KONTRIBUTOR
Syahrul Hidayat, S.E.
Wildan Isma Emir Abruri, S.E, MT.
Fahri Yahya, S.H.
Muhammad Kholid, S.Hum.
Ahmad Muayyad , S.Hum.
Hernando, S.H.
Rangga Mangkoso
Semman Azzuhri
Afdillah Fikri
Ashar Bashir
Ahmad Dzulqisti Zein
Nanti Kita Reuni Lagi
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Itulah semboyan yang sering kita dengar. Maknanya yang luas membuat persatuan termasuk bagian pokok dalam menjalani kehidupan. Kehidupan yang tak bisa lepas dari masalah ini, menuntut kita untuk menyelesaikannya. Bukan malah lari darinya. Banyak orang di sekitar yang siap membantu ketika kita membutuhkan. Oleh Karenanya, selain dituntut untuk membangun hubungan baik dengan Allah SWT, kita juga dituntut untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Sehingga dalam hubungan sesama kawan terjalin hubungan yang harmonis.
Memang kita berbeda suku, budaya bahkan agama. Tapi itu semua jangan dijadikan alasan atas hancurnya persatuan. Kita terlahir dari perbadaan yang mempunyai fungsi saling melengkapi satu sama lain. Persatuan yang merupakan syarat kemajuan merupakan elemen utama yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap individu. Lihatlah persatuan erat yang dipertontonkan antara kaum Muhajirin dan Anshor 14 abad yang lalu. Mereka saling membangun hubungan kedekatan yang baik sampai-sampai kaum Anshor rela membagikan setengah hartanya untuk diberikan kepada sahabat Muhajirin. Bahkan tak tanggung-tanggung. Mereka yang mempunyai lebih dari satu Istri rela mereka cerai untuk diberikan kepada kaum Muhajirin.
Begitulah sepenggal paragraph dari isi buku ini. Jangan lupa sediakan secangkir minuman hangat dan beberapa camilan sebelum membaca buku ini. Selamat membaca!
Comments