Dalwa FileHernandoWawancara

Komunitas Guratan Seni Dalwa Batik

0

                ‘Dalwa Batik’ itu lah sebutan, hasil karya seorang santri Dalwa, asal Sumenep benama ALI ROJAI ketua umum komunitas  batik tulis santri Dalwa kelahiran 11 Desember 1996.
            Di samping itu, Dia juga merintis sebuah kelompok untuk menyalurkan inspirasi dalam berkarya membuat batik. Yang mana kelompok ini masih beranggotakan lima orang dan bernaung di sebuah organisasi yang terkenal dengan sebutan Ar-Risalah. Mereka berinovasi bahwasanya santri juga bisa menjaga budaya.
            Dan batik ini, di namakan batik abstrak konteporer karena karya ini berbeda dengan karya lainnya. Dan mereka menamakan coretan ini sebagai ‘coretan emosi’ yang bermakna seni. “seni itu emosi tetapi setiap emosi bukan seni.” ujarnya.
            Sedang kan sekarang mereka sudah memiliki konsumen yang biasa dibandrol dengan harga 150-200 ribu Rupiah. Dan kedepan nya mereka ingin mengkolaborasikan karya mereka dengan Dalwa collection guna tampil di ajang nasional.
            Akan tetapi disamping itu, kelompok yang membanggakan ini masih belum resmi di pondok Dalwa karena adanya hal-hal yang belum terpenuhi.{Red/salam luthfi}
            Berikut penuturan beliau dalam wawancara bersama tim Dalwa Berita;
Apa yang melatar belakangi terbentuknya komunitas batik di Ponpes Dalwa?
Ada dua poin yang pertama: pengen ngasi tau pembesar pondok bahwa batik hadir dengan inovasi baru untuk dalwa. Yang kedua: ingin menunjukkan bahwa santri juga bisa menjaga budaya, sebagaimana kita ketahui bahwa batik merupakan budaya asli Indonesia.
Kapankah komunitas batik ini mulai terbentuk dan berapa keanggotaannya sekarang?
 Komunitas ini terbentuk setahun yang lalu, kalau tanggalnya saya sudah lupa. Sedangkan untuk keanggotaan sekarang berjumlah 5 orang. Yaitu: Ismail, Aziz Hikmawan, Abdul Malik, Rinda dan saya sendiri.
                                                              
batik jenis apa yang anda buat?
Kami menggunakan jenis batik tulis Abstrak Kontemporer yang bebas. Biasanya saya menamakan batik saya coretan emosi, emosikan nggak mesti negative. Seni itu emosi tapi emosi itu bukan seni.
Dimana anda dan para anggota membatik, dan kapan waktu khusus untuk pelatihan?
Biasanya dilantai dua su’uni tholabah dan baru baru ini aja di Dalwa robi’, dalam artian belum ada tempat khusus. Sedangkan waktu untuk pelatihan pada malam senin dan malam kamis.
Apa harapan kedepan setelah terbentuknya komunitas batik ini?
Kami berharap pihak pondok merespon adanya komunitas batik tulis, meresmikannya menjadi Dalwa batik dan kami akan berkolaborasi dengan Dalwa Collection dalam pembuatan abaya, taqwa, rida’(selendang) dan sebagainya.
Biasanya batik yang dibuat dijadikan berbentuk apa dan berapa harganya?
Biasanya baju, sarung, tanjak dan rida’. Sedangkan untuk harga bervariasi tergantung tingkat kesulitan ada yang 150 ribu sampai 250 ribu.
Bagaimana sistem pemasaran saat ini dan berapa hari selesai jika ada yang memesan?
Pemasaran untuk saat ini dari mulut kemulut. Karena niat awalnya nggak jualan, sedangkan kalau ada yang mesan biasanya paling lama satu minggu.
Apa teknik pembutan batik yang digunakan apakah ditulis dulu kemudian dibatik atau langsung dibatik?
Yah langsung, kan namanya coretan emosi.
                        
Kapan pertama kali ada mencoba batik tulis?
Dua tahun yang lalu, waktu liburan pondok setelah lebaran. Saya belajar kepada Yasir Arrafat, itu juga pertamanya Cuma nyoba-nyoba.
                       
Apa kendala saat belajar membatik yang pernah anda alami?
Bingung mau ngebelokin kemana batik yang dibuat. Sebab tangan diciptakan dari guratan yang berbeda, namun itu bisa untuk diatasi  dan kita akan tahu hasil bagusnya batik yang kita buat ketika telah selesai dimasak.
Sudah berapa orang santri yang mencoba batik tu
lis disini? Dan apakah masih menerima jika ada yang ingin belajar?
Yang nyoba udah banyak, namun yang bisa baru 5 orang. Kalau yang mau belajar insyaallah selamanya masih terbuka, sebab saya berpikir orang akan puas dengan karyanya sendiri. Salam,Hernando/red.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Menata Hati Bersama Habib Ali Baharun

Previous article

Sepucuk Surat Lelaki Biasa

Next article

Comments

Leave a reply