KolomOpiniZulqisti

Janji Untuk Mereka Para Tolabulilmi

0

 

           

 

Waktu berjalan tak berasa, masa aktif liburan pun secepa kilat habis ditelan oleh waktu. Saatnya kembali ke jalan yang suci, jalan yang mulia juga diridhoi, Tolabulilmi (menuntut ilmu) tepatnya. Saking mulianya Tolabulilmi sampai-sampai para malaikat rela membentangkan sayapnya dibawah para penuntut ilmu untuk berjalan diatasnya. Karena saking senang dan ridho dengan apa yang dilakukan para Tolabulilmi. Malaikat rahmat pun sampai turun ke bumi untuk mendengarkan ilmunya. Juga para ikan di lautan turun ikut mendoakan para Tolabulilmi. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh para ulama-ulama terdahulu.
            Bukan hanya itu, Allah SWT dalam surat al-Mujadalahayat: 11 menjanjikan para Tolabulilmi derajat yang tinggi disisinya. Allah berfirman:
يرفع الله الذين أمنوا منكم والذين أوتو العلم درجات
            Yang artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.Dalam hal ini sahabat Ibnu Abbas berkata: “Perbedaan derajat seorang ulama (orang yang berilmu) dan seorang muslim biasa (disisi Allah) adalah 700 derajat. Dan dari derajat satu ke derajat lainnya jaraknya sama dengan perjalanan 500 tahun”
            Maka kedudukan orang alim jauh diatas orang mukmin biasa. Selain itu Allah juga menjanjikan pahala yang besar bagi Tolabulilmi. Rasulullah pernah bersabda:
 “Penuntut ilmu yang tidak giat (dalam belajar) lebih utama disisi Allah dari pada 700 orang yang beribadah dengan bersungguh-sungguh.” (H.R. Imam Barmawi)
            Hal itu lantaran seorang abid (ahli ibadah) hanya beribadah untuk dirinya dan tidak memberi manfaat sedikitpun kepada orang lain. Akan tetapi, seorang yang berilmu jika ia bisa mengamalkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain dan orang yang ia telah ajarkan, kemudian mengajarkannya kembali pada orang lain lagi dan kembali ilmu itu diajarkan berulang-ulang pada orang-orang yang belum mengetahuinya maka selama itu pula kebaikan akan terus tersebar dan memperoleh pahala di kehidupan kita ini. Dengan banyaknya orang-orang yang berilmu, maka semakin cepat mampu memberantas kebodohan yang ada. Karena sebab itulah orang yang berilmu lebih mulia dari pada orang yang hanya beribadah.
            Dan ketika di akhirat pun orang yang mempunyai ilmu bisa memberikan manfaat pada orang lain. Berdasarkan hadis:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَةٌ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ ثُمَّ الشُّهَدَاءُ
Rasulullah saw. bersabda: “Tiga golongan yang akan memberi syafa’at kelak di hari Kiamat, yaitu; Para Nabi kemudian para ulama dan para syuhada.” (HR. Ibnu Majah)
            Bukan hanya di akhirat mereka dimuliakan, di dunia pun mereka diberi keistimewaan oleh Allah. Bukankah nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
إنالله تكفل لطالب العلم برزقه
            Yang artinya: “Sesungguhnya Allah akan menanggung rezeki bagi para penuntut ilmu.”
            Allah memang telah menjamin rezeki para makhluknya. Bahkan semut hitam yang ada di atas batu hitam didalam gua tergelap sekalipun tak luput dari pemberian-Nya. Karena Allah telah berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
            “Dan tidak ada binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah pemberi rizkinya” (Q.S. Hud: 6)
            Dan habib Abdullah bin Alwi al-Haddad pun berkata tentang hadis ini dalam kitabnya Fawaidul Mukhtaroh:
 Hadis ini merupakan jaminan khusus (ekstra) bagi para penuntut ilmu disamping jaminan Allah SAW terhadap rizki semua makhluk hidup yang ada di bumi ini secara umum. Maka arti dari hadis ini adalah ditambahnya kemudahan dan hilangnya beban serta kesulitan dalam mencari dan mendapatkan rezki bagi para penuntut ilmu”
            Di hadis lain rasulullah SAW pernah memberikan kabar gembira bagi mereka. Beliau pernah bersabda:
“Barang siapa yang meninggal dan ia dalam keadaan menuntut ilmu guna menghidupkan agama Islam. Maka jarak ia antara para nabi hanya satu derajat” (H.R. Ibnu Majah dan al-Darimi)
