beritaKolomOpini

BEM INI DALWA, Tantangan dan Harapan di Era Mendatang

0
Terlihat banyak sekali gemuruh maupun luapan semangat dari para calon Presiden Mahasiswa pada masa kampanye kali ini, jika ditinjau lebih dekat lagi seperti tercermin semangat dan nuansa baru disenyum optimis mereka, dan juga tercium bau revolusi pembaruan dalam pergerakan Mahasiswa di Era Globalisasi.
            Era Globalisasi adalah salah satu tantangan utama dalam pergerakan Mahasiswa, dimana jarak semakin sempit antara manusia di ujung barat dan disisi dunia yang lain, sehingga ketika kita mau dibilang garda terdepan pergerakan, maka haruslah kita menunjukkan eksistensi kita di level lokal maupun nasional, baik itu sebagai pusat prestasi mahasiswa berprestasi maupun sebagai pemilik website rujukan dalam mencari opini dan wacana baru didalam dunia pergerakan.
            Karena realita berkata bahwa semakin sedikit website maupun blog milik Badan Eksekutif Mahasiswa yang aktif dengan konsep maupun wacana baru, malah sebagian besar website mereka mati karena tidak adanya tulisan baru. Tentu ini realita yang amat menggemaskan, mengingat saat ini tekhnologi sudah semakin maju dan gadget semakin mudah untu diletakkan di saku.
            Disini lah peluang utama BEM INI DALWA jika mau dikenal sebagai kumpulan para aktivis Mahasiswa yang bukan hanya bisa membuat laporan event, tapi juga sebagai golongan Mahasiswa yang menawarkan wacana dan konsep baru didalam tulisannya.
            Karena jika kita bisa menjadi pembawa wacana maupun konsep baru yang telah dikaji bersama oleh para aktivis BEM INI DALWA yang diyakini sebagai tonggak pergerakan mahasiswa dilingkungan INI DALWA, dan setelah itu kita lempar konsep itu ke khalayak umum melalui tulisan yang kita pasang di wevbsite maupun blog kita, tentu kita akan jadi pelopor pergerakan seperti Bung Karno, yang disebutkan oleh Pramudya Ananta Toer bahwa  Bung Karno adalah tokoh yang sanggup melahirkan nation tanpa meneteskan darah. Mungkin dia satu-satunya, atau paling tidak satu di antara yang sangat sedikit. Kelahiran nation itu biasanya, dimana saja, mandi darah.
            Sehingga Pergerakan Mahasiswa akan semakin maju dengan konsep nyata yang segar, dan konsep tersebut berasal dari sebuah kajian strategis yang sumbernya diambil bukan hanya dari kajian historis, budaya dan filsafat saja, namun juga berangkat dari hati yang bersih sebagai seorang santri dan sumber yang valid seperti Al-Quran dan Hadits karena mengingat posisi kita sebagai penuntut Ilmu di Pondok Pesantren.
            Kalau boleh meminjam bahasa Habib Rizieq yang menyebut Pilgub di Jakarta sebagai Jihad Konstitusi dalam rangka memenangakan muslim sebagai pemimpin, maka disini kita memegang peran sebagai penggerak dalam Jihad Intelektual. Karena saat ini perang kita sudah bukan di medan perang nyata lagi, namun perang yang paling sengit dan dingin pada era ini adalah persaingan didalam wacana, konsep maupun media.
            Diharapkan BEM INI DALWA kedepan banyak mengadakan kajian strategis dan budaya membaca sekaligus mengaji sambil mengkaji, agar daya piker Mahasiswa INI DALWA siap untuk melakukan Jihad Intelektual dalam rangka melawan para Intelektual ngawur dari mereka yang bertopeng moderat padahal nyatanya adalah aktifis liberal, mereka yang mengaku aktivis gender namun memiliki maksud lain untuk menjadi jalan masuk bagi kaum LGBT, yang pada intinya mereka ingin menyebarkan dan melegalkan kemaksiatan di Indonesia dalam rangka merusak moral pemuda dan akhirnya mereka bisa menguasai Indonesia di masa depan.
            Harapan lain untuk Presiden Mahasiswa yang terpilih adalah semoga semakin bisa membawa INI DALWA menunjukakan eksistensinya dalam membangun negeri, sehingga disamping mengadakan bakti sosial maupun pengabdian, juga diperlukan adanya pelatihan penelitian sosial maupun cara untuk melakukan riset dalam rangka mencari sample di masyarakat, agar kita bisa menunjukkan bukti nyata kita sebagai agent of change di dalam Masyarakat, dan juga hasil penelitian ini bisa diikutkan didalam kompetisi Karya Ilmiah, baik itu di kancah Nasional maupun Internasional.
            “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan” mengutip dari prinsip Soe Hok Gie seorang aktivis era Orde Lama, yang mana kita dituntut untuk selalu maju dan mengutamakan perasaan dibandingkan nafsu, lebih mengutamakan kewajiban daripada hak, dan lebih mengutamakan pengorbanan dibandingkan mengambil keuntungan. Sehingga kita punya titik pembeda antara Aktifis dan Koruptor, antara Penggerak yang membangun masyarakat dengan tulus dan Pekerja Sipil yang bekerja dengan mengharap gaji.
            Yang paling inti, mereka yang terpilih bisa menghidupkan Nuansa Intelektual dengan dasar Lingkungan Bahasa Arab dan Budaya Membaca.
            Mengapa harus dengan Bahasa Arab ? karena Bahasa Arab adalah pondasi utama kita sebagai Santri Darullughah Wadda’wah, dan disanalah terletak pintu keberkahan dan futuh dari Murabbi, Dan dengan kita menguasai Arab kita bisa memiliki bacaan-bacaan yang bukan hanya luas dan mendalam, tapi juga valid dan murni karena bersumber dari Al-Quran, Hadits maupun Maqalah dari Para Salafuna Shalih,
            Dan mengapa harus dengan budaya membaca ? Karena selain perintah membaca adalah wahyu yang pertama turun, juga karena membaca adalah kebiasaan dari para mereka yang telah sukses dalam kehidupan, dan budaya membaca adalah budaya untuk menyelami budaya dan sosial pada era buku itu terbit, sekaligus menyelami pikiran dan gagasan wacana dari pengarang buku tersebut, karena itu ketika budaya membaca telah menjadi peradaban dan lifestyle, pasti lah kemajuan dan kesuksesan hanyalah sekedar menunggu waktu lonceng gendengan kemajuan diketuk. Dan buku bagi mereka para pemikir maupun salafuna shalih adalah bagaikan sebuah harta karun besar yang harus dilestarikan dan dijaga agar bisa menjadi warisan yang paling berharga.

            Karena itulah, Siapapun yang nanti terpilih, haruslah siap membawa misi-misi mulia diatas demi kemajuan intelektual maupun pergerakan dikalangan Mahasiswa, dan bagi calon yang tidak siap dengan wacana diatas, silahkan mundur selahi pintu mundur masih terbuka sebelum terlambat, karena beban moral ketika kalian menjabat akan lebih berat dan mengundang hisab di akhirat kelak. Salam Pergerakan, Wassalam.
admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Pelantikan Kepengurusan Dewan Pengurus Wilayah Ittihadut Thalabah Lughatil Arabiyah

Previous article

Pemantapan Santri dalam Berdakwah di Era Teknologi

Next article

Comments

Leave a reply