AminArtikelKolom

Mengenal Bulan Sya’ban Beserta Kemuliaan dan Keutamaannya

0

Bulan Sya’ban sebagai bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah, memiliki kedudukan yang istimewa dalam agama Islam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya,

“Rajab adalah bulannya Allah, Sya`ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

Secara istilah, Sya’ban diambil dari bahasa Arab yang berarti berpencar atau berpisah. Sejarahnya, pada bulan ini, masyarakat Arab berpencar atau berpisah untuk mencari air. Pada bulan Rajab, mereka menahan diri untuk berperang atau melakukan perjalanan keluar. Setelah bulan Rajab berakhir dan memasuki bulan Sya’ban, mereka keluar untuk mencari air atau sumur untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kitab Fathul Bari.

Syekh Yahya bin Mu’adz, sebagaimana disebutkan dalam kitab Duratun Nashihin karangan Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi, memaknai bulan Sya’ban dari masing-masing hurufnya. Kata “Sya’ban” (شعبان) terdiri atas lima huruf yaitu, ش (syin) berarti asy-syafa’ah wasy syarafah (pertolongan dan kemuliaan),ع(‘ain) berarti al-‘izzah wal karamah (kemuliaan dan kehormatan),ب(ba’) berarti al-birr (kebajikan), ا(alif) berarti al-ulfah (kecondongan atau kasih sayang) dan (nun) berarti annur (cahaya atau menerangi).

Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang mempunyai beberapa keistimewaan. Dalam kitab Madza Fii Sya’ban? (Ada Apa di Bulan Sya’ban?), Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan mulia. Karena melakukan taubat di bulan Sya’ban akan dianggap sebagai keberuntungan yang besar, sementara meningkatkan taat di bulan tersebut diserupakan dengan begadang yang mendapatkan laba keuntungan yang melimpah.

Di bulan ini, umat Islam juga dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Tidak jauh berbeda dengan bulan Rajab, bulan Sya’ban juga mempunyai beberapa keistimewaan. Apalagi posisi bulan tersebut sendiri yang berada di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. Meskipun bukan bulan yang diwajibkan untuk puasa seperti Ramadhan, Sya’ban memiliki fadhillah (keutamaan) tersendiri yang diakui oleh hadis-hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di bawah ini akan menjelaskan beberapa keistimewaan bulan Sya’ban dalam Islam.

1. Puasa di bulan Syaban Mendapat Banyak Pahala
Rasulullah seringkali berpuasa ketika bulan Sya’ban tiba. Hal tersebut disampaikan oleh Aisyah RA: “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunah di dalamnya adalah Syakban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadan” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulanbulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”

2. Allah Mengangkat Amalan Umat Islam

Di bulan Sya’ban, seluruh amalan yang dikerjakan oleh manusia diangkat dan disampaikan langsung kepada Allah SWT. Hal tersebut diriwayatkan oleh hadist riawayat Abu Dawud dan Nasa’i yang berbunyi, “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.”

Untuk itu, sebelum amal ibadah kita dilaporkan kepada Allah SWT, kita harus memaksimalkannya dengan memanfaatkan keistimewaan yang bisa kita peroleh pada bulan yang mulia

3. Doa dan Taubat

Bulan Sya’ban juga menjadi waktu yang baik untuk melakukan doa dan taubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan umatnya untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan Allah SWT. Hal ini sejalan dengan persiapan diri menghadapi bulan Ramadhan, di mana taubat dan permohonan ampunan menjadi bagian penting dalam memurnikan hati.

4. Persiapan Menuju Ramadhan

Melakukan berbagai amal kebaikan pada bulan Sya’ban memiliki hikmah yang mulia. Jika terbiasa melakukan amal kebaikan di bulan ini, seperti berpuasa, bersedekah atau bershalawat, maka tidak akan merasa berat dalam melakukan amal kebaikan di bulan Ramadhan. Hadis riwayat Aisyah RA menyebutkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan puasa sebagian besar di bulan Sya’ban, menunjukkan pentingnya amalan ini sebagai persiapan menuju bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban menjadi waktu yang ideal untuk melakukan persiapan diri menuju bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan contoh dengan banyak berpuasa di bulan ini, sebagai bentuk persiapan rohani dan fisik. Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak amalan kebaikan.

5. Malam Nisfu Syaban Adalah Malam Penuh Pengampunan

Imam Ahmad meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah mengampuni dosa hamba-hambanya pada malam Nisfu Sya’ban kecuali dosa orang musyrik dan orang yang bermusuhan”. Sya’ban juga disebut sebagai laylah al-ithq (malam pembebasan) sebagaimana diriwayatkan Ibnu Ishaq dari Anas ibn Malik, dari Aisyah ia menceritakan bahwa Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa meminta kepada Allah kebersihan hati dari perbuatan syirik dan kufur.

Malam Nisfu Sya’ban, yang jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban, juga memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada malam Nisfu Sya’ban, Allah subhanahu wata’ala melihat dan memberi ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik atau orang yang membenci sesamanya.”

Oleh karena itu, malam ini menjadi momen yang istimewa untuk berdoa dan memohon ampunan.

6. Memperingati Peristiwa Penting

Di Sya’ban ini terjadi dua peristiwa penting yang menjadi perhatian para ulama. Pertama, Peristiwa Tahwil al Qiblat atau perpindahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Imam Al-Qurthubi ketika menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim al-Basti mengatakan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban.

Kedua, penyerahan catatan amal di mana pada bulan ini semua amal manusia diserahkan kepada Allah subhanahu wata’ala. Momen ini kita kenal dengan Nisfu Sya’ban dan disebut salah satu hari raya malaikat, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua dosa selama setahun dihapus di malam tersebut. Nisfu Sya’ban disebut juga laylah al-Syafa’ah (malam syafaat) sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadis bahwa Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam memohon syafaat untuk umatnya kepada Allah pada malam ke 13, 14 dan 15 di bulan Sya’ban.

Dalam mengapresiasi fadhillah bulan Sya’ban, penting bagi umat Islam untuk melibatkan diri dalam amalan-amalan yang dianjurkan dan meningkatkan kualitas ibadah. Semua amalan yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala akan memberikan keberkahan dan keutamaan di bulan yang penuh keberkahan ini. Amin/Red.

 

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Menang 5-3 atas Jami’ah Atas, Asadul Bar Juara Liga Kibar

Previous article

Peristiwa-peristiwa Istimewa Di Bulan-bulan Harom Yang Mulia

Next article

Comments

Leave a reply