Wawancara

Otoritas Hak Asasi Manusia Terbungkam dalam Genosida Rohingya

0

Beberapa waktu yang lalu, dunia sempat dikejutkan oleh genosida yang berada di Rohongya Myanmar. Mata duniapun mulai menegetahui akan seluruh kejadian yang ada, mulai dari pembantaian, penindasan pembunuhan secara tragis dan lain sebagainya. Kami dari redaksi Lembaga Pers Mahasiswa mewancarai Prof Dr Wan Suhaimi Wan Abdullah di Dalwa Hotel Syariah. Dimana, beliau merupakan salah satu dosen di Universitas Teknologi Malaysia.
Siapakah yang menjadi dalang dalam kejadian yang berada di Rohingya ini?
            Sangat sulit kita vonis pemerintah Myanmar campur tangan dalam genosida di Rohingya tanpa ada refrensi yang pasti, tetapi kalau peristiwa besar ini yang keadaannya terus menerus menindas, membantai membunuh dll, maka jika mereka tak disokong dan didukung oleh pemerintah yang mempunyai otoritas dalam negara tersebut.
Jikalau memang ini pertentangan antara umat Islam dan Budha maka pemerintah bisa menyelesaikan hal ini dengan sebuah perdamaian karena Myanmar adalah negara yang berdaulat dan mempunyai undang-undang yang mengawal problematika dinegara tersebut. Ketika mata dunia menyatakan kalau genosida yang berada di Myanmar merupakan agenda pemerintah Myanmar maka tidak bisa disalahkan karena genosida di sana tak mempunyai ujung dan undang-undang disanapun menjadi tuli dan buta.
Kita tidak bisa ikut campur dalam masalah ini, karena negara Asean mempunyai perjanjian yaitu jikalau ada konflik yang berada di satu negara maka negara yang lain tidak boleh ikut campur, dimana hal ini yang berasaskan kemanusiaan makanya umat Islam perlu konsen dan peka terhadap suatu yang menimpa umat Islam disana.
Kenapa HAM tidak memakai otoritasnya untuk menghentikan semuanya?
HAM milik barat, banyak sekali hal-hal yang merugikan umat Islam, dimana mereka tak bertindak secara adil. Kita tidak bisa mengandalkan HAM untuk dijadikan argumentasi dalam membela muslim Rohingya karena mereka sering bertindak tidak adil. Intinya umat Islam harus bersatu untuk terus menekan HAM dalam kejadian ini. Amerika Serikat sempat memberikan alasannya, kenapa mereka tak membantu muslim Rohingya, karena merika mendengan argumentasi dari perwakilan Indonesia dalam konfrensi di gedung PBB, dia menyatakan bahwa konflik yang berada di Rohingya hanyalah masalah internal bukan kemanusiaan, maka dari itu, Amerika berdalih, Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim saja mengatakan seperti itu maka untuk apa kita ikut campur. Sebenarnya, Indonesia mempunyai suara besar untuk merubah opini dunia. Ini adalah suatu hal yang sangat menyedihkan, seandainya Indonesia mengeluarkan suara lantang akan kejadian di Rohingya, maka sudah dipastikan negara lainnya akan ikut membantu kita.
Apa langkah kedepan yang harus kita lakukan?Kejadian di Rohingya merupakan salah satu kejadian di muka bumi ini, kita boleh berkata kalau kejadian disana berasas agama, politik atau ekonomi. Maka kedepannya, kita perlu menyiapkan generasi umat Islam dan bangsa yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas, jika umat Islam kedepannya tak mampu menyuarakan kebenaran maka sudah dipastikan umat Islam pada masa itu tak mempunyai kualitas dan kapabilitas. Kita harus mencari akar masalah dalam peristiwa yang menimpa umat Islam. Kita mulai dari Indonesia dulu, kalau Indonesia sudah mampu untuk mengatur negaranya sendiri maka marilah kita bantu negara lainnya. Selain itu kita harus mempunyai pemimpin yang berkualitas agar semua bisa berjalan dengan baik, mulailah dari penidikan yang harus mempunyai system yang baik dari sinilah akan keluar pemimpin yang mempunyai kualitas yang luar biasa.
Tanggapan anda tentang nobel perdamaian yang dimiliki oleh Aung San Suu Kyui, pantaskah?
Nobel perdamaian yang diraih oleh Suu Kyui didapat ketika masa mudanya, dimana saat itu dia berani melawan komunis yang telah menguasai negara Myanmar, dengan keberaniannya, maka negara Myanmar menjadi negara demokrasi. Nobel ini didapat dari barat, seperti yang kita tahu bahwa barat anti komunis, maka janganlah terkesima atas nobel ini, Sebenarnya semua itu hanya permainan barat. Suu Kyui bukanlah pejuang secara mutlak tetapi dia cuma mendukung etnis tertentu. Ketika kasus di Rohingya diketahui oleh seluruh dunia maka wanita ini malah mengatakan bahwa di Rohinya bukanlah sebuah konflik dan dia berusaha menyembunyikan kejadian ini, semua itu membuktikan bahwa wanita ini ada campur tangan dalam kejadian ini.
Pesan anda untuk santri Dalwa?
Saya berharap kepada seluruh santri di pondok Dalwa untuk belajar dengan benar dan baik, demi sebuah kemajuan agama dan bangsa Indonesia di masa mendatang. Karena kedepannya bangsa ini akan dihadapi oleh berbagai topangan fitnah yang dahsyat dan bermunculan dimana-mana. Saat ini Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sering diadu domba satu sama lain. Seperti Indonesia yang diadu domba dengan Malaysia. Kita tidak boleh terpengaruh dengan hal tersebut. H-san/Red
admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Wahai Negara Muslim Terbesar di Dunia, Mana Suaramu!

Previous article

Sang Orator Ulung Mirip KH Zainuddin MZ

Next article

Comments

Leave a reply