Wawancara

Menjaga Nama Baik Pondok dengan Perlombaan

0
Sudah banyak perlombaan diikuti oleh para santri baik ditingkat MI, MTs, MA, Institut dan Pondok, dan itu memiliki efek yang positif bagi masa depan pondok dan mu’adalah kita, maka kali ini Kru LPM At – Tanwir Muhammad Kholidmewawancarai Al – Ustad Muhammad Junaid M.Pd.I selaku Pembimbing ABDAL ( Asosiasi Bina Prestasi Dalwa ).
Apakah perlombaan yang diikuti oleh para santri memiliki urgensi tersendiri ?
Perkembangan pendidikan di pondok ini baik dari pendidikan umumnya, maupun diniyahnya, sudah menjadi hal yang niscaya, dan bagi kami yang diamanati oleh pondok untuk mengurusi perlombaan, memahami bahwa bidang ini memiliki nilai yang tinggi, bukan bermaksud untuk menang-menangan dan biar dipuji. Juga bisa membentengi kesan masyarakat sekarang yang memiliki anggapan kalau kita tidak mengikuti perlombaan, dicap ekstrem dan tidak loyal kepada pemerintah.
Apakah ada pengaruhnya dengan Akreditasi ?
Akreditasi adalah potret keadaan sekolah kita, dan ada 8 standart yang harus dipenuhi, diantara standart itu, ada beberapa pertanyaan seperti apakah sekolah anda pernah mengikuti perlombaan tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional dan juara keberapa ? itu semua berpengaruh terhadap nilai plus kita, kalau nilainya nasional berarti nilainya semakin tinggi, dan itu harus dibuktikan dengan piagam, assessor tidak mau kalau hanya diberikan berupa data, piala, kalau di piagam ada stempel dan tanda tangan penyelenggara yang resmi. Jadi, itu bisa membantu nilai atau standard lainnya yang masih kurang.
Perlombaan apa saja yang memiliki pengaruh penting  ?
Kalau ada perlombaan, akan kita pelajari dulu, seputar apa yang dilombakan, dan apakah ada efeknya untuk lembaga, dan salah satu perlombaan yang memiliki pengaruh penting adalah perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti AKSIOMA ( Aksi Seni dan Olahraga Mahasiswa ), MQK ( Musabaqah Qira’atul Kitab ) yang diselenggarakan bagian Pd Pontren ( Pendidikan Pondok Pesantren Diniyah ) Kemenag.
Bagaimana kualitas santri kita ketika bersaing dengan sekolahan atau pondok lain ?
Kualitas itu bisa bagus apabila dilatih, kalau perlombaannya di cabang olahraga, kita masukin mereka di klub – klub olahraga Bangil, disana akan dilatih oleh para pelatih yang profesional, karena para pelatih di klub –klub tersebut sudah pernah ikut dibeberapa klub ternama seperti Djarum, Gudang Garam. Yang lomba cabang kaligrafi, kita kirim ke Pasuruan, yang bidang seni, kita latih disini.
Apa saja persyaratan yang harus dilengkapi dalam perlombaan ?
Kita adakan seleksi dulu sebelum diikutsertakan, karena kita sudah sering tembus sampai tingkat jawa timur, maka tidak boleh main – main dalam mengikuti event seperti itu, karena persaingannya sangat ketat, semua persyaratan harus terpenuhi dulu, karena percuma kita lolos tingkat provinsi, nasional bahkan sampai tingkat langit, kalau persyaratannya tidak lengkap, tidak punya ijazah, akte, kartu keluarga.
Ini terjadi berkali-kali, namanya juga anak-anak, sudah sering kita tanyai, katanya ada, ketika dia lolos tingkat jawa timur, ditanya oleh panitia tentang persyaratannya, ternyata tidak ada, kan yang malu kita, kabupaten juga malu.
Diluar itu, kedisiplinan adalah yang paling utama, maka untuk menghindari itu, saya memiliki tangan kanan yang mengurusi masalah itu, kalau saya sendiri tidak bisa, dengan keadaan saya yang seperti ini, dengan beberapa tugas disana-sini. Yang saya percayai itu sudah teruji kapabilitas dan kualitasnya dalam memegang amanah dalam setiap cabang lomba, kalau saya hanya memantau, dan menunggu laporan dari anak-anak.
Apa prestasi yang paling mambanggakan selama ini ?
Semua prestasi itu membanggakan, namanya perlombaan pasti ingin meraih yang terbaik, dan faktanya yang sering meraih juara itu dari pondok dan madrasah kita tingkat kabupaten, dibuktikan dengan banyaknya piagam, piala yang berjejer di kantor mu’adalah, dan ada data yang mendukung.
Dan catatannya, walaupun anak – anak kalah, tapi mereka masih bisa bersaing ketat, bisa mengalahkan beberapa kabupaten, baru kadang gugur ditingkat perempat final, karena tingkat persaingannya sangat ketat sekali.  
Apa suka duka antum selam menjadi pembimbing ABDAL (Asosiasi Bina Prestai Dalwa ) ?
Saya pikir suka terus, saya merasa kapan saya bisa memberikan yang terbaik untuk pondok, kalau duka pasti berhenti dari dulu, tapi kadang yang say tidak terlalusuka kalau ada anak – anak terlambat datang untuk latihan , tapi kembali lagi, namanya juga anak – anak, kadang keluar tidak langsung latihan, tapi masih kemana-mana.
Jadi senang terus, dukanya tidak ada, apalagi kalau sudah membawa nama harum pondok pesantren, nama kabupaten Pasuruan, nama provinsi Jawa Timur, wehh, hilang semua perasaan susah, capek, jadi tidak ingat sama sekali.
Nanti, kalau ada peringatan hari-hari besar yang diselenggarkan Kemenag dan Kemendikbud, pasti anak-anak yang sudah membawa nama harum dikasih reward, ditampilkan didepan peserta upacara.
Apa kendala antum dalam membimbing anak – anak ?
Yang membimbing bukan ana, ana serahkan kepada masing – masing pelatih, ana hanya bisa menjembatani antara pelatih dengan peserta, mengizinkan anak – anak keluar izin untuk latihan, karena anak – anak tidak boleh seenaknya sendiri keluar, tapi kadang- kadang anak – anak selalu meminta tanda tangan, padahal sudah tak kasih, tapi masih aja minta lagi, tapi ana hargai teman – teman penjaga gerbang yang menjalankan amanahnya, karena itu tugas pondok, biar anak – anak tidak seenaknya keluar,  jadi saya tetap kasih tanda tangan walaupun sudah yang kesekian kalinya.
Ana bilangin ke anak –anak, tujuan mereka keluar untuk latihan, bukan untuk nongkrong, jalan-kalan, saya tidak seneng seperti itu, jadi amanat tetap amanat, dijalankan dengan baik.
Harapan antum untuk anak –anak dan perlombaan kedepannya ?
أرجو إلى سبحانه وتعالى أن يسهل أمور المعهدdimudahkan urusan pondok, diberi keberhasilan

untuk anak anak yang kita utus, kita jadikan perlombaan ini sebagai sarana dakwah.
admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Madrasah Aliyah, Tsanawiyah dan Ibtidaiyah DALWA Menuju Ujian Nasional

Previous article

Bahasa Arab, Bahasa Peradaban dan Bahasa Keindahan

Next article

Comments

Leave a reply