KolomOpini

Mendepskripsikan Nabi dengan Kata-Kata

0

Sulit rasanya mendepskripsikan syamail beliau hanya dengan kata-kata. Karena memang untaian kata tak akan mampu untuk menggambarkan keindahan perangainya, bahkan mata pun tak kuat juga bertatapan langsung dengan cahaya kenabian yang ada pada diri beliau. Penulis mencoba sebisa mungkin untuk menggambarkan sifat dan perangai beliau yang dikutip langsung dari Qur’an serta hadist, juga kitab para ulama-ulama terdahulu maupun kontemporer. Diantaranya kitab maulid Ad Diba’i karangan imam Abdurahman bin Ali bin Muhammad Ad Diba’i, kitab maulid Simtud Durar karangan al Habib Ali al Habsyi juga Wasaailul Wushul Ilaa Syamailir Rasuul karangan Syech Yusuf An Nabhani dan beberapa kitab dari ulama lainnya. 

Dengan niat tiada lain untuk menanamkan keyakinan serta kecintaan kita kepada Nabi. Sungguh termasuk dari sempurnanya iman adalah mengimani bahwasanya Allah menciptakan beliau dengan sebaik-baiknya ciptaan, yang tidak ada satu mahluk pun diciptakan oleh Allah sepertinya, sesudahnya apalagi sebelumnya dalam hal kesempurnaan. Dhohir maupun batinnya, dan penulis akan memulainya dari ujung kepala nabi yang mulia hingga kakinya. Juga beberapa sifat dan perangai indah nabi lainnya.

            Beliau berambut hitam legam. Terurai bergelombang hingga ke bahu, kadangkala rambutnya tepat di belakang telinga,  tidak jatuh lurus juga tidak terlalu bergelombang. Tidak kecil kepalanya, dahinya cemerlang, lebat juga panjang alis matanya. Melengkung seperti huruf nun, kiri dan kanan alisnya hampir bertemu. Bulu mata yang lentik juga rimbun membuat senang mata memandang. Bulat betul matanya, hitam pekat warnanya, agak kemerahan indah matanya layaknya bercelak, sorot matanya tajam. Dikala terpejam matanya, hatinya selalu bertahmid dan beristigfar meminta ampunan.

            Mancung hidungnya seperti huruf alif, kecil nan bulat lubang hidungnya. Lurus tidak tirus juga tidak gemuk pipinya. Ruas mulutnya lebar menandakan kefashihan beliau dalam berbicara. Berjarak rapih gigi-gigi beliau, tatkala tersenyum bercahaya bak lentera. Lebat dan rapi jenggotnya. Tidak bulat seperti lingkaran juga tidak lonjong wajahnya.

            Ummu Ma’bad pun berkata perihal beliau:

            “Nabi adalah paling indahnya manusia tatkala dilihat dari jauh, paling manis wajahnya jika dilihat dari dekat. Orang yang tidak kenal beliau pasti pasti segan melihatnya, yang sudah dekat dengannya pasti akan cinta padanya”.

            Lehernya besar. Lebar jarak anatara kedua punggungnya, terdapat tanda kenabian di pundak. Besar perawakannya, bidang dadanya, tumbuh bulu hingga ke pusar dan tidak ada rambut lain yang tumbuh selain itu di badannya. Kekar berisi juga tidak buncit perutnya, tidak gemuk apalagi gendut. Besar genggaman tangannya, ditumbuhi rambut halus di dziro beliau r.

            Kakinya besar, kuat pijakannya. Langkahnya lebar juga cepat, seakan-akan bumi terlipat bagi beliau. Pernah Abu Hurairah berkata:

            “مَا رَأَيْتُ شَيْئًا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ, كَأَنَّ الشَّمْسَ تَجْرِيْ فِيْ وَجْهِهِ. وَلَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَسْرَعُ فِيْ مِشْيَتِهِ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ.  كَأَنَّمَا الْأرْضُ تَطْوِى لَهُ” الحديث 

“Aku tidak pernah melihat siapapun yang lebih indah dari Rosulillah, seakan-akan matahari mengelilingi wajah beliau, dan aku pun tidak pernah melihat orang yang jalannya lebih cepat dari beliau seakan terlipat bumi bagi beliau…”

            Tajam penglihatannya, melihat di waktu gelap seperti melihat di waktu terang, melihat belakang sama halnya ketika melihat ke depan. Sering bercucuran air mata karna taqwanya kepada Allah. Senang tatkala dibacakan Quran didekatnya.

            Suatu waktu beliau sedang duduk-duduk bersama sahabatnya sayyidina Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: 

إقْرَأْ عَليَّ

            “Bacakanlah untuku (Al-Quran)”

أَقْرأ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِل

            “Wahai Rosullallah, bagaimana aku membacakan al-Quran untukmu sedangkan Quran turun kepadamu?”

قَالَ: إِنِّيْ أَحَبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِيْ

            “Sungguh aku senang mendengarkannya (al-Quran) dari selainku”

            Maka Ibnu Mas’ud pun membacakan al-Quran untuk beliau, hingga sampai pada ayat 41 dari surat an Nisa yang berbunyi:

وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا

            “Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”

Air mata pun jatuh di pipinya, beliau tak kuasa menahan tangis mendengar ayat tersebut.

