AsharKolomOpini

Berniat Ala Salaf

0

Secara literal, salaf dapat diartikan sebagai generasi yang hidup sampai batas 300 H, diantara mereka ialah para sahabat, kemudian generasi setelahnya (tabi’in) dan generasi setelahnya lagi (tabi’ut tabi’in) yang berpedoman dengan dengan alqur’an dan hadist.

Merekalah yang dipuji oleh baginda nabi sebagai sebaik-baiknya generasi,”Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku (sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’in), kemudian yang setelahnya lagi (tabi’ut tabi’in)”. Diantara yang mereka perhatikan ialah bagaimana cara mereka dalam berniat, yang tentunya memiliki kualitas yang berbeda dengan yang kita lakukan saat ini.

Berniat sebelum memulai sesuatu sangatlah diperhatikan oleh para salaf. Bahkan sedari bangun tidur, mereka telah mengatur pekerjaan apa saja yang akan mereka lakukan di hari itu. Hal ini juga kerap kali kita atau orang lain pada umumnya lakukan.

Seorang manager, guru, penyanyi, aktris, bahkan atlit pada cabang tertentu pasti memiliki manajemen waktu agar dapat berdisiplin dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Berupaya penuh mendekatkan diri pada kesuksesan.

Semua itu sah-sah saja, namun terdapat perbedaan mendasar yang dilakukan oleh para salaf yang terletak pada niatnya itu sendiri. Pekerjaannya memang dunia, namun orientasinya berfokus pada akhirat.  Menurut Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad didalam kitab Fusulul Ilmiah, niat memiliki pengertian yaitu “mengerjakan suatu perbuatan dengan tujuan akhirat yang diiringi dengan kesungguhan dalam mewujudkannya”,.

Dari pengertian tersebut, dapat kita ambil dua kesimpulan bagaimana niat itu diimplementasikan.

Pertama, yaitu seyogyanya kita menyusun list pekerjaan apa saja yang akan kita kerjakan, dimana pekerjaan itu mengarah pada tujuan akhirat kita. Contohnya saja, seorang ayah yang setiap hari pergi bekerja, niatnya jangan sekedar untuk memberi makan keluarga, namun niatkanlah juga untuk mencari nafkah-dimana itu kewajiban suami, niatkanlah juga agar keluarga tidak meminta-minta- dimana itu termasuk salah satu perbuatan yang hina, niatkanlah agar rezeki yang diterima dapat mempermudah untuk menjalankan ibadah kepada Allah.

Begitu pula seorang istri yang mengurus pekerjaan rumah tangga, mendidik anak di rumah. Jangan sekedar mengerjakan untuk menggugurkan kewajiban, tapi niatkanlah bahwa yang kita lakukan juga merupakan ibadah. Berharap dengan menyiapkan makan suami, membersihkan rumah agar anggota keluarga dapat dengan mudah dalam beribadah kepada Allah. Hal ini juga senada dengan profesi lainnya, tidak sekedar berhenti pada tujuan yang dicari yang bersifat keduniawian, baik berupa harta, tahta, eksistensi, pujian dan sebagainya. Namun juga berdampak untuk akhirat, bahkan hal ini seyogyanya harus didahulukan loh.

Mengingat kehidupan dunia yang diibaratkan sebagai ladang, dimana akhirat tempat kita menuainya. Oleh karena itu, tak logis pekerjaan kita bertujuan mengharap akhirat, namun karena kesibukan pekerjaan kerap kali membuat kita terhalang untuk beribadah, bahkan cenderung memaksa kita menjauhinya. Jika demikian lihatlah kembali kapasitas diri, timbanglah kembali pekerjaan yang kita geluti, sembari berdo’a agar Allah menuntun jalan kepada yang ia ridhoi.

Kedua, yaitu seyogyanya kita memiliki kesungguhan untuk mengerjakan pekerjaan yang kita niatkan. Berniat dengan baik dengan tujuan yang benar memang sudah bagus dan mendapat pahala, namun apa tanda kesungguhan niat jika tidak diiringi dengan pembuktian. Tentu akan berbeda pahala yang kita dapatkan, jika niat diiringi dengan perbuatan. Contohnya saja, saat kita akan beristirahat di malam hari, niatkanlah tidur itu untuk mempermudah kita untuk mendirikan sholat tahajjud, taubat, hajat, witir, dan amal ibadah lainnya. Jika kenyataannya kita lalai atau tertidur hingga subuh, insyaallah apa yang telah kita niatkan akan termaktub dan seolah-olah kita mengerjakan amal ibadah yang telah kita niatkan. Namun, jika nyatanya kita terbangun di malam hari, seyogyanya kita kerjakan apa saja yang kita niatkan. Inilah contoh yang dimaksud dengan kesungguhan niat.

Oleh karena itu, silahkan menjadi seorang negarawan, atlit, aktris, konsultan, dokter dan lainnya, tapi niatnya bukan sekedar untuk mendapatkan harta, ketenaran atau sekedar sebagai penunjang keberlangsungan hidup. Namun lengkapilah dengan niat untuk berdakwah di jalan allah sembari berupaya menebar manfaat seluas-luasnya pada orang lain.

Hal ini senada dengan hadist dari Amirul Mukminin Umar bin Khattab, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” Dalam kesempatan lain Rasulullah juga bersabda,”niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya”.

Disamping itu, diantara kebiasaan para salaf ialah berupaya untuk menggabungkan niat dalam suatu pekerjaan. Dalam hal ini tentunya diperlukan ilmu sebelum beramal. Contonya saja dalam beribadah, dalam satu kali sholat sunnah 2 rakaat, mereka kerap kali menggabungkan sholat tahajjud dengan sholat hajat dilanjutkan dengan sholat taubat, sunnah wudhu, dan sholat sunnah lainnya. Ataukah saat akan memasuki mesjid, sebelum duduk didalamnya mereka akan mendirikan sholat sunnah tahiyyah mesjid, dan digabungkan dengan sholat sunnah wudhu, sunnah muthlaq, dhuha, istikharah dan sholat sunnah lainnya. Semua sholat ini terhitung berpahala, walaupun dikerjakan hanya dengan 2 rakaat saja. Tentunya, banyak amal ibadah lain yang dikerjakan oleh para salaf dengan cara menggabungkan niat ini, dan belum dapat dijelaskan secara komperhensif di tulisan singkat ini.

Begitulah diantara kebiasaan yang dilakukan oleh para salaf dalam berniat yang seyogyanya kita tiru dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

 

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Santri Dalwa 4 Rasakan Kemajuan Dengan Sistem Terbaru

Previous article

Sosialisasi KKN Kenalkan Misi KKN Mahasiswa UII Dalwa

Next article

Comments

Leave a reply