Bangil, Dalwa Berita – Penentuan tempat untuk para santri praktik mengajar (SPM) Ponpes Dalwa menjadi hal yang misterius. Di kalangan santri Dalwa, beragam rumor muncul setiap ada momen SPM, dan itu semua terkait akan penentuan tempat yang mereka masih katakan tergantung nilai SPM.
Ditemui di Dalwa Hotel Syariah pada Rabu (16/04/2025), Ketua Pengurus SPM, Dr. Solehudin Hasyim, M.H.I. menanggapi rumor-rumor tersebut kepada pers Dalwa Berita.
“Banyak pertimbangan dalam menentukan tempat SPM, salah satunya itu adalah nilai, tapi itu bukan penentu utama, ada banyak pertimbangan-pertimbangan lain ya diantaranya–kita kan mintakan data ke mereka–tentang keahlian, kemudian tentang pelajaran apa yang disukai, tentang hafalan Al-Quran mereka,” ungkap wakil ketua Departeamen Pendidikan Ponpes Dalwa.
Kesimpulan pernyataan di atas adalah penentuan tempat SPM mempertimbangkan keahlian, mata pelajaran favorit, hafalan Al-Quran, juga nilai. Yang keseluruhannya menyesuaikan kebutuhan di tempat SPM tersebut.
Menurut beliau nilai bukan penentu utama, sehingga beliau juga mengatakan meskipun nilainya bagus tapi tidak punya hafalan Al-Quran maka tidak akan diutus ke pondok tahfidzul quran.
Sebagian pondok ada yang membutuhkan SPM penghafal Al-Quran untuk mengelola program tahfidzul quran yang ada di sana. Dengan begitu SPM penghafal Al-Quran mendapatkan wadah untuk mengulang hafalannya sehingga hafalannya bisa terjaga.
Sebagian lain membutuhkan SPM yang mempunyai keahlian dalam bidang atau Matpel tertentu. Misal keahlian dalam bidang komputer, bidang hadroh dan bidang lainnya. Juga semisal keahlian dalam matpel Fiqh, ilmu alat, balaghoh dan Matpel lainnya.
Ada juga yang membutuhkan SPM sarjana lulus S1, yang mungkin dibutuhkan untuk mengurus pengembangan pendidikan formal disana.
Intinya bagaimana SPM bisa bermanfaat besar di tempat mereka bertugas. Baik di bagian administrasi, pengembangan pendidikan formal dan lebih lagi pengembangan bahasa Arab yang menjadi prioritas dalam program SPM.
Rumor ‘santri pintar’ akan dikirim ke Madura
Menanggapi rumor tersebut, Dr. Seolehudin menyatakan bahwa hal tersebut tidak semestinya begitu. SPM pintar dalam hal apa? Jika pintar di matpel Fiqh namun lemah di ilmu alat, maka kata beliau tidak akan dikirim ke Madura.
Sebenarnya cuma ada satu pondok di Madura yang meminta SPM yang ahli di bidang ilmu alat untuk bisa mengajar seperti kitab Jauharul Maknun dan Uqudul Juman (kitab Balaghoh). Jadi tidak semua pesantren di Madura meminta yang seperti itu.
Apakah ada pertimbangan untuk bisa dikirim ke Malaysia?
Beliau menyatakan bahwa pertimbangan untuk dikirim ke Malaysia adalah hafalan Al-Quran. Karena tempat SPM atau pondok di sana mayoritas pondok tahfidzul quran yang membutuhkan penghafal Al-Quran. Sehingga calon anak SPM ke sana 90 persen penghafal Al-Quran, jikapun ada yang bukan penghafal Al-Quran pasti didampingi dengan penghafal Al-Quran.
Rumor SPM yang diutus ke Pontianak terlantarkan
Rumor tersebut mungkin mempermasalahkan perihal keterlantaran karena proses pemberangkatan yang lama dan sederhana.
Menanggapi proses pemberangkatan lama hingga paling lambat satu bulan baru berangkat, beliau menyatakan bahwa alasannya adalah antara karena menyesuaikan jadwal kapal atau waktu untuk pengumpulan berkas dokumen setiap SPM. Karena untuk naik kapal dibutuhkan berkas seperti foto KTP, beda dengan bis yang tidak membutuhkan dokumen.
Beliau ingin mereka bisa diberangkatkan secara bersama tanpa memberatkan pihak tempat SPM. Sehingga beliau tidak mewajibkan para SPM harus naik pesawat, karena transportasi ditanggung oleh pihak tempat bertugas. Sehingga kedua pihak sepakat menentukan kapal sebagai sarana transportasi ke sana.Lukman/red.
Comments