat pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggalkan 3 orang istri dan 2 orang anak.

Karya tulis

Karya tulisnya di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Al-Imdad fii Auradi Ahlil Widad
  • Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani.
  • Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
  • Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.

Wafat

Abah Guru Sekumpul wafat di Martapura pada 10 Agustus 2005 (usia 63 tahun) setelah mengalami sakit pada ginjalnya. Ulama kharismatik ini dimakamkan di kompleks keluarga di dekat Musala Ar-Raudhah, Kalimantan Selatan.

Ribuan jamaah rela berdesak-desakan demi mengantarkan Guru Sekumpul menuju tempat peristirahatannya yang terakhir.

10 Agustus 2005 (Rabu pagi) sekitar pukul 05.10, Guru Sekumpul mengembuskan napas terakhir dan berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus kompleks pengajian, Sekumpul Martapura. Guru Sekumpul meninggal karena komplikasi akibat gagal ginjal

Begitu mendengar kabar meninggalnya Guru Sekumpul lewat pengeras suara di masjid-masjid selepas salat subuh, ratusan ribu masyarakat dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan berdatangan ke Sekumpul Martapura untuk memberikan penghormatan terakhir pada almarhum.

Jenazah Abah Guru Sekumpul saat hendak dimakamkan di komplek Musholla Ar-Raudhah, Sekumpul

Pasar Martapura yang biasanya sangat ramai pada pagi hari, Rabu pagi itu sepi karena hampir semua kios dan toko-toko tutup. Suasana yang sama juga terlihat di beberapa kantor dinas, termasuk Kantor Bupati Banjar. Sebagian besar karyawan datang ke Sekumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.

Sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Rabu sore sekitar pukul 16.00, warga masyarakat yang datang diberikan kesempatan untuk melakukan salat jenazah secara bergantian. Kegiatan ibadah ini berpusat di Musala Ar Raudhah, Sekumpul, yang selama ini dijadikan tempat pengajian oleh Guru Sekumpul.

Jemaah haul terbanyak di Indonesia

5 Rajab 1446 H bertepatan dengan 5 Januari 2025 merupakan peringatan ke-20 haul Abah Guru Sekumpul, yang digelar di sekitar area makam Abah Guru Sekumpul yang berada di daerah Martapura.

Menurut sumber yang didapat Kapolres Banjar AKBP M Ifan Hariyat mengatakan bahwa jumlah jamaah yang hadir pada peringatah haul Abah Guru Sekumpul tahun ini bertambah jadi 4,1 juta orang. Jumlah ini menjadi jumlah haul dengan jamaah terbanyak se-Indonesia. Ipul/red.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Seminar Hari Bahasa Arab Sedunia Bersama Ketua IMLA Jatim

Previous article

BKI X KPI, Kolaborasi Luar Biasa Buat Mahasiswa Internasional

Next article

Comments

Leave a reply