AfdillahBiografiKolomRedaksi

Mengenal Habib Ahmad, Sapuro, Pekalongan dan Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad, Tegal

0

Selain melaksanakan pembacaan surah Yaasiin dan doa nishfu Sya’ban, malam ini Ponpes Dalwa juga sekaligus mengadakan Haul Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas, Pekalongan dan juga Al-Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad, Tegal.
Lantas siapakah beliau-beliau tersebut?
Yuk sama-sama kita simak biografi singkat dari mereka berdua.

Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas

Sumber: Laduni.id

Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas lahir di Kota Al-Hajarayn, Hadramaut, pada tahun 1255 H atau 1839 M. Beliau merupakan anak dari Habib Abdullah bin Thalib Al-Attas dan As-Syarifah Zaenah binti Ahmad Al-Kaf.
Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas masih satu garis keturunan dengan nabi Muhammad Saw yang ke-38.

Pengembaraan Ilmu
Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas kecil, belajar agama Islam langsung dari kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya dengan tekun memberi pengajaran agama Islam kepada habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas.

Setelah usianya beranjak tepatnya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas menimba ilmu agama dengan para ulama kharismatik di Hadramaut Yaman. Belajar secara langsung dengan 9 guru terpandang di Hadramaut.
Karena masih haus akan ilmu dan pengalaman, Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas melanjutkan pengembaraannya ke Mekkah. Dengan penuh ketekunan, Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas belajar kepada As-Sayyid Al-Alamah Ahmad bin Zaini Dahlan selama 12 tahun.

Berdakwah di Pinggiran Kota Mekkah
Dilansir dari laduni.id, mula-mula Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas melaksanakan perintah gurunya untuk berdakwah di sekitar kota Mekkah. Sebab ilmu yang beliau pelajari dirasa perlu disebarluaskan kepada masyarakat kota Mekkah terutama di daerah terpencil.

As-Sayyid Al-Alamah Ahmad bin Zaini Dahlan adalah guru yang menyarankan untuk memulai terjun ke tengah-tengah masyarakat. Habib Ahmad Sapuro Pekalongan mengikuti saran gurunya.

Tak terasa sudah 7 tahun lamanya habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas berdakwah di Pinggiran Kota Mekkah. Ia kembali ke Hadramaut dan tiba-tiba merasa ada panggilan untuk berdakwah di tempat lain, di belahan bumi yang berada di daerah khatulistiwa bumi—Indonesia.

Memutuskan Dakwah di Pekalongan
Melihat banyaknya penduduk Hadramaut yang berbondong-bondong ke Indonesia, terlintas keinginan Habib Ahmad Sapuro Pekalongan melakukan hal yang sama. Waktu itu orang keturunan Arab ke Indonesia datang untuk berdagang.

Singkat cerita melalui perjalanan panjang berhari-hari mengarungi samudera, habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas tiba di Indonesia. Beliau langsung menuju ke Pekalongan dan menetap disana.

Bukan tanpa alasan beliau menentap di Pekalongan. Selain untuk berdagang, Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas juga merisaukan kondisi Pekalongan yang masih butuh pengembangan dan pembelajaran agama Islam.

Mula-mula Habib Ahmad Sapuro Pekalongan mengemban tugas untuk menjadi imam masjid Wakag yang berada di Kampung Arab (jalan Surabaya). Disana beliau memperluas masjid Wakaf agar lebih banyak memuat jamaah.
Di masjid Wakaf Gabib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas mengajarkan ilmu Al-Qur’an dan beberapa kitab. Serta memakmurkan masjid Wakaf dengan bacaan Ratib, Diba’i, Al-Barzanji, wirid dan hizib serta membaca kitab Shahih Bukhari.

Pada tahun 1913, atas inisiatif habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas, masjid diperluas lagi kapasitasnya. Setiap hari habib Ahmad memimpin jama’ah untuk membaca ratib
Berdakwah dengan Sikap Mulia

Dalam perjalanan dakwahnya di kota Pekalongan, habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas tak pernah merisaukan perihal dunia. Beliau hanya mementingkan kepentingan dakwah agar masyarakat menjadi lebih baik.
Tentu saja dengan membagikan ilmu dan pengalaman yang didapat selama pengembaraannya di Hadramaut dan kota Mekkah. Habib Ahmad Sapuro Pekalongan sangat disiplin mengamalkan ilmu agama.

Setiap detiknya, beliau habib Ahmad selalu berzikir kepada Allah SWT dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Untuk masalah agama, beliau habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas tak mentolerir jika hukum Allah dilanggar begitu saja.

