Jika ditanya begitu maka saya pasti akan menjawabnya; yah ngak kenapa-napa? Kenapa harus nyantri?, memang ngak ada tujuan atau solusi yang lain dari pada harus nyantri?. Sekarangkan metode belajar sangat beragam tidak harus 24 jam mondok di dalam area pesantren, bahkan zaman dulu saja ada istilah santri kalong atau belajar duduk yang membolehkan seseorang nyantri part time saja.
Kita kembali lagi pada jawaban dari judul di atas. Kalau seandainya jawaban dari pertanyaan kenapa harus nyantri adalah maksud dan tujuan, seperti untuk menjadi orang sholeh, rajin sholat lima waktu. Toh, di luar sana ada ulama yang memilih tidak mengenyam bangku formalitas mondok tapi menjadi ulama kharismatik di daerahnya seperti Ust, Abdus Somad. Toh, ada juga yang sudah lama nyantritapi ketika ia lulus masih lupa mengerjakan sholat lima waktu, malah ada diantara mereka yang tidak pernah nyantri lebih rajin hadir di masjid-masjid untuk sholat tepat waktu dan berjamaah.
Kalau seandainya jawabannya adalah ingin mengikuti pelajaran dan ceramah yang diberikan oleh alim ulama. Toh, di luar juga banyak bertebaran majelis ilmu yang serupa dan beragam. Tinggal kita pilih mau ikut yang mana, lagi pula di pondok juga ada anak-anak yang kabur-kaburan meninggalkan pelajaran dan majelis ta’lim gurunya.
Terkadang kita yang telah lama nyantri malah tidak menunjukkan bahwa kita adalah seorang santri, dan mereka orang yang tidak pernah nyantri malah memiliki identitas seorang santri, baik dari tutur maupun akhlak dan perilakunya.
Jadi, alasan apa lagi yang membuat kita harus nyantri? Apakah kita benar-benar harus nyantri di zaman sekarang?
Jawabannya kembali pada diri kita dan kebutuhan masing-masing. Dan hasil yang akan kalian dapatkan tergantung dari niat kalian sendiri. Apakah kalian masuk ke pondok ini benar-benar sebagai penuntut ilmu atau hanya terpaksa? atau kamu adalah penyusup yang sengaja masuk ke dalam sebuah lembaga pendidikan Islam untuk mempelajari Islam lalu mencari celahnya dan menghancurkan Islam dari dalam yang biasa disebut sebagai seorang Orientalis? Atau kamu malah tidak memiliki jawaban itu sama sekali?
Jawabannya kembali pada diri kita dan kebutuhan masing-masing. Dan hasil yang akan kalian dapatkan tergantung dari niat kalian sendiri. Apakah kalian masuk ke pondok ini benar-benar sebagai penuntut ilmu atau hanya terpaksa? atau kamu adalah penyusup yang sengaja masuk ke dalam sebuah lembaga pendidikan Islam untuk mempelajari Islam lalu mencari celahnya dan menghancurkan Islam dari dalam yang biasa disebut sebagai seorang Orientalis? Atau kamu malah tidak memiliki jawaban itu sama sekali?
Memang metode belajar saat ini sangat beragam dan lembaga pendidikan juga banyak bertebaran, tapi apakah metode dan lembaga tersebut sudah tepat dan benar?. Kita seharusnya sadar dan cerdas dalam memilih tempat kita tumbuh dan mengembangkan diri, karena jika kita tidak cerdas dalam memilih, bukannya kita menjadi cerdas dan membanggakan bangsa, malah kita bisa menjadi bumerang bagi umat dan bangsa. Berikut alasan kenapa harus nyatri;
1. Menuntut ilmu.
Ini sudah menjadi sebuah alasan klasik dan mainstream para penuntut ilmu.
2. Mengambil sanad keilmuwan.
Belajar itu bukan hal remeh dan sembarangan kawan. Seorang yang ingin menjadi seorang cendikiawan atau ulama yang memiliki kapasitas keilmuwan yang besar harus tahu sumber ilmu yang ia pelajari berasal dan dari siapa, referensinya harus valid. Dengan memiliki guru yang memilik sanad keilmuwan yang bersambung ke Rasulullah SAW. Maka tidak ada keraguan lagi kebenaran ilmu tersebut tidak tercampur dengan sesuatu yang bid’ah atau sesat.
3. Belajar Sosialisasi dan Komunikasi.
Nyantribukan hanya soal mengaji kitab dari malam sampai pagi kawan, hidup bukan se-kaku itu ada kalanya kita harus nongkrong dan ngopi bareng sambil tertawa dan bercanda. Yang mana kegiatan seperti itu mengasah ilmu sosial untuk nanti bermasyarakat dan berdakwah. Masa nanti kalau sudah lulus pesantren Cuma diam di rumah?. Mengobrollah karena dengan mengobrol berarti kita sedang meng-upgradeinformasi dan kearifan lokal yang terus berkembang setiap harinya.
4. Mencari Relasi.
Faktanya orang yang sukses di luar sana bukan mereka yang mengandalkan kemampuan dan bakat saja, tapi mereka yang memiliki jaringan relasi yang kuat dan luas. Lihat saja burung, ia tidak akan bisa terbang jika hanya mengandalkan kepala dan dadanya. Ia juga butuh dua sayap, ekor dan kaki. Ingat pepatah; bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Masa santri berjumlah 4000 ngak ada satupun yang cocok untuk jadi teman?. Mungkin saja teman atau adek kelas yang ada di samping kamu saat ini, di masa depan adalah atasan kamu di masa depan.
5. Laboratrium Percobaan.
Eits, jangan salah paham dulu. Bukan bererti kamu yang mondok adalah sebuah kelinci percobaan untuk rekayasa genetika dan lain-lainnya. Tapi santri teman-teman kamu mondok adalah sebuah objek yang tepat untuk kamu mencoba mengamalkan perbuatan baik dan berakhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW supaya kamu terbiasa untuk berbuat hal-hal yang baik bukan sebaliknya.
6. Mengharap Barokah dan Siir(Rahasia)
Dalam dunia pondok pesantren, tak hanya membahas aspek intelektual saja, tapi juga aspek emosional dan spritual. Mengharap sebuah barokah dan Siir dari sang ki yai juga menjadi sasaran utam
a para pencari ilmu.
a para pencari ilmu.
Setelah kamu mengetahui alasan-alasan kenapa kamu harus nyantri, penulis berharap agar kalian tidak bingung lagi dengan pertanyaan; ke pondok apa yang kau cari? Jangan sampai kamu masuk pondok Cuma ikut-ikutan atau ingin cari nama dari kemasyhuran pondok yang kamu masuki, lebih parah lagi kalau kamu mencari penghasilan di pondok. Karena pondok adalah ladang amal baik dan perjuangan bukan ladang mencari nafkah dan penghasilan.Ben Isro/red.
Comments