KolomOpiniWildan

Mencicipi Sedikit Kelelahan Mereka

0

Kita begitu menikmati nun bangga dengan berbagai kemajuan dan fasilitas yang ada pada pondok kita pada hari ini, namun dibalik itu semua selalu ada pihak yang berkontribusi dalam kemajuan itu semua.

                Seperti kemajuan pondok dalam bidang media, peluncuran Dalwa TV contohnya; banyak sekali orang yang berperan dan berkontribusi besar dalam peluncuran Dalwa TV tersebut, mulai dari sumbangsih tenaga, waktu, dana, dan pikiran digelontorkan demi membangun proyek memajukan pondok dan melanjutkan cita-cita pendiri pondok tersebut.

                Kita menikmati suasana pondok yang tetap bersih sedia kala walau seramai apapun acaranya pondok kembali tetap terjaga kebersihannya. Namun siapakah yang berusaha untuk menjaga itu kembali bersih?

                Adanya berbagai festival dan event-event besar yang diadakan di lapangan utama Dalwa pun tak terlepas dari kontribusi para relawan-relawan yang ikhlas meluangkan waktu belajar dan tidur mereka, berkerja dalam berbagai tuntutan dan tekanan baik dari kawan maupun atasan. Bahkan untuk penerbitan majalah dinding seperti ini pun membutuhkan keterampilan up to date dan ketelitian dalam prosesnya.

                Bukan agar dihtung-hitung kebaikan mereka yang telah andil dalam memajukan pondok, tapi terkadang orang lupa dan tidak mau melihat behind the scenes dari kesuksesan-kesuksesan yang ada. Sehingga mudah berkomentar tidak baik, su’udzon, bahkan mudah melupakan dan tanpa rasa malu meminta bantuan kembali saat membutuhkan, Wal i’yadzu billah.

                Berabagai hambatan yang harus mereka rasakan, mulai dari binggungnya pendanaan, sulitnya merekrut orang-orang yang kompeten dan ikhlas, alotnya birokrasi penandatangganan, mondar-mandir mengurusi kebutuhan acara dan anggota timnya, hingga menjual muka demi mendapat kepercayaan dari pihak luar. Belum lagi jika dana tak terduga yang over melebihi anggaran, siapa yang mau menanggung semua itu?

                Berbagai kesulitan tersebut tidak kita rasakan, dan kita akhirnya menikmati manisnya pengorbanan mereka yang terjun di lapangan. Meski mereka merasa terganggu waktu belajarnya, terkurangi waktu tidurnya, sebenarnya mereka juga ingin menjalani kehidupan normal seperti para santri lainnya; menikmati tidur diatas kasur empuk dengan waktu tidur yang normal, merawat diri, mendapat ilmu baru di kelas, bercengkrama hanggat dengan kawan. Tapi semua kenyamanan itu mereka lupakan, masa belajar mereka yang harusnya fokus, terbagi demi memajukan syiar pondok sehingga kita bisa merasakan kemajuan-kemajuan itu hari ini.

                Bayangkan jika orang-orang seperti mereka tidak ada?. Seharusnya orang-orang seperti mereka patut diapresiasi meski mereka tidak meminta.

Apa yang terjadi Jika semua santri harus disamakan hak dan kebijakan-kebijakannya?, akan terjadi suatu kebingungan sistem. Manajemen berantakan. Kewajiban tidak terlaksana sesuai dengan tenggat waktunya. Sudah saatnya kita mulai membuka hati dan mendewasakan pikiran sehingga kita mampu menerima perbedaan amanat yang terjadi diantara santri.

Karena tugas orang-orang seperti mereka yang berbeda dan lebih dari santri lainnya, otomatis mereka membutuhkan perhatiaan dan keluanggan yang berbeda dari santri lainnya pula. Sehingga mereka yang benar-benar berkontribusi dapat diapresiasi dan mereka yang sedikit terlena dan lalai dapat ditangulangi.Wildan/red.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Syekh Sholeh Pun Takjub Dengan Dalwa

Previous article

Seminar Eksistensi Mukjizat Nabi Di Akhir Zaman

Next article

Comments

Leave a reply