Seperti biasanya pada subuh ahad digelar majlis subuhan Al-Busyro di bawah asuhan al-Habib Dr. Segaf bin Hasan Baharun, M.H.I yang bertempat di masjid Agung Bangil tepat sebelah barat alun-alun Bangil, diikuti dan dihadiri oleh warga sekitar bangil dan santri kelas I dan II Aliyah pondok pesantren Darullughah Wadda’wah.
Pada subuh Ahad kali ini (07/10/2018) al-Habib segaf baharun menjelaskan dengan tuntas hal-hal yang bersangkutan dengan hukum wadiah.
Disamping menyimak pejelasan al-Habib Segaf Baharun para jamaah juga diberikan buletin dakwah yang membahas tema berbeda-beda tiap minggunya sesuai pembahasan ceramah al-Habib Segaf Baharun. Di dalam buletin tersebut dijelaskan secara ringkas hal-hal yang bersangkutan dengan wadiah. Diantara pembahasan definisi wadiah tersebut sendiri yang bermakna : suatu akad yang dilaksanakan untuk meminta penjagaan dari suatu harga. Kemudian berlanjut kepada hukum menerima barang titipan yang dibagi menjadi lima hukum : wajib, sunnah, mubah, makruh, haram, hukum tersebut berubah sesuai kondisinya. Dan akad wadiah menjadi batal karena 3 sebab : jika salah satu pihak meninggal dunia, jika salah satu pihak menjadi gila, dan jika salah satu pihak pingsan.
Dan diantara perkataan al-Habib Segaf Baharun dalam majlis tersebut ialah. “ 2 hal yang harus diperhatikan tentang barang titipan : boleh kita bermuamalah dengan orang baik, jahat, mu’min, munafik, fasik, kafir karena kita tidak pernah tau akhir dari seseorang dan di dalam barang titipan itu terdapat amanah
“Dan apabila anda diberi upah atas barang titipanmu, ketahuilah upah yang diberikan manusia tidak ada apa-apanya dibanding upah dari Allah S.W.T karena amanah yang telah anda jaga.” Sambung al-Habib Segaf Baharun.
Dan acara ditutup dengan melaksanakan shalat dhuha berjamaah yang diimami langsung oleh beliau sendiri al-Habib Segaf Baharun. Irsyad ibn Zain/Red
Comments