Sejenakmarilah kita merenung;mengapa di akhir-akhir ini umat Islam selalu saja menjadi bulan-bulanan umat agama lain?. Seolah kita adalah bola yang ditendang ke sana- ke sini pasrah mengikuti pola permainan lawan. Dipermainkan seolah umat Islam tak punya harga diri.
Kasus muslim Myanmar yang dibantai, diusir dari kampung halamannya hanyalah segelintir contoh permainan mereka. Atau kasus muslim Palestina yang sampai sekarang tak kunjung lepas dari kungkungan zionis Israel. Di Irak, Mesir, Libya, Syria, serta beberapa negara Islam yang mungkin saat ini dalam pantauan khusus musuh-musuh Islam.
Kita tak perlu bertanya siapakah yang saat ini menguasai ekonomi, serta segala aspek kehidupan di dunia ini. Sudah sangat jelas bahwa yang saat ini memegang kendali dunia adalah musuh-musuh Islam. Lalu salah siapakah semua ini?. Kita umat Islam tak bisa serta merta menyalahkan musuh, karena tabiat musuh pada dasarnya berbuat buruk pada yang dimusuhinya. Berceminlah pada diri kita masing-masing. Adakah kelemahan umat Islam yang membuat mereka menyerang kita dengan mudah?.
Ada beberapa sebab utama yang membuat umat Islam lemah; Pertama, kurang perhatiannya umat Islam terhadap agamanya sendiri; Kedua, minimnya ulama yang benar-benar menyampaikan substansi agama Islam yang rahmatan lil alamin; Ketiga, musuh telah menguasai media massa untuk kemudian menyebarkan doktrin-doktrin mereka, serta propaganda untuk membenci Islam dan umat Islam.
Kenyataan bahwa musuh-musuh Islam menyudutkan Islam melalui media massa ini pernah disampaikan Drs. Syamsul Ma’arif, M.Si. alumni wartawan koran Republika yang saat ini menjabat sebagai koresponden Asahi TV Jepang. Dalam sebuah seminar yang mengungkap sikap media asing terhadap Islam, beliau menjelaskan bahwa media Barat menciptakan berita dengan sudut pandang seolah umat Islam serba salah. Sebagai contoh, dalam berita pemilu DKI Jakarta, mereka mengambil sudut pandang keagamaan. Mereka menyebut kemenangan Anis- Sandi adalah kemenangan kelompok Islam Radikal atas kelompok Kristen. Mereka menyebut “Islam Radikal” kemudian benturkannya dengan “Kristen”.
Indonesia juga pernah terkena imbas permainan media Barat ini ketika terjadi konflik antara Indonesia dan rakyat Timor-Timor. Saat itu media Barat menciptakan berita seolah-olah Indonesia bersalah di mata dunia. Akibatnya rakyat Timor-timor memilih memisahkan diri dari Indonesia dan menjadi Negara Timor Leste. Itu hanya contoh kecil yang telah terjadi di Indonesia.
Musuh Islam juga menyudutkan Islam dengan menciptakan organisasi boneka atas nama Islam. Padahal, kalau kita telusuri organisasi ini sangat jauh dari yang namanya Islam. Mereka menciptakan ISIS dengan segala propagandanya yang mengakibatkan Islam dicap sebagai agama radikal. Sebelumnya mereka sempat menciptakan Al-Qaeda. Sayangnya, Al-Qaeda dibawah pimpinan Osama bin Laden itu akhirnya berbelot memusuhi mereka.
Kondisi umat Islam bertambah buruk, sebab beberapa ulama yang keberadaannya justru membuat umat Islam terpecah belah. Yang sini mengkafirkan sana, Yang sana mengkafirkan sini. Inilah yang terjadi di sebagian Negara Islam. Sebab fatwa ulama suu’ yang menghalalkan darah sesama muslim, umat Islam terpecah belah. Hal ini karena dangkalnya pemahaman mereka terhadap substansi Islam.
Di sisi lain, perhatian umat Islam terhadap agamanya sendiri sangatlah minim. Berapa banyak umat Islam yang rajin menjalankan sholat?. Berapa banyak umat Islam yang rutin membaca dan mengkaji Al-Qur’an?, Berapa banyak umat Islam yang memenuhi masjid-masjidnya dengan ibadah?. Berapa banyak umat Islam yang tahu substansi agama Islam? Yang ada sekarang, Islam hanya sekedar menjadi identitas, bukan sebagai pedoman hidup.
Kita tak boleh menutup mata. Musuh di luar telah menodongkan senjatanya ke kepala kita. Tinggal menarik pelatuk. Pemahaman terhadap substansi Islam harus digalakkan dan sebarkan melalui berbagai media. Umat Islam harus bergandengan tangan, kemudian membangun ekonomi Islam untuk kemudian menguasai berbagai aspek kehidupan di dunia. Termasuk menguasai media massa. Sebagaimana yang diutarakan Drs. Syamsul Ma’arif, M.Si.;
“Umat Islam seharusnya memiliki media sendiri yang kredibel dan mampu membangun opini kepada umat dan masyarakat. Umat Islam mesti sadar benar akan pentingnya memiliki media mengingat negara-negara besar melalui media massa selama ini sudah memecah belah umat Islam. Tak sedikit kejadian demi kejadian yang direkayasa dan diarahkan semata-mata untuk mendiskreditkan dan memusuhi Islam.”
Comments