Bangil, Dalwa Berita – UKM Al-Busyro adakan seminar dan sosialisasi bersama PMI cabang Bangil dengan tema “Ayo Donor Darah” di Dalwa pusat pada Selasa malam (29/082023).
Kegiatan ini dinarasumberi oleh salah satu sepuh PMI, Bapak Soni Sumarsono Pra-TD dan dihadiri para asatizah Ponpes Dalwa.
Salah satu alasan diadakannya seminar dan sosialisasi ini adalah untuk membentuk rasa kepedulian sesama manusia dan membangun rasa simpati agar ke depannya semakin maju, semakin aktif dan semakin sehat.
Seperti yang dikatakan oleh Haidarul Arifin sebagai ketua penyelenggara kegiatan seminar tersebut.
“Kita membentuk rasa kepedulian kita untuk sesama manusia dan ustaz Ismail juga menyebut kalau acara donor darah ini adalah acara sosial yang paling bagus kata beliau.” Katanya.
Seminar ini tak hanya berhenti setelah acara selesai, tetapi dilanjutkan dengan pendonoran darah yang akan diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 8 September.
“Kita ada 2 kegiatan, pertama kita sosialisasi dulu, seminar apa itu donor darah dan segala macem. Yang kedua itu kita donor darah. Untuk donor darah tanggal 8 September bertepatan hari Jumat pagi. Karna PMI itu kerjanya dari pagi sampai siang.” Jelasnya.
Pendonoran darah tersebut ditargetkan pada santri dan asatidzah.
Acara ini adalah suatu program kerja pertama kali yang akan berkelanjutan dari tahun ke tahun.
Isi dari seminar adalah menjelaskan manfaat donor darah dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi saat mendonor darah seperti yang dikatakan oleh narasumber tersebut.
“Manfaat dari donor adalah terhindar dari jantung koroner, terhindar dari stroke dan manfaat yang lain terutama sirkulasi darah yang ada di dalam tubuh bisa bergenerasi darah kembali (darah yang keluar, memproduksi darah yang baru).” Kata Pak Soni.
Tak hanya manfaat, Pak Soni menjelaskan efek apabila seseorang yang memanipulasi datanya, ia akan bisa terkena anemia dan darahnya tidak bisa dimanfaatkan orang lain karena tidak memenuhi persyaratan.
“Memanipulasi data, katakanlah usianya 15 tahun tapi di tulis 17 tahun dengan memanipulasi tanggal lahirnya. Efeknya bagaimana? Satu, darah tidak bisa terpakai. Dua, sel darahnya belum sempurna sehingga akan berakibat bisa terkena anemia pada pendonor. Darah yang dikeluarkan tidak bisa di transfusikan ke pasien yang membutuhkan.” Jelasnya.
Cara dari mengatasi efek saat donor darah adalah,
“Untuk mengurangi efek saat terjadinya donor darah. Pendonor wajib sarapan, perut tidak kosong. Kalau perut kosong tidak sarapan efek samping yang akan terjadi pada pendonor adalah satu pusing, dua mual, yang ketiga adalah pingsan.” Saran pak Soni.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi saat akan mendonorkan darahnya yaitu;
- Usia minimal 17 dan maksimal 60 tahun.
- Berat badan minimal 48 kilo.
- Tekanan darah minimal 110/70 dan maksimal 160/100.
- Kadar heterogen minimal 12,5% dan maksimal 17%.
- Dan untuk perempuan tidak menyusui, tidak haid dan tidak hamil.
Bagi seseorang berpenyakit yang terinfeksi dengan darah seperti hepatitis, sipilis dan lainnya maka orang tersebut tidak boleh mendonorkan darahnya.
Dan proses transfusi darah harus satu golongan apabila pasiennya A harus transfusi A. transfusi darah harus dengan golongan yang sama, tidak boleh berbeda golongan darah.
Dengan diselenggarakan seminar dan sosialisasi tersebut, bapak Soni Sumarsono, Pra-TD. juga berharap agar para santri banyak mengikuti donor darah pada tanggal 8 September tersebut.
“Harapan saya, terutama harapan PMI, pada saat kegiatan donor darah tanggal 8 besok, kalau bisa sebanyak mungkin sesuai dengan syarat-syarat tadi, terutama di berat badan sama usia. Jadi harapan ini setelah sosialisasi ini bisa terbentuk hati agar bisa ikut serta bakti sosial donor darah.” Harapnya saat ditanya Dalwa Berita.Amir/red.
Comments