            Perlu di garis bawahi bahwa kemuliaan-kemuliaan di atas didapat dari ilmu agama, ilmu syariat. Bukan ilmu-ilmu umum lainnya. Dan yang sudah dituliskan di atas hanya nol koma sekian persen dari kemuliaan yang diberikan secara Cuma-Cuma oleh Allah SWT bagi mereka. Masih banyak lagi keutamaan dan kemulian yang tidak bisa dituliskan di dalam tulisan singkat ini.
            Nah, setelah kita tahu betapa tingginya derajat para Tolabulilmi di sisi Allah SWT. Juga betapa dimuliakannya mereka di dunia dan di akhirat, apakah kita akan tetap diam? Tidakkah kita berkeinginginan mendapatkan kemuliaan tersebut?
            Sekaranglah waktu yang pas untuk kita berubah haluan, di awal tahun inilah kita mulai mengejar apa yang kita harapkan. Terutama ridho Allah dan juga rosulnya. Setelah itu barulah kita akan diberi semua kemuliaan yang telah dijanjikan.
            Akan tetapi ada yang perlu diperhatikan. Imam Syafi’i telah memberi komposisi bagi kita untuk menjadi Tolabulilmi yang haqiqi. Beliau pernah berkat:
اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
            “Tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam hal, akan aku perinci dengan jelas. (Enam hal tersebut adalah) Cerdas, kemauan yang kuat, kegigihan, biaya, bimbingan guru, dan waktu (belajar) yang lama”
            Enam perkara di atas merupakan perkara yang sangat penting bagi para Tolabulilmi. Karena tidak akan seseorang mendapat ilmu kecuali ia cerdas. Cerdas dalam segala hal, terutama cerdas dalam memanfaatkan waktu. Tidak membiarkan waktu kosong kecuali ia isi dengan suatu hal yang bermanfaat.
            Habib Ali baharun berkata: “Tanda santri yang cerdas dan serius dalam belajarnya juga bermanfaat ilmunya apabila kamu temui ia. Maka, akan kamu temui ia dalam keadaan bertasbih, membaca atau beristigfar.”
Tidak akan seseorang mendapat ilmu kecuali iamempunyai kemauan serta kegigihan dalam mencarinya. Salah satu tanda orang mempunyai kemauan serta kegigihan adalah tidak malu bertanya tentang apa yang ia tidak ketahui, kritis, totalitas dalam melakukan segala hal. Selalu menyempurnakan pekerjaan selagi mampu untuk menyempurnakannya.
            Yang selanjutnya adalah biaya. Termasuk bagian yang penting dalam menuntut ilmu karena tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan perantaranya. Tidak ada hujan kecuali dengan perantara awan. Juga tidak ada ilmu kecuali dengan perantara kitab, pulpen, seragam DLL. Dan tidak akan ada semua itu melainkan adanya biaya untuk membelinya.
            Ketika sahabat Abdullah bin Abbas ditanya: “Dengan  apa engkau memperoleh ilmu?. Dengan senyum beliau menjawab “dengan lisan yang selalu bertanya, hati yang cerdas serta berkorban dengan biaya.” <Manhaju Asshowi:145>
Tidak akan seseorang mendapat ilmu kecuali dengan bimbingan guru. Sebab sudah menjadi fitrah manusia dilahirkan sebagai mahluk sosial yang akan selalu butuh terhadap orang lain. Juga karena manusia tidak bisa menyadari kekurangan dirinya sendiri. Maka keberadaan guru sangat penting bagi para murid, untuk diajar dan dibimbing agar tidak salah dalam memahami suatu pelajaran. Guru pula yang nantinya akan membimbing dan mendidik muridnya dalam segala lini kehidupan.
Habib Ali baharun berkata:
من لم يكن له استاذ فأستاذه الشيطان
Barang siapa yang tidak mempunyai guru (ketika belajar) maka gurunya adalah setan”
Dan yang terakhir adalah lamanya waktu dalam menuntut ilmu. Sebab butuh kesabaran, ketekunan serta keikhlasan dalam proses mencarinya. Persis ketika kita sedang memancing, selain wajib menyiapkan alat. Dibutuhkan juga penantian agar umpan yang kita berikan dimakan oleh sang ikan. Tidak secepat mengcopy-paste seperti di komputer, juga tidak semudah membalikan telapak tangan.
Semoga semua yang sudah disampaikan di atas dapat memotivasi kita agar terus selalu haus akan ilmu, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang kita punya serta menambah semangat kita dalam berproses. Proses dalam meraih kebaikan dunia dan akhirat. Menjadi Tolabulilmi.Zulqisti/red.
           
           

 

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

OSPEK di Dalwa? Part 2

Previous article

Fenomena Bucin

Next article

Comments

Leave a reply