Beliau wafat pada tahun 1347 Hijriyah (6 Januari 1929) dan dimakamkan di Sapuro, Kota Pekalongan.

Mengingat kontribusinya bagi dakwah Islam di Kota Pekalongan, maka setiap tahunnya umat Islam memperingatinya dalam acara haul yang dipusatkan di Makam Habib Ahmad Sapuro Kota Pekalongan.

Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad

Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad, adalah Wali Allah yang dilahirkan di kota Geidun, Hadramaut, pada tahun 1838 M.

Nasab lengkap beliau adalah: Al-Habib Muhammad bin Thohir bin Umar bin Abubakar bin Ali bin Alwi bin Abdullah (shahiburratib) Al-Haddad bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abubakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah SAW.

Sanad keturunan beliau termasuk suatu silsilah dzahabiyyah, sambung-menyambung dari ayah yang wali ke kakek wali, demikian seterusnya sampai bertemu dengan Rasulullah SAW.

Ayah beliau Al-Habib Thohir bin Umar Al-Haddad adalah seorang ulama besar di kota Geidun, Hadramaut. Al-Habib Thohir banyak membaca buku di bawah pengawasan dan bimbingan ayah dan kakek beliau, sehingga diberi ijazah oleh ayah dan kakeknya sebagai ahli hadist dan ahli tafsir.

Habib Muhammad bin Thohir sendiri adalah seorang yang wali min auliya illah yang sebelumnya banyak belajar dari kakeknya dan ulama hadramaut hingga dikenal sebagai ulama besar yang menjadi rujukan di zamannya.
Tidak hanya ayah dan beliau sendiri, putra-putranya pun harum namanya dengan pangkat kewalian yang masyhur yakni Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad (1299 H- 1373 H) yang dimakamkan di Kramat, Empang, Kota Bogor dan adiknya Al-Habib Husein bin Muhammad Al-Haddad (1302 H-1376 H) yang sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berdakwah di Tuban dan Jombang, Jawa Timur tetapi pada akhir umur, beliau dimakamkan di samping makam ayahandanya.

Dalam perjalanan hidupnya, Habib Muhammad juga sukses sebagai saudagar. Bila berkunjung ke suatu tempat, beliau membawa 40 pembantunya untuk memikul berbagai keperluan untuk menjamu penduduk kota,

“Bukan Habib Muhammad yang menjadi tamu, justru orang kota yang menjadi tamunya.” Ujar Habib Abdullah bin Hasan bin Husein Al-Haddad, cicit beliau.

Ketika berumur 47 tahun, beliau bersama dua anaknya berkunjung ke Indonesia. Selama 45 hari, beliau berdakwah dan berdagang di berbagai kota, namun kemudian jatuh sakit dan meninggal di kota Tegal pada 18 Rajab tahun 1885 M. Beliau dimakamkan di pemakaman Kauman, yang kelak disebut Makam Al-Haddad. Dua putranya, Habib Husein dan Habib Alwi, masing-masing meninggal di Jombang dan di Bogor.
– Habib Alwi Al-Haddad di makamkan di Kramat Empang Bogor.
– Habib Husin Al-Haddad di makamkan di Tegal.

Haul Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad pertama kali diselenggarakan oleh Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (1265 H-1337 H), Surabaya, Guru yang banyak membentuk karakter kedua putra Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad.

Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad merupakan salah seorang tokoh penting penyebar agama Islam di wilayah pesisir pantura, terutama Tegal dan sekitarnya. Sepanjang hidupnya, waktunya banyak dihabiskan untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat setempat. Hingga akhir hayatnya, Habib Muhammad bin Thohir al Hadad tinggal di Tegal dan dimakamkan di Desa Kraton, Kauman, Tegal Barat.

Untuk mengenang jasanya, setiap tanggal 15 Sya’ban tahun digelar peringatan Haul Habib Muhammad bin Thohir al Haddad. Ribuan orang memadati tempat acara haul berlangsung dan memanjatkan doa untuk Habib Muhammad bin Thohir al Haddad.
Sekian biografi singkat beliau berdua, semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari keduanya.Afdillah/red.

admin dalwaberita.com
Media Informasi dan Berita Terpercaya Seputar Ponpes Dalwa

Berikut Doa Nisyfu Sya’ban Ala Ponpes Dalwa

Previous article

Ikuti Salaf dalam Perayaan Malam Nishfu Sya’ban

Next article

Comments

Leave a reply