KolomOpini

Ketika Pulangan Ke Kampung Halaman Menjadi Impian

0
                Kita yang besar dan tumbuh di kota kecil, kadang merasa kota tersebut sangat membosankan. Tidak banyak kemajuan, sementara kita ingin berkembang. Lalu, merantaulah kita ke kota lain. Awalnya mungkin mengasyikkan, bertemu dengan teman teman baru, pengalaman baru dan lingkungan baru.
                Namun seiring waktu, kita merasa ada satu ruang kosong yang muncul. Sejuta kerinduan pada kota kecil kita seperti memanggil manggil untuk kembali. Kita sangat rindu kampung halaman dan baru menyadari bahwa kota kecil kita lebih menyenangkan dan menenangkan.
                Jika saya orang Makassar, mungkin saya bisa bilang, “ begitu banyak tempat dimuka bumi ini diinjak oleh seseorang, namun selamanya kerinduan tetaplah pada kampung halaman. Walau banyak orang yang mengatakan, bahwa Jogya adalah tempat yang paling romantis, Bali tempat yang paling indah, Papua tempat yang penuh tantangan, namun bagiku segala kenangan di Makassar adalah yang paling manis.”
                Kita akan selalu butuh pulang, tak peduli seberapa jauh kaki melangkah , tapi disaat sebuah kerinduan menyapa, maka disitulah Allah meminta kita untuk pulang. Kembali ke rumah dimana hati kita berada, karena terkadang rumah bukanlah sebuah bangunan yang kokoh, melainkan sebuah perasaan. Perasaan dimana kita menemukan diri kita selalu. Menemukan hati kita yang seutuhnya. Menemukan jiwa kita yang sesungguhnya. Ya, rumah adalah tempat yang ternyaman bagi kita.
                Hakikatnya ada dua tempat yang layak dijadikan tempat pulang:
1.Pulang kepada sang belahan jiwa, yaitu dengan pernikahan. Ketika kita menemukan kepingan jiwa kita, kita pasti akan merasa pulang. Seperti yang dikatakan bung Karno, “ bahwa seseorang laki-laki dan perempuan yang saling memadu cinta bagai sepasang sayap yang bisa terbang menjulang menuju langit biru.
Bisa jadi kita memiliki sebuah impian tapi belum tercapai, berusaha memperbaiki diri tapi belum berhasil, berusaha untuk menata tujuan hidup, tapi tak kunjung tersusun rapi, sudah saatnya anda pulang.
2.Pulang kepada sang pemilik jiwa. Tentang pulang pertama tadi, mungkin tidak semua orang dapat merasakan secara bersamaan. Allah selalu membuka pengampunan-Nya. Allah membuka pintu waktu siang untuk mengampuni dosa diwaktu malam begitupun sebaliknya.
Saya pernah membaca sebuah hadist qudsi, bahwa Allah menyatakan, “ Wahai hambaku, jika dosamu itu sampai kelangit, banyaknya dari bumi hingga kelangit, kemudian engkau beristighfar, engkau memohon ampun dari-Ku, Aku ampuni engkau, Aku tidak peduli”.
Kemudian seseorang itu duduk beberapa lama. Dia betul-betul bertaubat. Entah seperti apa, ternyata dia tergelincir lagi pada dosa maksiat.
Selepas itu, iapun bertobat kembali, lantas Allah menjawabnya seperti yang telah dijelaskan dalam hadis qudsi-Nya,” Hambaku itu tahu bahwasanya, baginya Tuhan bisa mengampuni dosa dan mengambil tindakan terhadap dosanya. Aku ampuni dia.”

 

Selagi nyawa masih ada dikandung badan, peluang untuk pulang kepada Allah tidak pernah tertutup. Islam sebaik-baiknya agama yang memberi ruang luas pengampunan.
admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

UKM BISNIS SYARI’AH MENUNJANG EKSISTENSI BANK MINI SYARI’AH

Previous article

SOLUSI TERBARU UNTUK SANDAL YANG BERSERAKAN

Next article

Comments

Leave a reply