beritaKolomOpiniRangga

Covid-19 : Apakah Masih Hidup di Tahun 2021 Ini ?

0

Sudah setahun lebih, kita dihadapi dengan sebuah pandemi yang hampir tak terlihat ujungnya. Sejak pertama kali ketika virus muncul di Wuhan, China. Hampir seluruh bentuk kehidupan berubah drastis, berbeda 180 derajat yang dulunya keluar hanya cukup membawa handphone dan dompet, sekarang ditambah dengan satu masker yang entah kegunaannya benar-benar membuat kita terlindungi dari virus atau hanya sebuah bentuk ketakutan akan denda dan hukuman dari pemerintah setempat yang mewajibkannya.

                Di Indonesia sendiri peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan virus ini, diatur dalam beberapa Perppu, Perpres dan Permendagri. Namun di tahun 2020 kemarin ada satu Perppu yang diloloskan menjadi UU, yakni Perppu nomor  2  tahun 2020.  Dari keseluruhan peraturan-peraturan yang ada, seharusnya langkah pemerintah dalam penanganan tersebarnya virus ini lebih teratur dan signifikan hasilnya. Tetapi sampai hari ini, Senin 15 Maret 2021, kasus terbaru dari negara Indonesia menyentuh angka 1,42 juta kasus, sebagaimana yang dilansir dari https://covid19.go.id/ .

                Hal yang sangat disayangkan ketika data yang seperti di atas terus bertambah setiap harinya, namun pemerintah malah kelihatan seolah-olah mereka peduli dengan hal ini. Namun, beberapa pelaku pelanggaran peraturan-peraturan Covid-19 dari kalangan bawah banyak yang ditindak. Baik di denda, dihukum secara fisik, sampai pada kasus kerumunan salah seorang ulama di Jakarta sudah hampir tahap pengadilan dan telah melewati beberapa bulan masa penahanan.

                Tetapi sebaliknya, kebanyakan kasus pelanggaran Covid-19, yang berasal dari kelas mereka, malah hanya dimintai perminta maafan saja. Ataupun paling ringan, keharusan membuat klarifikasi saja.

                Jauh meninggalkan fakta yang ada Indonesia, di  luar negeri seperti beberapa negara bagian di negara Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa, Asia Tengah, dan di Australia. Kebanyakan masyarakat di sana sudah acuh tak acuh dengan kehadiran virus ini. Walaupun data di negara mereka terus bertambah, namun mereka berkeyakinan bahwa virus Covid-19 tersebut hanyalah bergerak dalam data saja, tak menimbulkan efek fakta sama sekali. Baru-baru ini, tepatnya Sabtu, 13 Maret 2021, telah diselenggarakan acara musik “Lunar Music Festival 2021” yang berlangsung di Gold Coast, Queensland, Australia. Dalam kegiatan tersebut dihadiri ribuan bahkan sampai jutaan kawula muda dari negeri kangguru. Hal itu membuktikan bahwa warga dunia sudah banyak yang tak percaya kalau Covid-19 itu masih ada rupa penyakitnya. Sebagaimana yang sudah penulis sebutkan, kalau mereka hanya meyakini virus ini hanya bergerak dalam data saja, tetapi minim dalam fakta sebenarnya.

                Di tempat rantauan penulis sekarang, tepatnya di Turki, Jujur peraturan disini sangat ketat apalagi kami tinggal di Kota Bandirma, sekitar 4 jam dari kota Istanbul, yang masuk ke dalam zona merah. Protokol kesehatan masih terjaga rapi, bahkan di lain hari ada teman penulis yang tidak memakai masker, langsung ditegur oleh pihak polisi yang setiap saat berpatroli menyusuri setiap jengkal kota.

                Inti sebenarnya tertuang dalam pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul di benak kami diantaranya; Benarkah Covid-19  ini virus berbahaya? Memang benar sudah banyak korban, bahkan bapak kami sendiri baru saja kemarin tertimpa virus ini, namun apakah bila penyakit yang muncul ini, atau adakah spesifikasi ciri-ciri dari virus ini yang memang berbeda dari penyakit lain? Batuk, sesak nafas, pusing, diare, hilangnya indra perasa dan gejala corona lainnya, apakah bila gejala-gejala tersebut muncul di tahun 2017 ataupun 2018, akan disebut penyakit corona?

                Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan kami di atas sungguh membuat kami bingung. Apalagi ketika ada orang lain yang mengajak kami diskusi tentang hal ini, mereka selalu berpendapat agar kami tetap mengikuti berita-berita benar dari Pemerintah ataupun dari WHO. Lalu muncul lagi pertanyaan krusial, Apakah benar mereka itu adalah sumber penyebar berita yang paling benar?

 Rocky Gerung seorang pengamat politik, akademisi dan intelektual publik Indonesia dalam salah satu artikel kontroversialnya :”Pembuat hoaks terbaik adalah penguasa. Karena mereka memiliki semua peralatan untuk berbohong. Intelejen, data statistik, dan media mereka punya. Orang marah, tapi  ya itu faktanya. Bahwa hanya pemerintah yang mampu berbohong secara sempurna, saya ga ingin dia berbohong! Tetapi potensinya, dia bisa lakukan itu”.

Terlepas dari penuh kontroversinya tersebut penulis mengutip perkataan beliau untuk menjadi sebuah pembelajaran bagi kita semua agar memiliki pandangan luas tentang pertanyaan krusial terakhir diatas.

Akhirnya, tanpa memandang bahwa Covid-19 itu apakah masih benar-benar ada atau hanya menjadi kepentingan alat politik dan ekonomi semata. Penulis berharap untuk kebaikan negara tercinta Indonesia khususnya, dan kepada saudara-saudara masyarakat Islam yang tersebar diseluruh belahan bumi lainnya agar tetap berada dalam lingkupan rahmat dan perlindungan Allah SWT, baik dari segala kerumitan hidup maupun bencana lainnya. Amin Ya Rabbal Alamin. Salam santri rantau, Arga Mangkoso.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Workshop Season 2, LPM Dalwa Bahas Kepenulisan Berita

Previous article

الإبداع للتاريخ 19 رجب 1442 هـ

Next article

Comments

Leave a reply