            Kadangkala juga beliau menyemir rambutnya, namun tidak di waktu-waktu tertentu. Nabi akan langsung berpaling jika mendengar perkataan-perkataan yang di anggap jelek bagi manusia. Bercelak di setiap malamnya. Tidak pernah keluar dari mulutnya kecuali wahyu dari Allah SWT. Sebagaimana di sebutkan dalam al-Quran:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (4)

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)“ (QS. An Najm: 3-4)          

Al-Iman Ahmad bin Muhammad As-Showwi dalam itab Tafsir As Showinya pun berkata:

فَهُوَ لَا يَنْطِقُ وَلَا يَفْعَلُ إِلَّا بِوَحْيٍ مِنَ اللهِ تَعَالَى لَا عَنْ هَوَى نَفْسِهِ   

 “Nabi tidak pernah berbicara dan melakukan pekerjaan apapun kecuali telah diwahyukan oleh allah. Serta tidak melakukan apapun sekehendak deliau sendiri”

            Nabi selalu mendahulukan dan menggunakan yang kanan ketika berwudlu, makan, minum, memberi, mengambil, masuk masjin dan keluar dari kamar mandi.

            Buah kesukaannya kurma juga melon, warna yang beliau suka hijau, senang bertadabur dengan melihat air mengalir. Menamai apapun yang menjadi milik beliau. Pedang pertama beliau -warisan dari ayahnya- bernama Ma’tsur, yang lain bernama Dzulfiqar, ontanya bernama Qoswa, keledainya Ya’fur juga Dzorib nama kudanya. 

            Senang dengan madu, susu juga wewangian. Beliau pernah bersabda:

إِذَا أُعْطِيَ أَحَدُكُمُ الرَّيْحَانَ فَلَا يَرُدُّهُ فَإِنَّهُ خَرَجَ مِنَ الْجَنَّةِ

            “Apabila salah satu diantara kalian di beri wewangian maka janganlah ditolak, karena wewangian itu berasal dari surga”

            Berbadan harum walaupun tidak memakai minyak wangi, bersinar kinclong keringatnya ibarat berlian juga harum keringatnya melebihi misik. Jika berjalan di gang-gang kota Makkah atau Madinah pasti tercium harum badannya, walaupun beliau sudah lama melewati gang tersebut.

            Pernah Nabi datang ke rumah Ummu Sulaim, dan beliau pun tidur qailulah di rumah tersebut. Ummu Sulaim pun membentangkan tikar yang terbuat dari kulit untuk di tiduri oleh Nabi. Di siang itu matahari amat sangat menyengat, suhu pun meningkat, membuat Nabi banyak berkeringat. Melihat keringat beliau yang bercucuran Ummu Sulaim langsung mengumpulkannya dalam sebuah wadah untuk di pakainya sebagai wewangian. Ketika terbangun Nabi berkata:

يَاأُمَّ سُلَيْمٍ, مَا هَذَا؟

 “Apa yang engkau lakukan wahai Ummu Sulaim?”

قَالَتْ: عَرَقُكَ, نَجْعَلُهُ مِنْ طِيْبِنَا. وَهُوَ مِنْ أَطْيَبِ الطِّيْبِ 

            “ini keringatmua wahai Nabi untuk kami jadikan sebagai wewangian kami. Dan ini adalah paling wanginya wewangian”

قَالَ أَصَبْتِ

            Nabi juga cepat sekali senang, sulit sekali marah. Tidak pernah menguap. Tidak suka kepada orang yang mengencangkan suara bersinnya di dalam Masjid. Jika beliau marah dalam keadaan berdiri maka beliau langsung duduk. Jika marah dalam keadaan duduk maka beliau akan langsung terlentang untuk menghilangkan amarahnya.

            Memakai cincin di kiri, kadangkala di kanan. Tidak melakukan sesuati kecuali dengan doa, makan dengan tiga jari, jika ada makannya yang panas beliau tunggu hingga hilang asapnya, menutup tangannya ketika bersin dan tertawa, memotong kuku setiap lima belas hari sekali, mencukur kumis di hari Jum’at sebelum shalat. Jika berbicara pasti diiringi dengan senyum. Tidak malu makan bersama faqir miskin, jika di undang orang dari kalangan faqir  miskin pasti akan datang memenuhi undangannya.

            Habib Ali al-Habsyi mengatakan: 

كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا وَخَلْقًا

            “Nabi Muhammad adalah sebaik-baiknya akhlaq dan ciptaan”

            Begitulah para istri, sahabat, tabiin, ulama serta dzurriyah beliau mensifati keadaan nabinya yang mulia. 

Yang tertulis diatas hanyalah nol koma sekian persen dari keindahan yang ada pada perangai, jasad dan akhlaq nabi. Keagungannya tidak bisa tergambarkan secara sempurna hanya dengan kata-kata. 

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

BEM IAI Dalwa Adakan MAKRAB, Ajang Silaturrahmi Antar MABA

Previous article

Adakan Bimbingan Teknis Pengajuan Peningkatan Kepangkatan Dosen dan SISTER SERDOS

Next article

Comments

Leave a reply